Eleventh

68 13 13
                                    

Aku akan tetap menjadi tempatmu berpulang
Disaat kau merasa hilang

-All I Have



🌈



Faldo menoleh dan mendapati

Friska.

"Eh, elu Fris," Faldo menepuk tempat kosong di rumput yang ia duduki sekarang, sebagai kode bahwa Friska dipersilahkan duduk(ciee nge-kode)

"Lu kok tumben sendiri? Kayak ABG lagi galau aja lu," Friska yang sudah duduk disamping Faldo,terkekeh.

"Hehe, lagi cari tempat menenangkan pikiran aja sih dari apa yang gue alami tadi," jawab Faldo.

Friska bingung.

"Lu baru ngalami apaan?" tanya Friska.

"Gue gak mau bawa lu kepermasalahan gue dengan cara curhat," jawab Faldo dan membuat Friska menghembuskan nafas.

"Asalkan itu buat lu lega, gue siap jadi tempat lu berpulang mencurahkan semua resah dalam hati lu disaat lu merasa hilang," ucap Friska sungguh sungguh.

"Yakin?" Friska menganggukkan kepalanya dengan semangat.

"Gini Fris, tadi gue kan mau ke cafe. Tapi, begitu gue masuk disuguhi dengan pemandangan yang bikin gue nyesek, Fris," Friska bingung.

"Mak..maksud lu?" Faldo menarik nafas.

"Gue lihat dan denger semua, Irham menyatakan cintanya ke Nanda dan Nanda menerimanya," Faldo menunduk frustasi.

Friska bingung dengan Nanda, karena ia tau bahwa Nanda melakukan itu deminya. Namun, bukan tugas Nanda untuk mengalah tetapi tugas Friska, bagi Friska.

"Gue cinta dan sayang banget sama Nanda, Fris," Faldo benar benar terlihat rapuh.

Mata Friska berkaca kaca, tetapi ia berusaha menahannya, jika sekali saja Friska berkedip maka air matanya juga akan jatuh.

"Lu sabar yaaa, gue yakin kalo emang Nanda emang ditakdirin buat lu, kalian bakalan bersatu. Percaya deh sama gue," Friska tersenyum tulus.

"Tapi gue sakit hati, Fris," Faldo melakukan sesuatu yang membuat Friska membeku, yaitu menyenderkan kepalanya pada bahu Friska.

"Gue gak mau kehilangan dia, Fris,"

Deg.

Friska benar benar ikut rapuh saat Faldo menangis.

Kalian ingat sebuah quotes yang mengatakan

Jika seorang laki laki menangis untuk seorang perempuan, maknanya perempuan itu benar benar berarti di hidupnya.

Friska mengelus bagian puncak rambut Faldo yang masih bersender dibahunya.

Tak berapa lama, sesuatu yang mengejutkan datang, Faldo memeluk Friska dari samping sambil menangis.

"Gue lemah ya?" Friska menggeleng.

"Lu itu bukan cowo lemah, tapi lembut," Friska tersenyum.

"Fris, bener lu cinta sama gue?" tanya Faldo yang membuat Friska membeku.

"Hmmmm...," Friska kebingungan.

"Jujur aja," Faldo masih memeluk Friska.

"Iya, Do," jawab Friska, akhirnya.

"Terus kenapa lu kuat liat gue cerita soal Nanda?" Friska tersenyum.

"Gue gak pernah kan nuntut lu buat balas cinta gue?" Faldo menggeleng.

All I HaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang