Chapt 13

493 32 34
                                    

Madeline duduk termenung di meja belajarnya setelah ia diantar pulang oleh Marc dari tempat kerjanya. Ia memikirkan tentang apa yang terjadi pada hari ini--tentang ciumannya dengan Marc si laki-laki mesum.

Madeline memegangi bibirnya, membayangkan bibir laki-laki itu melumat habis bibirnya. Ia merasakan desiran yang membuat dadanya geli dan seperti merasa ada sengatan yang begitu membuatnya ketagihan saat mengingatnya.

Dia menciumku...

Madeline mengambil ponselnya yang berada di samping lengannya. Ia menggeser gambar kunci pada layar ponselnya. Ia mengoperasikan ponsel dan mencari file yang ia simpan di dalamnya.

Video...

Ia mengingat soal video yang ia ambil dari Marc.

Madeline mencoba berpikir. Menyimpan video mesum dan apa lagi dia mengambil video itu dari orang yang sudah merenggut ciuman pertamanya. Apakah itu bagus???

Madeline's pov

Apa ini gila? Seharusnya aku sadar akan kebodohanku. Ini ciuman pertamaku, yang seharusnya ku lakukan dengan laki-laki yang ku cintai dan juga mencintaiku. Tapi mengingat ciuman tadi, membuatku geli pada dadaku. Apa yang terjadi? Tapi aku sangat menikmati ciuman itu. Oh... God!!

Ku pandangi ponsel ku. Sebenarnya aku sangat risih dengan apa yang ku simpan di ponselku. Ini sangat menjijikkan! Dan seharusnya aku juga harus ingat, Marc melakukannya ke banyak gadis. Bukan hanya ciuman, bahkan tidak sedikit gadis yang berhasil dia tiduri.

Ughhh... seharusnya aku tidak melakukan itu. Apa aku sudah termasuk gadis bodoh yang biasa aku katakan kepada gadis yang ditiduri Marc dengan suka rela? Tapi tidak ku pungkiri, ciumannya membuatku mabuk, aku ketagihan, aku menikmatinya--sangat! Dan aku menginginkannya lagi. Benarkah?

Tidak... tidak... segera ku tepis pikiran menjijikanku tentangnya.

Ku lihat jam yang menempel di dinding. Ini sudah pukul 11. Tidak ku rasa ini sudah sangat larut.

Aku berjalan mengarah ke kasur. Merangkah naik dan ku rebahkan tubuhku di atasnya. Membenarkan posisi badanku, dan ku tarik selimutku. Tidak lupa ku matikan lampu kamar yang ada di meja nakas sampingku. Dan aku mencoba menutup mataku secara perlahan.

*****

Sinar matahari menembus di celah-celah tirai kamarku. Dan itu membuat ku mengeriyip karena silauannya mengenai mataku.

Jam berapa ini...

Tok... tok... tok...

Aku terjingkat dari tidurku setelah mendengar suara ketukan pintu yang terdengar nyaring di telingaku.

"Shit... siapa itu?" Terkutuklah kau yang mengetuk pintu!! Aku beranjak dari tidurku. Membuka kamar dan menuju ruang tamu untuk membuka pintu sialan itu.

Tok... tok... tok...

Tidak sabaran! Tamu sialan itu terus mengetuki pintu rumahku. Rasanya dia ingin membuat pintu ku roboh dengan ketukan yang sangat keras, dan dia melakukan itu berulang kali.

Pintunya tepat berada di depannku. Ku buka kuncinya, dan segera ku buka pintunya.

Sialan!!!

"Apa yang kau lakukan? Kau lama sekali membukakan pintunya. Dan...---"

Oh... si brengsek sialan menelanjangiku dengan matanya yang melihat atas sampai bawah tubuhku. Bolehkah aku mencongkel matanya sekarang juga?

"Kau tidak menggunakan bramu?"

Follow Me(Marc Marquez & Madeline Carroll)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang