Chapt 28

408 32 36
                                    

Mulmed 😍😍😍😍

Oke... Selamat membaca...

"Ada yang kau butuhkan?"

Melihat wajah Marc yang terus tersenyum padanya, membuat betapa yakinnya Marc itu sangat... sangat brengsek. Ia merasa kepalanya seperti dihantam bola beton yang cukup besar sehingga ia juga tersadar jika dirinya terlanjur jauh berhubungan dengan Marc.

Itu salah...
Itu hubungan yang sangat tidak sehat.
Itu hanya membuat sakit yang teramat sakit.

"Tidak ada..." Madeline sebisa mungkin menyembunyikan sakit yang ia rasakan sekarang. Ia bertingkah seperti biasanya.

"Baiklah..." Marc tersenyum lagi.

Bisakah aku menamparnya sekarang juga?

"Aku hanya bilang, kau tak perlu menunggu setelah pulang sekolah."

Marc menautkan kedua alis tebalnya. "Haaa... kenapa?"

"Tidak apa-apa."

"Mmm... Baiklah..." 

Madeline mengangguk pelan. Di detik selanjutnya ia langsung berpaling dari Marc, dan meninggalkannya dengan langkah berat. Sedangkan Marc hanya mengangkat bahunnya isyarat ia tidak masalah dengan hal itu. Itu sangat kontras sekali.

Betapa bodohnya Madeline yang baru sadar jika dirinya sangat bodoh. Berharap Marc sudah sembuh dari kebrengsekannya itu hal yang tidak mungkin--mustahil. Itu kejadian langka yang bahkan tidak akan terjadi. Seharusnya Madeline memikirkan itu sejak dirinya pertama kali bertemu dengan Marc.
Seharusnya Madeline membentengi kuat dirinya agar tidak jatuh lebih dalam lagi.

Sakit sekali... itu yang dirasakannya sekarang.

Tapi semua itu sudah terlanjur. Pada akhirnya Madeline menyalahkan dirinya sendiri. Madeline sudah jatuh terlalu dalam.

Madeline berjalan kembali ke kelasnya. Tanpa ia sadari, air matanya sudah membasahi pipi. Gadis itu sudah tidak memperdulikan mata yang tertuju padanya.

Masa bodoh dengan semua itu...

Semua berakhir pada penyesalan. Jika dirinya tahu akan menjadi serumit ini, ia tidak akan membuat video sialan sehingga dirinya dan laki-laki itu menjadi seperti ini. Bertemu dan terjadi per-ikatan yang tidak jelas.

Madeline menyapu air mata itu dengan punggung tangannya. Dengan susah payah ia ingin mengembalikan rasa aneh kembali ke rasa semula.

Yeah... rasa semula. Perasaan awal bahwa dirinya sangat membenci Marc.

"Hey... Apa yang terjadi?"

Tanpa Madeline sadari, dirinya sudah berada di depan Fred. Tepatnya, tanpa ia sadari juga, dirinya menghampiri Fred.

"Kau ada waktu sepulang sekolah?"

"Sure..."

Sesungguhnya, apa yang ada di pikiran Madeline?

Fred tersenyum. Madeline melihat mata biru Fred juga melebar Senang.

Cukup jahat sebenarnya. Fred hanya ia gunakan untuk penenang saja. Tapi sesungguhnya bukan itu maksud Madeline. Bukan...

Kriiiinnngggg...

Bel sekolah sudah berbunyi. Itu artinya sekolah sudah usai.

Madeline melangkah pelan menuju pintu ganda yang di atasnya bertulisan 'exit'. Sampai ia melewati pintu itu, ia merasa ada yang memanggil namanya.

"Made..."

Hanya butuh satu panggilan saja, Madeline menoleh ke belakang. Ia dengan jelas mengetahui siapa yang memangilnya.

Follow Me(Marc Marquez & Madeline Carroll)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang