Marc mengepalkan tangannya. Berulang kali ia mengusap wajahnya dengan kasar.
"Fuck...!"
Alex hanya mengamati teman senegaranya yang bersikap aneh setelah selesai menelepon. Terlihat sekali Marc sangat emosi dan kebingungan.
"Ada apa dengan mu? Biarkan saja gadis itu bersama Fred. Apa yang salah?" Alex menatap Marc dengan santainya dan masih menempelkan bokongnya di kursi panjang pinggir lapangan.
Marc melempar pandangannya dengan kasar. Urat-urat di lehernya sudah mengeras dan membuatnya timbul di permukaan kulitnya.
"Itu tidak benar! Fred akan menjadikan Made korbannya!" Bentak Marc.
Ada sesuatu yang tak dimengerti Alex, Alex hanya melongo dengan tatapan mata yang sayup.
"Whoa... sejak kapan kau memperdulikan gadis bodoh yang menjadi korbannya?"
Marc memutar matanya dengan cepat. Ia mengerti apa maksud pertanyaan dari Alex. Alex berpikir, bahwa temannya itu menaruh perhatian kepada Madeline, dan itu berarti temannya mulai menyukai Madeline. Mungkin...
"Singkirkan pikiran itu dari otakmu, atau sekarang juga aku akan menendang bokongmu!"
"Oh... ayolah, Marc. Biarkan saja Fred dengan gadis yang selama ini memanfaatkan mu itu!"
"Masalahnya bukan seperti itu. Kau harus tau, bajingan sialan itu mendekati Made karena dia melihat ku dan Made sering bersama. Dan saat di toilet, bajingan sialan itu berani bertaruh padaku, akan mendapatkan Made dengan cara apa pun! Dia mengira kalau aku melakukan pendekatan dengan salah satu penggemar bodohnya."
"A-apa maksudmu Fred mengajakmu bersaing untuk--"
"Ya...
Dan maka dari itu aku menghajarnya saat itu."Alex diam sejenak, mencoba mencerna semua apa yang baru saja dikatakan oleh Marc padanya. Dan beberapa detik, Alex membuka mulutnya.
"Kau tau apa yang ada di pikiranku, Marc?"
"Apa lagi, hah? Kalau itu hanya berupa pikiran idiotmu saja, aku sarankan agar kau tak mengatakannya." Marc sudah mengepalkan tangannya untuk Alex.
"Kau hanya berlebihan!! Itu bukan urusanmu." Alex mengelus pundak Marc berulangkali.
Marc melirik tangan tangan Alex yang sok memberi nasehat. Lalu ia menyingkirkan tangan Alex dari pundaknya.
"Aku hanya merasa bersalah padanya jika Fred berhasil menidurunya..."
"Baiklah...
Aku akan membantumu jika kau perlu."Marc mengalihkan pandangannya pada Alex. Matanya berbinar dan itu nampak berlebihan--sangat.
"Kau serius?"I'm seriously."
"Baik... aku juga ingin kau membantu."
"Tentu..."
Masih duduk bersama. Mereka menghabiskan waktu istirahat mereka hanya untuk membicarakan tentang Madeline, agar apa yang Fred rencanakan semuanya gagal. Selain Alex, sebenarnya Marc masih mempunyai banyak teman di sana, ada Josh, Sam, dan Tobbie. Tapi karena Alex berasal dari Spanyol sama sepertinya, Marc lebih dekat dengannya dan lebih cocok membicarakan sesuatu yang lebih pribadi padanya.
Kriiiiiiiiiinngggggg.....
Bel pulang berbunyi. Hal pertama yang ingin Marc lakukan adalah, segera berlari meninggalkan kelas dan keluar untuk menemui gadis itu. Karena Marc ingin berbicara dengannya agar gadis itu tak perlu menerima ajakan dari Fred.
KAMU SEDANG MEMBACA
Follow Me(Marc Marquez & Madeline Carroll)
Fanfiction18+ Dibutuhkan pembaca yang bisa menyingkapi dengan dewasa. Dan lupakan dulu Marc Marquez seorang pembalap. Marc di sini masih SMA. Semuanya berawal dari ancaman kampungan yang membuat mereka menjadi lebih dekat. Yang sebelumnya saling membenci dan...