Seoul, South Korea
Jungkook mengiggit kukunya yang tidak panjang namun tumpul itu. Kekhawatirannya bertambah ketika ia mulai memasuki rumahnya dan ibunya sudah menunggu tepat di depan pintu sembari melipatkan tangannya.
Jungkook meneguk salivanya berkali-kali, hingga membuatnya terlihat sangat gugup.
"Darimana?"
Jungkook terdiam sebentar, ia langsung melepaskan sepatu conversenya dan masuk ke ruang tamu tanpa membalas pertanyaan ibunya.
"Darimana saja?" Tanya ibu Jungkook untuk kedua kalinya.
"Jungkook lelah Eomma, akan ku jelaskan besok."
"Guru les mu bilang kau tidak masuk hari ini? Kau kemana saja?!" Ibunya tidak ingin mendengar satu katapun keluar dari mulut Jungkook jika itu bukan alasan dari pertanyaan ibunya.
Jungkook lagi-lagi meneguk air liurnya, keringat dingin mulai muncul.
"Itu-"
"Katakan!" Bentak ibunya Jungkook.
Jungkook hanya bisa menunduk menatap lantai putih bersih itu, sesekali ia memainkan kedua telunjuk tangannya untuk membuat dirinya tidak terlihat terlalu tegang.
"Jawab dan lihat Eomma!"
Akhirnya Jungkook mulai memberanikan dirinya untuk menatap mata ibunya yang kini terlihat jelas sangat marah dengannya.
"Jungkook pergi ke perpustakan kok, Eomma. Tadi karena terlalu asyik membaca, aku tertidur pulas disana. untung saja pengurus perpustakaan itu membangunkan ku." Ucap Jungkook. Ia tidak ragu mengatakan alasan itu, karena sudah sedari tadi ia menyiapakan alasan itu di dalam pikirannya.
Ibunya menatap kembali anaknya dengan pandangan tidak percaya, Jungkook hanya pasrah dan berharap ibunya mempercayakan alasan yang ia buat itu.
"Ah...begitu, anak ku..."
Lega.
Sangat lega.
Jungkook menghela nafasnya lega, ia daritadi berusaha untuk tidak bernafas. Rasanya sesak ketika ia berusaha untuk berbohong seperti ini kepada ibunya, sedangkan ibunya selalu mempercayai dirinya.
"Iya...Eomma... Jungkook–"
Ibunya memeluk badan besar yang tingginya sudah melebihi tinggi ibunya itu.
Jungkook semakin merasa bersalah ketika ibunya memeluknya erat seperti ini. Rasanya ia ingin berkata jujur, tapi ia takut ibunya akan marah dan semakin memperketat jadwal luangnya.
"Lain kali bilang, sayang. Ibu khawatir, ibu kira kamu kemana. Kamu harus belajar dengan benar, ingat nak kamu harus seperti Appa mu."
Sakit, hatinya sungguh sakit mendengar ibunya terus berkata ia harus seperti ayahnya itu. Ia Jungkook, Jeon Jungkook. Memang dirinya adalah anak dari tuan Jeon, alias ayahnya sendiri. Tapi bukan berarti dia harus seperti ayahnya bukan? Ia berusaha menjadi seperti yang ibunya katakan, tapi ia sudah muak. Lagipula yang ia lakukan sekarang ini, belajar–les–dan menatap buku-buku pelajaran yang sukses membuat matanya buram karena terlalu keseringan membaca buku itu, tapi hasil dari itupun tidak membuat dirinya puas, melainkan ibunya yang terus puas. Seakan-akan ia terus di kekang untuk selalu seperti ayahnya yang pintar, cerdas, kuat dan serba bisa.
Rasanya Jungkook ingin melawan itu semua dan berkata, 'Eomma.. Aku lelah... Aku ingin bebas... Aku ingin merasakan kehidupan ku, bukan kehidupan ayah ku.. Kapan kau mengerti diriku?'
Tapi ia terlalu sayang dengan Ibunya. Ia hanya memiliki satu-satunya keluarga, yaitu Ibunya. Ia tidak ingin membuat ibunya sakit, tidak ingin juga membuat ibunya kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian mereka! [✔]
FanfictionJeon Jungkook, Kim Taehyung dan Park Jimin sudah bersahabat dari sekolah dasar. Namun ketika mereka ingin menjalani sekolah menengah pertama, persahabatan mereka terhalang oleh ruang dan waktu. -- Jeon Jungkook, dia yang ingin merasakan masa-masa SM...