Chapt 14

522 37 64
                                    

"F-Fred?"

Sungguh, aku ketakutan setengah mati. Dia sungguh-sungguh dengan perkataannya yang berbau ancaman kepadaku.
Apa yang harus aku lakukan?

Ingin sekali rasanya aku meninju wajahnya sekuat tenagaku. Lalu dia terjatuh karena kesakitan. Setelah itu, ku injak-injak tubuhnya sampai dia tidak berdaya.
Tapi tidak, itu hanya terjadi dipikiranku saja. Keberanianku menciut di depan lima orang itu, dan entah apa yang akan mereka lakukan padaku.

Fred si bajingan, sialan, biadab, dan brengsek ini semakin mencengkeram lenganku kuat-kuat. Sakit...
Tapi aku hanya bisa meringis menahan kesakitan bercampur ketakutan.

Oh Tuhan...
Berharap seperti di film superhero, ada seorang pria berbaju ketat dengan topeng seperti Andrew Garfield datang menyelamatkan ku dengan heroik. Tapi ku ingatkan lagi pada otakku, 'ini bukan di film, ini kenyataan'. Iya, aku harus menerima jika ini mememang kenyaataan.

"Kau sudah mempermalukanku! Dan kini giliranku untuk mempermalukanmu." Dia menyeringai. Sedangkan aku? Aku hanya bisa pasrah karena ketakutan.

Dia lebih mendekatkan wajahnya padaku. Dengan sangat yakin, ini sama sekali tidak baik bagiku. Ku dapati seringaian licik di bibirnya.

"Haaaaa....." Niat berteriak, tapi suaraku malah melemah di akhir suaraku. Itu seperti rintihan...

Apa yang harus aku lakukan? Aku butuh spiderman...

Ku paksakan mataku tertutup rapat sehingga menimbulkan kerutan di sekitar mataku. Aku sudah sesak nafas dan jantungku seperti berhenti bekerja. Secara bersamaan, aku merasakan lemas di kaki ku dan rasa takut mengelilingiku. Baiklah... aku percaya pada Tuhan. Dia tidak akan membiarkan gadis selemah diriku terjebak di segerombolan pecundang.

Ku katupkan mulut ku rapat-rapat saat aku tau apa yang akan dilakukan laki-laki keparat ini selanjutnya. Dia memaksaku dengan kasar untuk membuka mulutku. Aku meronta tidak berdaya, karena si keparat ini mencengkeram kuat tanganku dan memaksa mulut ku terbuka dengan mulutnya. Tak ku sadari terasa hangat di pipiku. Aku menangis...  aku meronta... aku minta ampun... aku tak berdaya...
Yang ku dengar hanya cekakakan dari teman si keparat ini.

"Hahahahaha..."

Ku kutuk kalian semua...

Bughhh....

Ku buka mata ku karena kaget. Si keparat menjauh dari ku, dan ku lihat dia sudah ambruk di bawah.

Tubuh Fred ditindih. Dia dipukuli dengan seorang lelaki tanpa baju ketat dan tanpa topeng menutupi wajahnya. Dia seorang Marc, MARC MARQUEZ... dia menjadi Andrew Garfield ku malam ini.

Terlambat...

Tapi tidak masalah... dia sudah datang dan menjadi penyelamatku.

Aku masih bingung dengan apa yang ku lihat di depanku. Marc memukul wajah si keparat dengan membabi buta. Dia memukulnya penuh dengan dendam. Tapi dari belakang, seorang dari gerombolan keparat menarik badan Marc dengan kasar agar menjauh dari Fred. Tapi Marc, yang kini menjadi Andrew Garfield ku berhasil menyikut perutnya dengan kuat, sehingga keparat itu membungkukkan badannya menahan sakit.

Rasakan...

Aku berjalan dengan tertatih ke pinggir, mencoba mencari pertolongan. Tapi di sini benar-benar sepi. Sebisanya, diriku berteriak sekencang mungkin. Berharap ada seseorang yang membantu ku dan Marc.

"Tolong... tolong..." aku berteriak. Tapi ini percuma, tidak ada orang sama sekali.

"Tolong... tolong kami..."
Aku menangis. Tak tahan saat Marc mulai di sudutkan.

Follow Me(Marc Marquez & Madeline Carroll)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang