Seoul, South Korea.Memulai Langkah yang baru,
Seperti menginjak pasir pantai yang sudah berpadu dengan air pantai yang asin, lalu mundur kebelakang dengan kedua kaki yang penuh luka sambil menjauhi kedua kaki dari air pantai itu. Walaupun kaki itu penuh luka dan tengah di terjang oleh air asin itu, walau perih–ia melupakan niatnya untuk mundur dan ingin terus maju kedepan merendam kaki itu kedalam air dan merasakan sensasi perih.
Langkah yang baru, walaupun kedepannya mungkin tidak selancar yang ia kira, terlebih lagi selalu merasa bersalah dengan kenangan yang sangat menyakitkan untuknya, dengan perasaan siap Jungkook yakin,
Ia bisa.
❣❣❣
"Jungkook-ah, sudah siap?"
Jungkook mengangguk siap.
Jungkook mulai menggunakan jas sekolahnya dibantu dengan ibunya yang menepuk-nepukan jasnya agar terlihat lebih siap.
Hari ini adalah hari dimana seluruh sekolah menengah atas di Korea mengadakan Ujian terakhir. Ujian yang menentukan masa depannya nanti.
Setelah Jungkook pamit dengan ibunya ia bergegas pergi ke sekolah dan saat sampai disekolah ia langsung saja dipertemukan oleh teman-temannya.
Mingyu dan Bambam merangkul Jungkook sambil memasuki kelas, saat itu mereka langsung duduk di tempatnya masing-masing dan mempersiapkan perlengkapan ujian.
Jungkook mencari suatu hal ditasnya ia mulai membongkar dan sekarang barang-barang miliknya berantakan disana sini.
Panik, Jungkook sangat panik karena sedari tadi ia belum menemukan kartu peserta ujiannya. Walaupun ia sudah siap dengan ujian tapi tanpa kartu peserta tentu saja ia tidak bisa ikut.
Mingyu menghampiri Jungkook dan sadar akan perilaku Jungkook.
"Ada apa?" Tanya Mingyu.
Jungkook menggeleng, "Tidak apa-apa, kembalilah ke kursi mu."
Karena saat itu Jungkook menjawabnya dengan santai maka Mingyu pun menganggapnya dengan santai pula seakan-akan Jungkook bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Sampai pada akhirnya guru pengawas sudah berada di kelas sambil membawa berkas soal yang masih terbungkus rapi di dalam amplop besar.
Jungkook meneguk salivanya gugup, mau tidak mau sebelum gurunya mulai membagikan soal ia pun menaikan tangan kanannya.
"Maaf, kartu ujian saya tertinggal." Ucap Jungkook sambil menunduk ke bawah.
Murid yang lain membulatkan matanya tidak percaya, oh ayolah siapapun mana mungkin tidak terkejut melihat seorang Jeon Jungkook murid pintar dikelas yang anggapannya teman sekelasnya bahwa tangan seorang Jeon Jungkook sudah gatal tak sabar ingin menjawab soal tersebut tiba-tiba dikejutkan dengan satu kesalahan yaitu, kecerobohan.
"Ckck, Jeon Jungkook..."
Guru itu tersenyum, entahlah maksudnya apa.
Jungkook menatap kedua temannya untuk meyakinkan mereka bahwa ia baik-baik saja, ya sejujurnya Jungkook khawatir.
Guru itu mendekati mejanya dan membanting berkas soal tersebut, tentu saja Jungkook terkejut tidak main saat itu juga ia langsung memegang dadanya untuk menetralkan detak jantung.
"Keluar dan selamat bertahan di kelas 3, Jeon Jungkook."
Satu kelas ricuh sekali.
"DIAM!"
Guru pengawas itu memang terkenal galak dipenjuru sekolah, guru yang tidak mengenal belas kasih biarpun dengan siswa kecintaan sekolah.
"Kepintaran mu tidak sebanding dengan keteledoran, pulang dan ambil kartu ujian..."
"Tentu saja, bila kau pulang dan mengambil kartu itu aku tidak mengizinkan kau melanjutkan ujian." Lanjut guru pengawas itu membuat bulu kuduk Jungkook berdiri, bukan hanya dia seluruh kelas dibuat merinding.
"Semua cepat duduk rapi, kita sudah melewatkan 10 menit sia-sia hanya karena keteledoran siswa."
Guru itu mulai membagikan kertas soal ujian tersebut masing-masing setiap meja paling depan.
Jungkook masih duduk diam, ikut membagikan soal kebelakang mejanya.
"Kenapa masih diam disana, Jeon Jungkook?" Tanya guru itu.
"Saya hanya membantu membagikan soal, setidaknya saya masih bertanggung jawab sebagai siswa yang sedang ujian disini." Ucap Jungkook.
Guru pengawas itu menggertakan giginya geram, sambil memainkan lehernya.
"Berani-beraninya?"
"Saya mengatakan hal benar, saya juga mengucapkannya dengan kata sopan." Ucap Jungkook tidak bisa berhenti menatap mata guru pengawas itu.
Guru pengawas itu semakin mendekat parahnya guru itu mengambil tas Jungkook dan melemparkannya ke depan.
"Keluar."
"Saya tidak mau."
"Tsk, KELUAR!"
Baiklah, Jeon Jungkook mengalah lantaran melihat teman-temannya mulai risih dengan keadaan sekarang.
Jungkook dengan langkah yang berat mengambil tasnya di depan.
"Jeon Jungkook, sumpahku kepadamu manjur bukan?"
Seseorang yang berdiri di depan pintu kelas sambil memasang senyum lebar hingga mata seseorang itu tidak terlihat bahkan hanya garis matanya saja yang terlihat dimata Jungkook.
Seseorang itu memperlihatkan kartu ujian Jungkook dengan cara mengipas-ngipaskannya.
"Jimin!"
"Tangkap ini bocah teledor!"
Jungkook menangkap kartu ujiannya dan tersenyum kearah Jimin.
"Terimakasih!"
Jimin membuat gestur dengan tangannya pertanda ia ingin pergi dan ingin menunggu Jungkook untuk segera bertemu dan berbicara dengannya.
——
Alhamdulillah ya ldr jungkook dan jimin udah berakhir hahaha!!
Ika
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian mereka! [✔]
FanfictionJeon Jungkook, Kim Taehyung dan Park Jimin sudah bersahabat dari sekolah dasar. Namun ketika mereka ingin menjalani sekolah menengah pertama, persahabatan mereka terhalang oleh ruang dan waktu. -- Jeon Jungkook, dia yang ingin merasakan masa-masa SM...