Thirteenth

62 14 0
                                    

Sosok sepertimu tidak pantas menjadi 'Tempat Pelarian', karena kau lebih pantas menjadi 'Alasan Berlari'

-All I Have




🌈




Senin kembali datang,

Semua siswa benar benar malas untuk berdiri, menghormat sang saka Merah Putih, mendengarkan guru berceloteh panjang yang hanya masuk kanan keluar kanan (bahkan tidak sempat masuk), melihat para penggerek bendera memamerkan aksinya, dan mendengarkan suara dari Paduan Suara yang sebenarnya B aja.

Tak terkecuali dengan Faldo, dia benar benar kepanasan. Pagi ini matahari entah mengapa dengan suka rela menjatuhkan panasnya untuk bumi tercinta.

"Gile, panas banget," Faldo mengipas ngipasi dirinya dengan tangan.

"Iyaa, Do. Anjir, panjang banget lagi doi ceramah," ujar teman Faldo, Sandy.

Disaat mereka sedang asik asiknya mengeluh, ternyata sepasang mata tertuju pada dua insan ini.

Sepasang mata milik.......... Guru BP tersayang.

Tatapan mata nan indah itu menandakan bahwa Faldo dan Sandy harus diam.

Mereka cengengesan, dan menunjukkan deretan giginya.

"Gara gara elu sih, anyink," Faldo yang tidak terima di salahkan langsung mencari pembelaan.

"Lah, kok gue? Gilss lu ya?" ucap Faldo dengan berbisik.

Saat dia menolehkan kepala ia menemukan Friska menatapnya seraya tersenyum manis. Faldo yang melihat senyuman itu ikut tersenyum.

"Lahh si anyink, kenapa lu? Kesambet guru BP?" Sandy melambai lambaikan tangannya di depan wajah Faldo.

Hingga Faldo tersadar," Apaan sih lu?".

"Yee, abisnya lu senyum senyum mulu kaya orang 'waras'," Faldo menepuk kepala Sandy.

Faldo kembali melihat ke arah Friska, Faldo malu ia mengusao tengkuknya.

"Ntar jam istirahat temuin gue ya, di taman sekolah?" ucap Friska berbisik.

Faldo yang masih bisa mendengarnya pun mengangguk.

"Friska cantik ya? Untuk gue ya, Do," ucapan Sandy sama artinya dengan dia mencari masalah dengan Faldo.

"Ehh.. lu bermasalah sama gue, kalo gitu. Gebet ae," Faldo memasang tampang mematikan.

"Yaelah, lu sama siapa dah? Nanda atau Friska?" Sandy bingung dengan otak Faldo.

"Gue mau move on dari Nanda ke Friska," Sandy terkekeh seakan akan meremehkan.

"Geblek!" Faldo menjitak kepala Sandy.

"Maksud lu apa?" Faldo emosi.

"Selawww, gini loh, cewe sebaik dan sebagus Friska mau lu jadiin tempat pelarian?? goblok!!!" ucap Sandy.

"Dia itu cewe berharga!" Sandy geram.

All I HaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang