Park ; kegelisahan

2.4K 255 18
                                    

Busan, South Korea.

Jimin tengah melakukan pemanasan hampir selama 15 menit. Ia sendirian berada di ruang latihan, lagi-lagi ia selalu datang pertama untuk latihan. Bahkan gurunya saja kalah cepat dengan Jimin. Ia melatih kakinya dengan melentangkan kedua kakinya dan tangannya harus memegang jari-jari kedua kakinnya. Jimin sudah terbiasa dengan pemanasan segala macam bentuk dari pemanasan tersebut, jadi ia tidak terlalu kesusahan untuk melakukan pemanasan sendiri.

"Ini terlalu mudah, atau kakiku saja yang terlalu pendek hingga aku mudah menggapainya?" ucap Jimin heran dan masih melakukan pemanasan dikakinya.

Jimin akhirnya selesai untuk pemanasan hari ini. Bukannya ia tidak ingin melakukan pemanasan bersama teman-temannya nanti, tapi ia selalu datang lebih awal dan yang hanya bisa ia lakukan sembari menunggu guru dan teman-temannya adalah seperti ini.

Kriet

Tiba-tiba saja pintu latihan kelasnya terbuka dan Jimin tengah melihat teman-temannya yang berjumlah 6 orang itu sudah memasuki ruangan.

Mereka ber-enam itu selalu datang bersama dan pulang bersama. Dimata mereka Jimin adalah orang yang sok dalam melakukan segala hal, termasuk menari. Semua guru di Busan Art School sangat menyayangi murid seperti Park Jimin. Itu yang membuat temannya iri dengan Jimin.

Jimin selalu bisa melakukan tarian apapun tanpa terus ikut latihan dan bimbingan dari guru, oleh sebab itu jika Jimin sudah menguasai semua tariannya ia akan berdiam sambil bersender didinding dan menyimak gerakan temannya ketika latihan.

Jimin juga terkadang disuruh gurunya untuk melatih teman-temannya yang masih belum bisa dengan tariannya, atau yang masih belum bisa dikatakan sempurna.

Jimin melajarinya dengan benar, rinci, dan tegas tetapi dimata teman-temannya ia sok hebat dan suka mengatur-ngatur, padahal yang Jimin lakukan adalah berniat membantu teman-temannya untuk cepat bisa.

kesimpulan dari semuanya adalah, Jimin diam-diam dibenci oleh ke-enam temannya yang sudah ia anggap sebagai teman seperjuangan. Teman seperjuangan yang Jimin maksud adalah, ia dan ke-enam teman-temannya memiliki cita-cita yang sama dan impian yang sama.

Berada di panggung, menyanyi dan menari disana.

Jimin merasa heran, kenapa hanya dirinya saja, yang merasa jika dirinya paling kesepian dikelas? padahal enam temannya itu ada disampingnyakan?

Aneh jika Jimin tidak merasa dirinya paling kesepian...

Nyatanya ke-enam temannya itu tidak ada ketika ia mengalami kesusahan, hanya saja temannya selalu ada ketika dirinya tengah mengalami kesenangan yang luar biasa. Itu semacam mereka membutuhkan dan menemani Jimin ketika ada maunya, sedangkan Jimin selalu ada untuk mereka...

Jimin gelisah setiap memikirkan ke-enam temannya itu.

Dipikirannya ia berfikir apakah teman-temannya itu membenci dirinya atau sebaliknya? Kadang sifat teman-temannya itu yang membalas semua pertanyaan yang bersarang di kepala Jimin.

----

"Annyeong!" sapa Jimin kepada ke-enam temannya itu.

ke enam temannya itu ada, Minhyuk, Hyungseob, Taemin, JooHyuk, Jinyoung dan yang terakhir Daehwi. Mereka adalah teman sekelas Jimin, yang selalu sekelompok ketika ada tugas koreografi, vocal dan lain-lain, oleh sebab itu Jimin menganggap mereka teman seperjuangannya.

"Yo, Jim." balas Minhyuk sembari menaruh tas selempangannya ke lantai.

"Lagi-lagi kau datang awal, sudah selesai pemanasan huh?"

Impian mereka! [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang