Chapt 2

871 55 37
                                    

Semua mata ketiganya saling menatap. Madeline yang merasa terpojok, ia hanya bisa berjalan mundur dan ingin segera pergi meninggalkan mereka. Tapi sial, ia tidak bisa pergi kemana-mana saat tangannya di cengkeram kuat oleh Marc.

Iya, Marc Marquez. Siapa yang tidak kenal dirinya. Salah satu murid populer dan tertampan di sekolahannya. Apa lagi ia adalah anak kepala sekolah, yang terkenal killer dan disiplin. Dan semua itu keterbalikan dari anaknya. Dan Madeline baru mengetahuinya sekarang.

"Mau kemana kau?"

"Auuuuw...
Kau menyakitiku!"
Mereka saling menatap tajam.

"Aku mengenalmu."
Perempuan itu membuka suara. Tapi Madeline juga sangat mengenalinya.

Bagaimana tidak...
Madeline secara diam-diam menjadi pembenci sejatinya. Terlihat berlebihan? Tidak...
Karena perempuan itu adalah murid perempuan yang sok cantik walaupun ia memang sangat cantik. Tapi yang membuat Madeline sangat membencinya karena perempuan itu selalu menggoda murid laki-laki yang sangat tampan menurutnya, dan yang selama ini menjadi incarannya. Yaitu Freddie Highmore, seniornya.

Dan nama perempuan penggoda itu adalah Anna Sophiarobb. Ia seniornya. Sama seperti Marc, ia juga seniornya.

"Kau anak yang selalu mengikuti Fred kan?"

Iiiuuuhhh... Sial!!!
Tapi itu benar...

Setiap kali Madeline secara terang-terangan mengejar Fred, sinornya. Bahkan sudah berulangkali ia mempermalukan dirinya saat bertemu dengan Fred. Ia sampai menabrak tiang lampu saat berjalan tanpa memperhatikan jalan, karena matanya selalu fokus ke arah Fred. Dan hal serupa ia lakukan sampai berulang kali.
Madeline memang gadis yang tak punya malu. Semua murid yang melihat pasti akan menertawakannya. Tapi ia abaikan semua itu. Karena ia selalu mendapatkan senyuman manis dari Fred, laki-laki yang di incarnya.

"Oh... Kau salah satu pemuja Fred, hah?" Tanya Marc yang semakin mencengkeram kuat tangan Madeline. Madeline mengeluh kesakitan.

Kenapa?
Karena laki-laki itu sangat tidak suka ketika nama saingannya di sebut.

Fred adalah salah satu murid tertampan dan terpoluler di sekolah. Dan itu juga membuat tidak sedikit murid perempuan yang mengejar-ngejarnya. Bahkan ada yang rela menyerahkan keperawanannya hanya untuk mendapatkan Fred. Dan Marc bersaing di situ.

"Uuuww...
Ini sakit... Kau gila!" Madeline mencoba meloloskan tangannya. Tapi tidak bisa. Kekuatan ototnya tak sekuat kekuatan otot bocah mesum di depannya.

"Berikan ponselmu!"

"Tidak!" Madeline tetap pada pendiriannya.

Anna yang menyaksikan hanya menoleh kebingungan.

"Ada apa ini?"

"Bocah ingusan ini merekam semuanya!" Mata Marc semakin mendelik geram ke arah Madeline.

Apa ingusan??
Aku tahun depan sudah berada di kelas senior...
Itupun jika aku tidak di keluarkan...

Madeline membalas tatapan tajamnya karena tidak terima. Bagus, Madeline membenci keduanya. Ayah dan anaknya sama-sama menyebalkan.

"Benarkah itu?" Anna langsung berkacak pinggang dengan mata membulat.

"Sini... berikan ponselmu." Giliran Anna yang meminta.

Ini tidak adil..
Madeline hanya satu orang saja. Dan melawan dua seniornya yang paling ia benci di sekolah. Bahkan di seluruh New York mungkin.

"Tidak akan!" Medeline tetap berusaha menyembunyikan ponselnya di belakang badannya.

Follow Me(Marc Marquez & Madeline Carroll)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang