Play lagu yang menurut kalian sedih mungkin akan cocok dengan part ini, bahkan aku membuatnya di tengah-tengah tugas yang menumpuk saat itu aku menyetel lagu ost yang menurutku sedih...aku terbawa suasana, tidak tahu dengan kalian ya.❣❣❣
Sydney, Australia.
"Apakah Taehyung sudah bangun?"
"Apakah anak itu sudah duduk menungguku dan memegang hpnya untuk bermain game?"
"Apakah anak itu sudah mandi?"
"Apakah anak itu sudah makan?"
"Dokter Rose....Daniel kesepian tanpa bocah itu."
Sakit sekali mendengar seorang laki-laki berpostur tinggi yang mempunyai bahu yang lebar itu terus menerus menampilkan wajah sedihnya. Tidak ada polesan senyum sedikitpun dibibir Daniel saat melihat temannya terbaring lemah di tempat tidur selama berhari-hari.
Dokter Rose juga merasakan hal yang sama, semua orang yang sangat mengenal Taehyung juga merasakan hal yang sama.
Anak sekuat dan setangguh Kim Taehyung juga mempunyai titik lemah.
Dokter Rose tidak tahu harus bersikap seperti apa, ia sedih melihat pasien yang sudah ia anggap seperti anaknya ini terbaring lemah.
Dokter Rose pamit dengan Ibu Taehyung, awalnya ia mengajak Daniel untuk keluar, namun anak itu tidak mau.
"Kim Taehyung, tidurlah sebentar ya, jangan lama-lama...Eomma rindu sayang, Hiks." Ucap Ibunya.
Ibunya sudah hampir 3 hari belakangan ini selalu berada disamping anaknya, memegang tangan anaknya dan terkadang mengelus kepala anaknya yang sekarang sudah tidak mempunyai satu helai rambut pun di kepalanya.
Ya, Taehyung koma. Tepatnya, Sudah 3 hari ini. Ayah dan Ibunya sungguh dilanda perasaan yang tidak bisa mereka percayai, tapi mau tidak mau mereka harus percaya....
Anaknya tidak selalu kuat dengan penyakitnya itu, dan sekaranglah semuanya sudah tidak bisa Taehyung sanggupi lagi.
Ibunya tidak kuat melihat Taehyung seperti ini, hati ibunya terlalu lemah...Tidak sanggup membayangkan betapa sakitnya yang diderita oleh anak satu-satunya yang ia sayangi ini.
Ibunya kerap memandang anaknya terbaring lemah, kerap juga suasana sepi selalu membuatnya teringat akan senyum dan tawa anaknya yang sangat tampan itu. Dan yang sekarang Ibunya lihat di depan matanya sendiri adalah anaknya yang terlihat pucat pasi dan biasanya juga Ibunya sangat senang sekali mendengar suara anaknya yang berisik tapi terkadang juga merasa terganggu karena terlalu berisik, dan sekarang yang bisa ibunya dengar 3 hari berturut-turut ini adalah....
Suara beep beep pada layar monitor yang berdiri di samping tempat tidur Taehyung.
Gelisah perasaan ibunya setiap kali mendengarkan suara itu. Tapi hanya itu yang membuat ibunya tahu bila anaknya masih bersamanya.
"Sayang, Eomma mau bercerita sesuatu hal loh, mau mendengarkannya?"
Ibunya mengangguk sendirian, Daniel tidak bisa menganggu percakapan mereka yang ia lakukan sekarang berdiri di samping pintu kamar inap ia terus memandangi wajah temannya itu.
"Eomma sudah tahu bagaimana reaksi kamu bila mendengarkan cerita ini, jadi jangan cerewet dan berteriak, dengarkan saja ya..."
Ibunya harus bisa menahan air matanya untuk tidak jatuh kali ini, bila jatuh maka suaranya juga akan ikut jatuh dengan suara yang serak.
"Daniel juga dengarkan ya?" ucap Ibu Taehyung sambil melirik Daniel dan langsung dibalas dengan anggukan Daniel.
"Mmm, Taehyung...Eomma membuka ponsel Taehyung dua hari yang lalu, maafkan Eomma tapi suara notif ponsel kamu membuat Eomma terganggu."
"Banyak sekali notif dari grup chat teman-teman mu di Seoul, sekitar 356 pesan. Wah pantas saja Taehyung selalu merasa senang setiap kali memegang ponsel ya? Eomma kira Taehyung senang karena bermain game saja, ternyata penyebab senyum dan tawa kamu dari teman-teman jauhmu ya..."
"Tentu saja Eomma malas sekali untuk membacanya dari atas iya kan? Jadi Eomma mengescrollnya langsung sampai akhir dan mendapati sebuah informasi yang entahlah apa itu membuat Taehyung senang atau sedih..."
"Kedua teman kamu, Jeon Jungkook dan Park Jimin akan bertemu untuk sekian lamanya ya...."
"Taehyung pasti cemburu, anak Eomma pasti juga pingin menyusulkan?"
"Pasti Taehyung akan berteriak dan berkata curang, membayangkannya saja membuat Eomma tertawa..."
Saat itu Ibunya berhenti sebentar untuk menghela nafas lalu Ibunya kembali melanjutkan dengan berdeham akibat suaranya yang semakin lama melemah karena terlalu menahan tangis.
"Ayo sayang bangun, Taehyung tidak lupa dengan ulang tahun Chim bukan? Bukannya Taehyung bilang ingin mengirim video mengharukan ke Chim agar anak itu menangis terharu karena mu..."
"Chim pasti sedih tidak mendapatkan ucapan konyol mu.."
"Sayang, Eomma takut..."
Daniel saat itu maju mendekati Ibu Taehyung berusaha menepuk punggungnya dengan cara itu Daniel menguatkannya. Tapi Daniel tahu, semakin ia melakukan hal itu semakin pula tangisan Ibu Taehyung keluar.
Ibu Taehyung memeluk Daniel saat itu, mengelus puncak rambutnya pelan dan Daniel kaget ketika Ibu Taehyung mencium pipinya.
"Mau kah Daniel membantu Taehyung?"
"Tentu, Daniel juga sudah bisa jalan loh aunty!"
"Nih, jadi Daniel bisa membantu Taehyung setiap saat..."
Daniel berjalan dengan menunjukan kakinya yang sudah terlihat baik-baik saja, ia memang mencoba membuktikan perkataannya.
"Mungkin, Taehyung sudah tidak bisa bertahan lagi menahan sakit yang ia derita saat ini...aku hanya bisa berharap dia bangun walaupun semua dokter mengatakan bahwa kemungkinan besar iru tidak..."
"Taehyung pasti akan bangun, dia anak yang kuat!" Ucap Daniel.
——-
Halo. Bagaimana, nge feel atau tidakkk?
Aku mau kasih tau, mungkin untuk part selanjutnya akan banyak part chatting, tidak apa apa kan?
karena aku akan memfokuskan jimin dan jungkook dan kemungkinan juga buat next part Taehyung bakal enggak ada untuk beberapa waktu tapi tentu ada nantinya tapi nanti loh ya, aku ngelakuin itu supaya kalian penasaran hahaha!
Jadi ending cerita ini akan tergantung ke aku nantinya.
Ika
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian mereka! [✔]
FanfictionJeon Jungkook, Kim Taehyung dan Park Jimin sudah bersahabat dari sekolah dasar. Namun ketika mereka ingin menjalani sekolah menengah pertama, persahabatan mereka terhalang oleh ruang dan waktu. -- Jeon Jungkook, dia yang ingin merasakan masa-masa SM...