Warning!!!
18++
Marc menekan punggung Madeline dengan kuat. Ia melumat habis bibir mungil gadis itu dan tidak membiarkan bibirnya terlepas dari lumatannya.
Madeline terengah-engah. Ia tak bisa bernafas...
Marc yang menyadari itu melepaskan lumatannya, tapi ia masih menempelkan keningnya di kening gadis itu. Nafas mereka tak beraturan. Dan tangan kekar Marc masih melingkar di pinggang Madeline.
"Apa kau akan melakukan itu padaku?" Tanya Madeline masih dengan posisi yang sama. Hingga embusan nafasnya terasa hangat di kulit Marc.
"Aku akan melakukannya jika dirimu yang meminta sendiri padaku." Marc menyeringai dengan mata yang menatap ke bawah, ke bibir Madeline. Ia ingin menikmati malam ini.
Madeline hanya diam. Ia tak bisa menjawab sama sekali. Marc yang bisa mengartikan mimik wajah Madeline, hanya butuh 1 detik saja dirinya mendorong bibir Madeline--lagi.
Tanpa rasa canggung, Madeline membalas ciuman yang Marc berikan. Sangat basah sekali...
Tangan Madeline mulai meremas, mengacak-acak, dan bahkan menjambak rambut Marc. Ia tidak tahan dengan kenikmatan dari sentuhan bibir laki-laki itu.
Marc sangat ahli caranya membuat gadis itu sampai hilang kendali. Sedangkan tangan Marc, melingkar di pinggang Madeline dan bergerak naik turun secara perlahan.
Tanpa melepas ciumannya, Marc menuntun gadis itu ke arah ranjang secara perlahan. Hanya satu gerakan, Marc menidurkan Madeline dengan posisinya masih di atas gadis itu. Mengingat Madeline masih sakit, ia memberi jarak agar perut gadis itu tidak ditindihnya.
Marc mencium Madeline dengan penuh hasrat. Dari bibir, ciumannya berpindah ke telinga Madeline.
"Aahhhh..."
Madeline tak bisa menahan desahannya saat telinganya digigit oleh Marc.Bibir tebal Marc mulai menelusuri leher Madeline. Sehingga membuat gadis itu memiringkan kepalanya agar Marc bisa bebas di sana.
"Marrrccc..."
Madeline menutup matanya. Menikmati setiap sentuhan yang Marc berikan kepadanya. Tangan Madeline menekan kapala Marc, agar Marc tidak menghentikan ciumannya di leher.
"Aahhh..."
Madeline mendesah... Ia menggigit bibir bawahnya. Ia merasakan sengatan-sengatan yang memacu gairahnya sampai menjalar ke bagian perut."St--stop it!" Madeline tak tahan lagi.
Bibir Marc merambat ke atas, ke bibir gadis itu untuk dilumatnya lagi agar gadis itu tidak mengeluh atas sentuhan bibirnya yang panas.
"Ahhhh..."
Marc sudah tidak tahan lagi. Ia melepaskan tautan bibirnya dan berdiri tegak. Sejenak, pupilnya sudah menggelap menatap Madeline dalam-dalam. Ia melihat gadis itu seperti santapan makan malamnya.
Madeline menatap aneh ke arah Marc. Ia tidak ingin mengakhiri ciumannya.
Dengan gerakan cepat, laki-laki itu melepaskan jaketnya. Dan hanya satu gerakan saja, tubuh bagian atasnya sudah telanjang seksi. Kaus yang ia kenakan sudah dilempar ke segala arah.
Tanpa menunggu aba-aba, Marc kembali ambruk ke tubuh Madeline dengan bertumpuhan siku agar ia tak terlalu menindih gadis itu di bagian perut.
Marc kembali mencium bibir gadis itu. Tanpa ragu lagi, Madeline membalas ciuman itu sehingga menjadi semakin liar dan panas.
Bibir Marc merambat ke telinga. Menjilat bahkan mengulum telinga Madeline sehingga gadis itu melenguh panjang...
"Ouuuuhhhh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Follow Me(Marc Marquez & Madeline Carroll)
Fanfiction18+ Dibutuhkan pembaca yang bisa menyingkapi dengan dewasa. Dan lupakan dulu Marc Marquez seorang pembalap. Marc di sini masih SMA. Semuanya berawal dari ancaman kampungan yang membuat mereka menjadi lebih dekat. Yang sebelumnya saling membenci dan...