"Wooopsss...
Maaf, aku mengganggu. Sepertinya aku salah kamar."
Ia memutar tumitnya untuk pergi dari kamar Madeline."Alex, apa yang kau lakukan? Kau mau kemana?" Marc bertanya dengan entengnya. Apa ia tidak menyadari apa yang baru saja ia lakukan dengan gadis itu? Ia bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Apa yang aku lakukan?
Hmm... entahlah. Aku langsung lupa ketika diriku masuk ke sini." Alex reflek menggaruk tengkuknya. Ia masih berdiri di ambang pintu.Madeline mengarah pada sebuket bunga yang berada di tangan Alex.
"Apa itu untuk ku?"
Jarinya menunjuk pada buket bunga itu.Menyadari apa yang ditunjuk Madeline, Alex mengangkat buket bunga dibawaannya.
"Ini?
Ini untuk Marc..."Marc yang mendengarnya hanya mengibaskan tangannya.
Alex berjalan mendekati Madeline dan memberikan bunga itu padanya.
"Ini jelas untukmu. Karena yang ku tahu, Marc tidak suka bunga. Dia hanya suka gadis. Mengerti?"
Madeline setuju dengan itu. Dan ia menerima dan mendekap bunga dari Alex."Aku suka bunga lili..."
"Really...??
Wauuu... itu pas sekali...--""Baik... lupakan apa yang baru saja aku pergoki...-"
Perkataan Alex membuat Madeline menunduk malu dengan wajahnya yang mulai memerah.
"Bagaimana kabar kalian? Walaupun aku tahu kabar kalian baik sekali saat diriku melihat kalian sudah bisa membasahi bibir secara bergantian."
Apa?
Pernyataan Alex sangat frontal dan membuat Madeline semakin menenggelamkan wajahnya dari rasa maluannya."Aku baik sekali..." Jawab Marc dengan entengnya.
"Aku tau...
Kapan kau boleh pulang?""Aku tidak tahu..." Madeline menyium bunganya sesekali.
Alex beralih pada teman senegaranya.
"Hei, kau buruk sekali, kawan! Pergilah istirahat atau kau bisa mengganti pakaianmu. Aku bisa menggantikanmu untuk menjaga Madeline.""Aku hanya butuh mandi."
"Baiklah..."
Marc berlalu minggalkan Madeline dan Alex. Hanya mereka berdua yang ada di ruangan itu sekarang.
Madeline masih merasa canggung pada Alex, apalagi saat ia dipergoki berciuman dengan Marc, itu sangat tidak bagus untuknya.
*****
Hari sudah malam, Marc dan Alex terpaksa pulang saat Roser menelpon dan menyuruhnya pulang. Madeline hanya seorang diri di rumah sakit. Tapi tidak apa. Memangnya apa yang akan dibutuhkan Madeline saat jam-jam tidur? Tidak ada. Ia hanya butuh menutup matanya saja sampai besok pagi.
Tapi itu nyatanya susah, ia tidak bisa menutup matanya alih-alih ingin segera tidur.Beberapa kali Madeline membalikkan badannya dari sisi kanan dan ke kiri. Tapi itu hanya membuat dirinya tidak nyaman.
"Apa yang terjadi padaku?"
Mengingat semua yang terjadi saat pagi tadi bersama Marc. Ia meminta Marc mencium dirinya. Madeline yang meminta..."Shit..."
"Apanya?"
Madeline langsung menoleh ke arah pintu ketika seseorang menyela bicaranya.
"Marc?"
Gadis itu sama sekali tidak menyangka dengan kedatangan Marc. Padahal 30 menit yang lalu laki-laki itu bilang kepadanya, ia harus pulang karena Roser menelponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Follow Me(Marc Marquez & Madeline Carroll)
Fanfiction18+ Dibutuhkan pembaca yang bisa menyingkapi dengan dewasa. Dan lupakan dulu Marc Marquez seorang pembalap. Marc di sini masih SMA. Semuanya berawal dari ancaman kampungan yang membuat mereka menjadi lebih dekat. Yang sebelumnya saling membenci dan...