13-Tell Her

83 28 38
                                    

Apa sebenarnya definisi kehilangan menurutmu? Apa itu suatu kesenangan bagimu sehingga kau melepasku dan membiarkan aku pergi dengan mudah?

***

"Gue gak bilang gue mau nonton."

"Ya elah, gue juga tau kalau lo mau nonton ntu film."

Alva menyengir sambil mengusap tengkuknya, sedangkan Ara hanya bersedekap sambil duduk di sofa tempat menunggu film.

Mereka berada dibioskop, seperti janjinya, Ara mengikuti Alva. Memberi Alva kesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi diantara mereka. Tapi, Ara kira mereka hanya sekedar mengobrol.

Lah, ini malah nyasar ke bioskop.

Tiba-tiba suara wanita terdengar mengisi penjuru bioskop. Studio mereka sudah dibuka, lantas Alva menarik tangan Ara untuk bangkit.

"Yuk?"

Ara masih mematung, ia melihat tangannya sendiri. Pandangannya terpaku, Alva menggenggamnya. Genggaman yang selalu dirindukan Ara.

Menyadari hal itu, bukannya Alva melepaskan. Alva malah semakin mempererat pegangannya, seperti takut.

Takut akan kehilangan Ara lagi.

Alva tersenyum tipis melihat Ara yang mematung, langsung saja ditariknya Ara agar mengikutinya. Selama Ara melangkah, matanya tak pernah lepas dari genggaman tangannya.

Perasaan ini masih sama Al,

****

"Hmm, Ra?"

Ara menoleh, dengan tampang nyeleneh Alva menatapnya terang-terangan. Dengan senyum yang tak bisa didefinisikan. Ara mendengus, ia kira tak akan selama ini untuk menjelaskan kekeliruan yang mungkin terjadi diantara mereka.

"Napa."

Alva langsung tersenyum geli mendengar reaksi Ara, mereka duduk berhadap-hadapan. Bukan ditaman, bukan. Melainkan disebuah restoran sederhana. Perut Alva lapar, cacingnya sudah berteriak tanpa ampun sejak didalam studio. Tadi, Ara mati-matian menahan tawanya, suara gemersik perut Alva benar-benar membuatnya geli sekaligus hilang akal.

"Gue mau ngitung semua total harga makanan kita." ucap Alva lantang.

Ara diam sejenak, kemudian menghela nafas, "Tanpa baca buku menu lagi?
"

Alva mengangguk mantap dengan alis yang naik sebelah, seolah memastikan pada Ara, jika Ara tak lupa dengan hal sederhana yang selalu dilakukan mereka sewaktu masih bersama.

"Yaudah hitung." jawab Ara acuh, kemudian ia diam lagi. Meninggalkan Alva yang menatap piring kosong bekas makanan dengan tatapan menyelidik. Ingin Ara menghiraukannya, namun ia.....tak bisa.

Ini semacam sepenggal masa lalu yang dibawa oleh Alva dan dipaksa olehnya agar Ara mengingatnya lagi. Seperti kerinduan yang diharuskan untuk membayangkan lagi.

"Aha!"

Ara tersentak kaget, walau begitu raut wajahnya tetap saja datar. Namun tak urung, senyuman tipis tercetak jelas diwajahnya. "Berapa?" tanya Ara.

"Ini semua totalnya 71 ribu gopek."

Ara tercengang, ia menatap Alva dengan tatapan remeh namun tetap ada makna tersirat didalamnya. Tebakan Alva selalu benar, hitungannya tak pernah meleset. Akankah kejadian di masa lalu terulang kembali?

"Lets show!" Alva langsung menarik Ara setelah mengucapkan itu. Ara tampak melangkah malas ke arah kasir sedangkan Alva dengan semangat 45 nya.

Be My HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang