Chapt 8

516 39 39
                                    

Ngebut!!!

Mau puasa...

Selamat membaca...




Kau berbohong, Marc!
Bagaimana bisa kau melakukannya? Leo, pamanmu, memberitahukanku jika kau datang ke tokonya membawa seorang gadis untuk melamar kerja di sana.
Aku tidak begitu peduli  alasanmu kenapa kau membawanya. Tapi kau sudah berbohong!

Jadi, semalam kau menginap dimana?



"Leo masih saja membawa kebiasaanya dari spanyol!
Fuck!!!" Marc mengacak-acak rambutnya frustasi mengingat ibunya marah besar kepadanya.

"Kenapa dia memberitahukan itu pada ibu?" Marc terus menggerutu.

Marc menyibak rambutnya kebelakang. Ia duduk di tepi ranjang, menopang kepalanya dengan tangan, dan siku yang ia tindihkan di atas pahanya.

Ia sangat bingung, frustasi dan marah. Secara bersamaan semua itu datang menghampirinya. Satu, ia harus menerima hukuman dari ibunya,  kunci mobilnya disita dan itu artinya Marc tidak boleh mengendarai mobil itu lagi. Dan dua, Madeline, gadis ingusan itu memberondongi banyak pesan dan menyuruh agar Marc segera menjemputnya karena gadis itu sama sekali tak punya uang untuk manaiki bus.

"Oh... shit..." Marc mendengus kesal.

Bukannya Marc peduli, bahkan ia sebenarnya juga tidak mau tahu tentang gadis itu. Tapi secara bersamaan, gadis itu mengancam dengan ancaman kampungannya itu lagi.

Marc berdiri dari ranjangnya, mencoba mencari solusi. Dan iya, Marc mendapatkannya.
Setega-teganya dan sekejam-kejamnya Marc Marquez, hatinya sebagai laki-laki jantan pun berperan.


Marc dalam keadaan yang sudah mandi dan rapih, turun ke bawah dengan sangat hati-hati. Memeriksa ke sekeliling, melihat kondisinya sudah aman atau belum.

Aman... ibu tidak ada...

Ia mengingat, ibunya tadi menaruh kunci mobilnya di atas meja makan. Dan sekarang kunci itu masih ada di sana. Ia berjalan dengan sangat hati-hati dengan menyelingukkan kepalanya untuk memastikan jika ibunya tidak ada.

Marc menyambar kunci itu dengan kilat. Ia berjalan cepat dan lalu menuju pintu dan--akhirnya ia berhasil.

Tapi Marc belum bisa bernafas lega.

Dengan hati-hati Marc harus membuka garasi mobilnya tanpa mengeluarkan suara, sedikitpun. Karena pendengaran ibunya sangat tajam sekali. Marc sama sekali tidak memikirkan  jika nanti ibunya tahu ia melanggar hukumannya dengan tetap menaiki mobil dan itu secara diam-diam. Dan ia juga sangat tahu apa yang akan dilakukan ibunya jika mengetahui semua ini. Mungkin ia akan mendapatkan hukuman lebih berat dari yang sebelumnya. Tapi masa bodoh... Yang penting, ia bisa menjemput gadis itu supaya  berhenti mengancam dengan ancaman yang sangat murahan itu...

Bukan hanya itu, tapi ia merasa kasihan juga... Tapi nyatanya, ancaman Madeline lebih mengerikan dari pada hukuman Roser...

Marc berhasil masuk ke dalam mobil. Ia menyalakan mesinnya, dan mengeluarkan mobil itu dari garasi.

Glooooonnntaaannggg...

"Fuck!"

Mobil bagian depan mengenai perabotan yang ada di garasi sehingga berjatuhan. Marc dengan sangat yakin, ibunya bisa  mendengar semua itu.

"Marcc....!!!"

Benar dugaan Marc...
Teriakan menggelegar dari dalam rumah. Dan itu suara ibunya yang mengetahui kelakuan anak tunggalnya.

Follow Me(Marc Marquez & Madeline Carroll)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang