Chapt 11

502 34 47
                                    

Sorry banget udah ganggu notifnya.
ini watty agak konslet, dari tadi publis tapi yang muncul cuma seuprit... maaf bangat...

Selamat membaca...

Madeline berjalan menuju loker. Ia berjalan menyusuri lorong-lorong sekolah. Sesekali ada seorang murid yang menyapanya.

"Hai, Madeline..."

Tanpa menoleh, gadis itu hanya mengangkat tangannya untuk balasan sapaan. Terus berjalan dan sampai di depan lokernya. Membuka dan mengambil buku yang ia butuhkan untuk kelas hari ini. Lalu ia menutup, dan tak lupa mengunci lokernya. Membalikan badan, dan ia langsung di sapa mata biru yang menyala.

Madeline memutar matanya. Ia sama sekali tidak terkejut dengan kedatangan Anna yang sekarang tepat berada di depan wajahnya. Seperti biasa, Anna selalu bersama ke dua temannya, lebih tepatnya anak buahnya, karena kemana Anna pergi, mereka selalu mengikuti. Tidak hanya itu, apa yang Anna perintahkan, mereka selalu menuruti--semua. Mereka, Ruby dan Kelly.

"Whoa... aku terkejut!" Kata Madeline yang tak sesuai dengan raut wajahnya. Ia tersenyum lebar nampak mencemooh.
Anna tak kalah, ia tersenyum miring dengan gaya sok penguasa.

"Jauhi Marc!"

Madeline tergelak.
"Kau pikir aku peduli?"

Anna masih bisa mengontrol  emosinya. Ia berusaha setenang mungkin.
"Aku juga tidak peduli kau peduli atau tidak. Tapi kau harus menjauhi Marc." Anna berbicara dengan nada ancaman.

"Oh... aku takut sekali..." Madeline merengek ketakutan. Sejurus kemudian wajahnya berubah menjadi serius.

"Tapi itu hanya dalam mimpimu!" Madeline berlalu meninggalkan Anna dengan sengaja menyenggol lengannya. Ia terus berjalan tanpa menoleh lagi ke arah gadis yang baru saja mengancamnya.

"Kau diremehkan, Anna." Kata salah satu temannya, Ruby.

"Kalian pikir aku akan membiarkannya? Tidak! Aku akan buat perhitungan dengannya." Suara Anna terlihat meyakinkan. Ia masih tidak terima dengan sikap 'membangkang' Madeline. Mengingat tidak ada murid perempuan yang seberani Madeline kepadanya.

"Tentu...
Kau harus membuat citra mu kembali membaik. Kau telah dipermalukan." Kelly menambahkan. Dan itu membuat Anna semakin menggebu-gebu untuk membuat perhitungan dengan Madeline.

Madeline berada di dalam kelas. Kali ini ia mendapatkan mata pelajaran Biologi. Semuanya sama sekali tidak ada yang masuk ke dalam otaknya. Otaknya tak bisa menampung pelajaran, jika otaknya masih memikirkan tentang dirinya--tentang kejadian di pesta. Ia masih tak menyangka semua itu bisa terjadi pada dirinya. Dan terlebih, yang membuatnya tak menyangka lagi, Fred, laki-laki yang ia idamkan berbuat hal yang sangat menjijikan kepadanya.

Madeline menggeleng cepat. Segera ia memulihkan pikirannya untuk tidak memikirkan kejadian semalam yang menimpanya. Karena itu sangat menyakitkan  apa bila ia berhasil mengingatnya dengan jelas.

*****

Kriiiinnngggg....

Semua murid keluar, jam sekolah telah habis. Marc dan Alex berjalan beriringan menuju tempat parkir. Yah, selama Marc belum diperbolehkan membawa mobilnya sendiri oleh Roser, ibunya, Alex yang akan terus di repotkan.

Langkah keduanya berhenti di 10 meter  dari mobilnya, ketika gadis berambut coklat dengan kupluk hitam berdiri di dekat mobil milik Alex.

"Whoa... gadis itu akan menyusahkanmu lagi, Marc." Ingat Alex.

Marc mendengus kesal. Tanpa menjawab Alex terlebih dahulu, Marc melangkah dengan cepat menghampiri gadis itu.

Mata hitam Marc bertemu dengan mata coklat yang dengan santai menatap Marc. Dan gadis itu juga melempar senyum serta sapaannya.

Follow Me(Marc Marquez & Madeline Carroll)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang