Madeline berjalan cepat menuju kelasnya. Ia terlambat. Dan itu gara-gara Marc. Bisa dibayangkan, mereka melakukan itu berulang kali untuk hari pertamanya.
"Oh... shit!"
Madeline kesakitan. Nyeri--perih. Dan itu pada selangkangannya. Ia berusaha berjalan secepat mungkin dengan sebisanya.
"Aku tidak ingin lagi... aku tidak ingin lagi..." Gerutu Madeline di sepanjang langkahnya.
"Dia sakit... dia punya kelainan jiwa..."
Gadis itu terus menggerutu.
.
.
.
.
.
Di kelas, ia sama sekali tidak menepatkan otaknya pada pelajarannya. Ia terus melamun dan membayangkan apa yang ia lalui semalam."Sssshhh..." Ia mendesis. Ia membayangkan saat Marc memainkan dirinya dengan begitu mudah.
"Kau sakit?" Salah satu temannya yang duduk di sebelahnya ternyata mengamatinya.
"Ti--tidak..." Sanggah Madeline.
"Kau sakit..." Temannya tetap pada pernyataannya.
"Tidak..." Madeline membulatkan matanya.
"Iyaaaa..." Temannya keras kepala.
Whatever...
.
.
.
.
.
.
Di taman...Dukkk...
Madeline tidak fokus. Ia menabrak tiang lampu yang tepat berada di depannya. Karena apa? Karena Marc. Marc berada di kursi para anak populer berkumpul. Gadis itu terus mengamatinya sampai ia menabrak tiang lampu.
Bisa dikatakan, 'Madeline Ceroboh' sudah datang kembali.
"Auuuww...
Fuck!" Madeline kesakitan. Ia memegangi kening lebarnya yang memar karena benturan itu."Hahahaha..." Dan ia jadi bahan tertawaan. Termasuk teman-teman Marc.
"Holy crap!" Madeline terlihat sebal dengan tiang lampu itu.
"Siapa yang memasang tiang ini di sini? Terkutuklah kau pembuat bangunan ini!" Gerutunya saat dirinya kembali berjalan.
Sedangkan di kubu Marc...
"Apa gadis itu selalu seperti itu?" Tanya Alex pada Marc."Aku tidak tahu..."
.
.
.
.
.
.
.
Di perpustakaan...Madeline membaca buku tentang 'seks'. Dirinya sudah mendapatkan tempat duduk yang sekiranya aman untuknya, yaitu di bangku paling belakang dan di pojok sendiri.
Madeline terus memfokuskan matanya pada setiap kata yang tertulis di buku. Ia membaca dengan seksama dan berusaha untuk memahami.
Ia sama sekali tidak menganggap semua orang yang ada di sana. Yang ia sadari adalah dirinya sekarang duduk di paling belakang dan paling pojok, yang aman yang mungkin tidak ada murid yang ada di sana bersamanya.
"Seks?"
Lagi-lagi karena terlalu fokus membaca gadis itu tidak mengetahui ada murid yang telah duduk di sampingnya.
Dan itu membuatnya menoleh dan mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar."Buku yang bagus, hah?" Seseorang tersenyum miring kepadanya. Jelas-jelas itu sarkas untuknya.
Madeline mengerjab berulang kali. "Ow... ow... apa? Ini? Ini hanya kebetulan. Yeah... kebetulan..." Madeline gelagapan. Ia mencoba menyembunyikan buku yang dibacanya di balik tangannya. Apalagi yang memergokinya itu murid laki-laki asing yang belum pernah ia jumpai. Asing???
"Memojok?
Aku juga suka di tempat yang paling pojok dan belakang." Laki-laki itu tersenyum miring lagi. Dia menyindir lagi."Apa kau juga membaca buku tentang seks?" Madeline menegakan punggunya. Ia memelototkan matanya di depan laki-laki itu dan berkata dengan nada mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Follow Me(Marc Marquez & Madeline Carroll)
Fanfiction18+ Dibutuhkan pembaca yang bisa menyingkapi dengan dewasa. Dan lupakan dulu Marc Marquez seorang pembalap. Marc di sini masih SMA. Semuanya berawal dari ancaman kampungan yang membuat mereka menjadi lebih dekat. Yang sebelumnya saling membenci dan...