Chapt 3

682 52 77
                                    

Madeline berdiri di halte bus. Tidak menunggu bus sekolah seperti biasanya, tapi ia menunggu seseorang.

Marc Marquez...

Sedan hitam itu berhenti tepat di depan Madeline. Lalu ia keluar dari mobil dan langsung menemui mata cokelat menyala milik gadis itu.

"Kau lama sekali!" Protes Madeline sebal. Ini adalah pertemuan kedua kalinya setelah kejadian kemarin di toilet.

"Aku harus mengambilnya secara diam-diam. Dan itu membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengambil uang sebanyak itu dari brangkas ayahku." Marah rasanya ketika Marc bertemu dengan gadis itu lagi.

Perjanjian kemarin terpaksa ia setujui karena dengan sengaja Madeline mengancamnya. Dan jika ia menolak, maka nama baik ayahnya yang akan menjadi taruhannya. Habis lah Marc...

Dan harus diketahui, Marc Marquez selama ini menjadikan image dirinya sebagai anak yang baik, manis, dan pintar di sekolah di depan guru-guru di sana, terutama di depan ayahnya. Tidak banyak yang mengetahui kalau sebenarnya dia adalah BAD BOY.
Dan selama itu juga, itu berjalan dengan baik sebelum ia bertemu dengan Madeline. Sialll...

"Ini..." Marc memberikan amplop cokelat yang berisi uang kepada Madeline.

Bibir merah muda itu merekah ketika dirinya melihat amplop cokelat diberikan padanya. Itu seperti anak kecil yang dibelikan sebungkus permen cokelat.

"Ini banyak sekali...." ungkap kebahagiaan Madeline.

Marc memutar bola matanya dengan malas.

"Aku sudah selesai! Aku sudah mengikuti apa kemauanmu!! Sekarang.hapus.video.itu!!!" Marc memberikan penekanan di setiap kata. Ia sudah tak tahan, ingin pergi dan mengakhiri semua dengan gadis di depannya.

"Apa?
Selesai?
Hahaha... tidak semudah itu, Mr. Marquez! Aku masih belum selesai denganmu." Madeline menyeringai licik. Sekarang ia sudah terlihat lihai untuk memeras laki-laki di depannya.

Marc mengkerutkan matanya. Ia tidak mengerti apa maksud gadis itu.

"Kau mengancamku lagi?" Mata Marc membulat sempurna.

Madeline mengambil nafas dalam-dalam.

"Menurutmu?" Gadis itu memang sangat licik.

"Kau gila!"

"Mungkin...
Kau harus mengikuti apa mauku!" Ucap Madeline santai.

Marc mendengus kasar.
"Baik, hmmm...?" Marc sampai belum mengetahui siapa gadis yang ia temui sekarang.  Sedangkan Madeline hanya menunggu dengan santai apa yang akan dikatakan oleh laki-laki itu.

"Persetan siapa namamu!
Tapi aku baru saja memberimu uang yang jumlahnya tidak sedikit. Dan sekarang apa lagi yang kau inginkan?"

Baru sekarang Marc mengalami tekanan dalam hidupnya. Dan itu membuatnya muak, geram, dan marah. Belum lagi jika Julia mengetahui anaknya secara diam-diam mengambil uang dari brangkasnya.

"Tenang saja. Aku tidak minta uang dari mu. Tapi aku tidak menjamin jika aku tidak memintanya lagi.''

"Gadis ingusan!" Marc mendengus kasar.

Madeline tiba-tiba melangkahkan kakinya dengan santai mendekati mobil laki-laki itu. Ia membuka pintunya lalu dengan santainya juga ia mendaratkan bokongnya di jok depan.

"Apa yang kau lakukan? Turun dari mobilku!"

Demi apapun itu, Madeline membuat Marc benar-benar muak. Ia sangat menyesal bisa bertemu dengan gadis seperti Madeline.

Follow Me(Marc Marquez & Madeline Carroll)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang