Chapt 22

747 42 39
                                    

LadySinner ini peringatan buat kamu mbk. Lewati chapt ini, Oke... hahahaha... peace yooouuw!!!

Selamat membaca...



"Made...
Made..." Marc mengibaskan satu tangannya di depan wajah Madeline.

Dengan caranya menatap kosong, membuat Marc merasa aneh dan ada yang tidak beres pada gadis di depannya.

"Made..." Marc melantangkan suaranya dan wajahnya lebih ia majukan ke depan wajah gadis itu.

"Kenapa kau berteriak di depan wajahku?" Protes Madeline yang tak kalah lantang suaranya. Artinya, usaha Marc berhasil untuk menyadarkan gadis itu.

Dan Marc tergelak. "Kau melamun..." Terka Marc. Dan kenyataannya yang menyebalkan untuk Madeline, itu benar.

"Tidak..." Gadis itu menyanggahnya dengan nada meninggi.

Madeline berdusta.

Marc tergelak lagi. "Semakin kau menyanggahnya dengan meninggikan suaramu, itu artinya benar."

"Tidak!!!" Sanggah Madeline lebih lantang lagi.

Marc tergelak lagi. Dan itu semakin membuat Madeline merasa muak dengan gelak tawanya. "Kau semakin menganggahnya."

"Sial!!!"

Madeline melepas sabuk pengamannya dengan kasar. Bukannya terlepas dengan mudah dan cepat, tapi malah mempersulit untuk dilepasnya.

"Sabuk pengaman sialan!" Umpat Madeline.

"Ini untuk gadis sepertimu...--" Marc meraih pengait sabuk pengaman Madeline untuk dilepasnya.

"...yang tidak sabar sepertimu." Sambung Marc.

"Sabuk sialan!"

Marc berhasil melepaskan pengaitnya. Detik kemudian, Marc menatap kedua bola mata Madeline. "Biar kutebak, kau melamunkanku, benar?" Marc berseringai.

"Oh... come on..." Madeline memutar kedua bola matanya.

"Biar kutebak lagi...--"

"Hentikan..."

"Tidak... tidak...
Biar aku tebak. Kau...--" Marc sedang berpikir dengan mengelus-elus dagunya.

"Stop it!"

"Biarkan aku menebaknya."

"Dan biarkan aku yang mengatakannya sendiri."

"Baiklah... katakan..."

"Kau bukan cenayang..."

"Oke... oke! Katakan sekarang."
Marc lebih memfokuskan tatapannya. Kali ini ia ingin menjadi pendengar yang baik.

Madeline bernafas dalam...

"Aku ingin dirimu!!!" Ucap Madeline dengan mantap.

Ekspresi Marc hilang seketika. Mencoba tidak mempercayai apa yang baru saja didengarnya, tapi itu kenyataan--itu benar. Dirinya juga tidak minum. Ia tidak sedang mabuk...
Ia sadar...
Atau Madeline yang sedang mabuk, mungkin? Marc mencoba mengalihkan apa isi pikirannya.

"Dirimu..." Isyarat gadis itu  memperjelas dengan matanya melirik di pangkal selangkangan laki-laki yang sekarang masih kebingungan.

"Whooaa..." Marc masih belum berekspresi.

"Your dick..." Madeline memperjelaskannya lagi.

"Alright... Kau sempat minum???"

Follow Me(Marc Marquez & Madeline Carroll)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang