02

21K 489 2
                                    

Flesback off..

"Syukurlah akhirnya ayah bisa melihatmu menikah nak "ucap pak Ridwan ayahnya Rendy.

"Iya yah, ibu juga sangat bahagia akhirnya anak semata wayang kita menikah juga. Ouh yah Rendy, kamu mau ajak kemana istri kamu, ke bali atau ke luar negeri? "ucap bu Maryam ibunya Rendy.
Rendy dan Zahra hanya saling pandang mendengar ucapam bu Maryam.

"Tidak bu. Rendy hanya akan membawa Zahra ke rumah Rendy, maksudnya Zahra kan masih sekolah jadi tidak mungkin jika dia cuti lebih lama untuk bulan madukan?"
Semua orang tertawa mendengar perkataan Rendy tidak halnya dengan Zahra, dia hanya diam mendengar kata-kata sekolah, banyak pertanyaan yang ada difikirannya, bagaimana dia menjalankan perannyah sebagai seorng istri dan pelajar yg masih memduduki bangku SMK..

"Zahra, kamu kenapa nak, apa ada yang salah dengan ucapan suamimu ?" Ucap bu Santi(ibunya Zahra)

"Ouh tidak bu. Aku hanya merasa lelah saja "Sahut Zahra mencoba menyembunyikan kekhwatiran nya.

"Yasudah lebih baik kita pulang biarkan pengatin kita ini istirahat "ucap pak Ridwan.

Mereka pun langsung menuju ke rumah keluarga wijaya karena memang pernikahan sengaja diadakan di jakarta, karena kesehatannya Ridwan yang masih tidak stabil dan tidak bisa melakukn perjalanan jauh, jadi pernikahan sengaja diadakan di jakarta.
>>>>

Di kamar Rendy..
Terliahat Zahra yang masih sangat takut karena ini adalah yang pertama baginya harus satu kamar dengn laki-laki selain ayahnya.
Tiba-tiba telihat Rendy yang keluar dari kamar mandi dan semakin medekat kearahnya membuat Zahra semakin gusar, entah apa yang akan Rendy lakukan padanya.

"Aku tau kamu belum siap untuk menyerahkan milikmu, kamu tenang saja aku tidakk akan melakukannyah malam ini. Aku tau, aku menikahi seorang gadis yang masih berumur 17 dan masih sekolah, dan kamu tidak perlu khawatir aku tidak akan memintanya sebelum kamu siap "ucap Rendy yang kegelisahan Zahra.

Zahra sangat lega mendengar perkataan Rendy tapi dibalik semua itu dia merasa sangat bersalah karena telah merebut apa yang seharusnya menjadi milik Rendy yang kini sudah sah menjadi suaminya.

"Maafkan aku karena ketidak siapanku membuat mas kecewa. Tapi aku janji jika aku siap aku akan menyerahkannya. Sekali lagi maafkan aku mas"gumam Zahra merasa bersalah.

"Tenanglah, kamu tidak usah minta maaf, aku menerimamu bukan hanya menjadi kanmu seorang istri tapi juga seorang sahabat atau jika kamu mau anggap sajah aku seperti kakakmu atau sebagainya asalkan itu semua membuatmu bahagia denganku " ujar Rendy sembari menggenggam tangan Zahra.
    Entah kenapa Zahra langsung memeluk Rendy, dia merasa sangat bersalah padanya sekaligus merasa bahagia dengan apa yang sekarang dia dapatkan, seorang suami yang sangat bijaksana walaupun awalnya dia menolak pernikahan ini.

"Terimakasih atas pengertian mas, entah apa yang harus aku katakan lagi sama mas " ucap Zahra dalam pelukan Rendy.

Rendy pov.
Jujur aku sangat terkejut karena Zahra reflek memelukku, entah kenapa aku sangat bahagia saat itu. Aku tidak pernah dipeluk seerat ini oleh wanita selain ibuku, bahkan mantan-mantanku tidak pernah melakukannya. Yah karena aku sendiri tidak ingin dipeluk wanita sebelum dia menjadi istriku.

"Sudahlah lebih baik sekarang kamu tidur, ini sudah malam dan besok juga kita akan pulang ke Brebes besok. Kamu juga harus melanjutkan sekolahmu bukan tidak baik terlalu lama cuti sekolah " sahut Rendy sembari melepaskan pelukan Zahra.

"Baiklah. Aku tidur dulu mas. Selamat malam"

"Selamat malam "

*****
Keesokan harinya..
Rendy, Zahra, pak Hadi dan bu Santi sudah bersiap-siap untuk kembali ke Brebes.

"Yah, bu. Rendy sama Zahra pulang dulunya ?" Ucap Rendy berpamitan pada kedua orangtuanya.

"Kenapa sih sayang kamu itu cepet sekali pulangnya, padahal ibu sama ayah masih sangat rindu sama kamu dan menantu ibu " sahut Maryam sedikit tidak ingin anak dan menantunya pergi begitu cepat.

"Sekali lagi maaf bu, tapi Zahra kan harus sekolah dan aku juga harus menjaga supermarket dan caffe kita yang disana " ucap Rendy selembut mungkin.

" Sudahlah bu, biarkan Rendy ini ke Brebes. Tapi ingat yah, jika kamu ke Jakarta harus bawa cucu buat ayah sama ibu dan satu lagi jaga menantu ayah ini. Jika kamu membuatnya tidakk nyaman atau mengeluh tentangmu ayah tidak akan segan-segan menyoret namamu dari harta warisan ayah. Kamu inget itu, " ujar Ridwan.

"Iya ayah, Rendy pasti akan menjaga menatu ayah ini dengan baik "

Zahra pov.
Aku sangat terharu mendengar perkataan ayah mertuaku ini. Entah apa yang membuatnya sayang padaku, bahakan kita tidak pernah ketemu sebelumnya selain dihari pernikahanku waktu itu dengan mas Rendy..

"Terimakasih yah. Ayah sudah baik sekali denganku. Aku jadi merasa sangat bahagia karena memiliki kalian, " ujar Zahra.

"Kamu tidak usah bertrimakasih nak. Kamu ini sekrang bukan hanya menantu kami tapi juga anak kami. Sejak dulu kami mengingnkan anak perempuan tapi Allah berkata lain karena ibu sudah tidak bisa hamil lagi " ucap Ridwan mengingat masa lalu.

"Iya sayang. Yang dikatakan ayahmu ini benar. Kami sangat bahagia karena Rendy sudah menemukn seseorng yang akan nantinya menjaga dan menyayanginya. Ibu titip Rendy sama kamu nya nak, kalau dia macam-macam pukul sajah punggunya atau cubit saja dia "
    Semua orang tertawa mendengar perkataan bu Maryam.

"Yasudh bu, yah kami berangkat dulu"
" assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam"

PERNIKAHAN DINI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang