Marc berbaring di kasurnya. Beberapa kali dirinya mengerjabkan matanya agar bisa tidur dengan cepat.
Tapi tak bisa...
Ia memikirkan sesuatu...
Memikirkan Madeline...Dia meminta uang sebanyak itu untuk melunasi tunggakannya di sekolah?
Marc berpikir sejenak tentang Madeline. Gadis itu sangat keterlaluan, meminta uang untuk melunasi semua tunggakannya. Tapi, Marc juga merasa lega jika uang itu untuk membayar biaya sekolahnya. Tidak untuk yang lain.
Tapi tetap saja itu pemerasan. Mengingatnya Marc ingin menghajarnya jika Madeline bukan perempuan. Kejam? Itulah aslinya...
Jika ayahnya tadi tidak menerima telepon, dan tidak pergi, mungkin masih banyak pertanyaan yang akan Marc tanyakan pada ayahnya. Dan apa alasan ayahnya mempertahankan Madeline tetap sekolah di sana?
Kenapa??
Drrrrrrrttt.... drrrtttttt...
Ponsel Marc bergetar dan itu dapat menghentikan otaknya yang sedang memikirkan Madeline.
Pesan masuk dari SNOT GIRL. Marc menamai kontaknya dengan sebutan itu.
Marc sedikit terkejut.
"Madeline? Mau apa dia?"
Ia langsung membuka pesan itu. Satu alisnya menukik naik saat membaca pesan dari Madeline
Snot girl: besok datang lah lebih awal. Aku ada mata pelajaran matematika di jam pertamaku!
Marc: no...!
Snot girl: ayolah... aku mohon!
Marc: aku akan tidur!
Snot girl: aku akan mengganggumu sebelum kau mengatakan IYA.
Marc: ancaman lagi, hah?
Snot girl: no... aku memohon...
Marc: jam 8.
Snot girl: pleaseee... jam 7!
Marc: what? Are you kidding me? Aku masih bergumul dengan gulingku...
Snot girl: please... jam 7...
Marc: fuck! Baik... baik!aku akan menjemputmu jam 7.
Snot girl: thank's.
Marc: berhenti mengirimiku pesan!
Dan iya...
Marc tak mendapatkan balasan lagi dari gadis itu. Bagus... Itu yang diharapakan Marc.Tapi laki-laki itu menggerutu terus-menerus. Ia masih tidak terima dengan nasib yang bisa menghancurkannya.
"Sampai kapan ini akan terjadi?"
Marc mengacak-acak rambutnya dengan kasar. Lagi-lagi gadis itu memerintahnya dengan seenaknya.*****
Tepat jam 7, hanya kurang 10 menit saja Marc akan sampai di rumah Madeline. Saat ia menyetir, tak henti-hentinya dirinya mengatai gadis itu. Itu karena dirinya merasa kesal sekali... sangat!!!"Fuck!
Gadis ingusan! Gadis aneh! Suatu hari aku akan membalasmu!"Tak lama kemudian, Marc melihat Madeline sudah menunggu di depan rumahnya. Jika Marc mau, ia akan menabraknya sekarang juga.
Tidak... itu sangat kejam sekali! Marc tidak benar-benar melakukannya. Itu terjadi hanya di pikirannya saja.
Mobil Marc sudah berhenti di depan Madeline. Gadis itu masuk lalu mendaratkan bokongnya di kursi samping kemudi. Ia nampak tergesa-gesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Follow Me(Marc Marquez & Madeline Carroll)
Fanfiction18+ Dibutuhkan pembaca yang bisa menyingkapi dengan dewasa. Dan lupakan dulu Marc Marquez seorang pembalap. Marc di sini masih SMA. Semuanya berawal dari ancaman kampungan yang membuat mereka menjadi lebih dekat. Yang sebelumnya saling membenci dan...