Madeline merasa ada yang tidak beres dalam dirinya. Ia merasa pikirannya selalu diusik dengan gambaran-gambaran laki-laki yang berasal dari negeri Matador itu.
"Apa yang terjadi padaku? Apa yang terjadi padaku?" Guman Madeline tak percaya yang berjalan keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk. Ia berusaha menepis semua pikiran tentang Marc. Ia tidak ingin Marc mulai mengambil alih kewarasannya. Yeah, kewarasannya... berarti Madeline mendekati gila.
Madeline cepat-cepat memakai kaus longgarnya untuk ia pakai saat tidur. Lalu ia merangkak naik ke atas ranjang dan berbaring dengan menatap langit-langit kamarnya. Ia masih terjaga---ia tidak bisa tidur.
Dicobanya lagi sampai berulang kali untuk menutup matanya, tapi tetap tidak bisa. Madeline masih dibayang-bayangi wajah Marc. Madeline mulai gila.
"Aahhhh...
Fuck!!!" Teriak Madeline frustrasi dengan kaki yang ia hentak-hentakan di atas kasur.*****
Ke esokan harinya, Madeline berangkat sekolah dan satu mobil dengan Marc. Susah payah ia alihakan pandangannya agar matanya tidak melirik ke arah laki-laki itu.Ia hanya diam dan terus menatap ke luar jendela. Marc yang peka, merasa ada yang aneh pada gadis di sampingnya.
"Kau belum sarapan?" Duga Marc. Ia menoleh sekilas ke arah Madeline lalu beralih pada jalanan.
Madeline yang dari tadi hanya melihat ke luar jendela, sekarang ia beralih pada Marc.
"La-lapar? Tidak..." Ia gugup. Ia sedikit kaget.
"Kau punya masalah?"
"Tidak..."
"Kau dihukum?"
"Tidak..."
"Lalu apa?" Marc penasaran.
"Hmmm...--"
"Kau gadis aneh..." Matanya tetap fokus pada jalanan.
Madeline hanya diam. Pada akhirnya ia hanya bisa diam tanpa menjawab pertanyaan dari laki-laki di sampingnya. Tidak mungkin ia harus mengatakan jika dirinya ingin menghindari laki-laki itu dengan alasan Marc sangat mengganggunya--mengganggu pikirannya.
.
.
.
.
.
.
Di kelas, Madeline mendapat mata pelajaran sejarah. Seperti yang sering dilakukannya sekarang. Ia suka melamun.Melamun menjadi hobinya sekarang.
"Nn. Carroll..." itu Mrs. Smith. Selain pikirannya, telinganya juga dipenuhi--disumpali dengan Marc, si 'kelinci' sehingga ia tidak mendengar panggilan dari Mrs. Smith.
"Nn. Carroll..." Mrs. Smith masih berusaha membuyarkan lamunan gadis itu. Tapi Madeline masih asyik dengan dunia melamunnya. Hingga ada sekepal kertas melayang tepat di kepala Madeline. Itu lemparan dari salah satu temannya. Dan itu ternyata ampuh untuk mengembalikan kesadaran gadis itu.
Madeline menjingkat dengan memasang wajah murka, ia langsung berdiri.
"Siapa yang---"
Madeline beru menyadari semua mata mengarah ke arahnya. Termasuk Mrs. Smith.
"Oopss..." Lirih Madeline. Ia kembali duduk dengan menahan malu. Ia hanya bisa menyengir dan menggaruk kepalanya.
"Seharusnya aku memakai cara itu untuk menyadarkanmu." Sindir Mrs. Smith.
Dan semua murid tergelak, menertawakan Madeline.
"Maaf..." Madeline kembali duduk.
Dan sekali lagi, semua murid tergelak.
.
.
.
.
.
.
.
Kejadian memalukan. Madeline tidak pernah sebelumnya seperti sekarang. Ia selalu baik-baik saja sebelum bertemu dengan Marc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Follow Me(Marc Marquez & Madeline Carroll)
Fanfiction18+ Dibutuhkan pembaca yang bisa menyingkapi dengan dewasa. Dan lupakan dulu Marc Marquez seorang pembalap. Marc di sini masih SMA. Semuanya berawal dari ancaman kampungan yang membuat mereka menjadi lebih dekat. Yang sebelumnya saling membenci dan...