01

38.5K 701 25
                                    


"Saya terima nikah dan kawinnya Zahratun Nafisah dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang sebesar 5 juta dibayar tunai"

" Bagaimana para saksi sah?"

"Sah... sahh "

Di masjid Al Mutakim dua ingsan menjalankan suatu ibadah yang dilakukan ,yaitu pernikahan. Disitulah awal perjalanan hidup diantara mereka. Seorang gadis yang harus terpaksa menikah dengan seorang pria yang bahkan umurnya lebih tua darinya 8 tahun. Pemuda itu bernama Rendy Wijaya, seorang pengusaha muda asal Jakarta yang sekarang tinggal di Brebes demi menjalankan usaha orang tuanya.

Fleshback on..

" Ayah tau nak, ini adalah hal yang paling berat untuk kamu, tapi ayah mohon sayang menikahlah dengannya. Jika kamu menikah dengannya kehidupanmu akan lebih terjamin "ucap Hadi( ayah Zahra).

" Tapi yah, ngga dengan cara seperti ini kan. Aku akan lakuin apa saja tapi ngga dengan cara menikah. Umurku masih 17 Yah dan, aku juga masih sekolah, aku ngga mungkin ninggalin sekolah aku yang masih 1 tahun lagi. Bu aku mohon batalin semua ini "Sahut Zahra mencoba menjelaskan pada sang ayah.

" Kita tidak bisa membatalkan semua ini Zahra. Kamu mau ayah kamu ini masuk penjara karena tidak bisa membayar hutang. Zahra dengerin ibu, kamu lakukan saja apa yang ibu dan ayah katakan sama kamu. Apa kamu mau membantah perintah kami? " Ucap Santi sembari memegang bahu Zahra.

" Baiklah aku terima pernikahan ini tapi tolong izinkan aku bertemu dengan orang yang akan aku nikahi " sahut Zahra mengalah.

" Kamu jangan khawatir syang itu bisa kami atur, yang penting kamu setuju dengan pernikahan ini ayah sama ibu sangat berterima kasih "ucap Hadi dengan bahagia karena akhirnya Zahra setuju dengan pernikahan ini.
Zahra tidak menjawab dan langsung masuk ke kamar..

****
Keesokan harinya.

Terlihat seorang pria yang sedang menunggu seseorang di restouran tempatnya duduk sekarang ini.

" Permisi apakah anda yang bernama Rendy Wijaya?" ujar seorang gadis yang tengah berdiri didepan pria itu.

"Ouh iya saya sendiri. Lalu apakah kamu yang bernama Zahra?" Sahut pria itu sembari beranjak dari duduknya.

"Iya, saya boleh duduk?"

" Ouh yah silahkan"

"Langsung saja, saya ingin bicara kepada anda, kenapa anda meminta saya untuk menikah dengan anda?. Apa anda tidak tau kalau saya ini masih sekolah dan tentunya umur anda lebih tua dari saya "Ucap Zahra yang sudah duduk didepan Rendy.

"Saya tau kalau kamu itu masih sekolah dan umur saya memang lebih tua dari kamu. Dan asal kamu tau saja sebenarnya bukan saya yang meminta pernikahan ini tapi orang tua saya yang meminta agar saya menikah dengan kamu. Jujur saya masih ragu dengan semua ini tapi demi ayah saya. Saya rela melakukannya," ujarnya.

"Lalu kenapa ayah anda memilih saya untuk menjadi istri anda?. Apa ayah anda tidak tau siap saya."

"Entahlah. Saya juga tidak tau apa yang membuat ayah saya menginginkan kamu menjadi istri saya. Ouh yah karena keasikan ngobrol kita belum memesan sesuatu. Kamu pasti capek atau lapar kan? " Ucap Rendy dengan senyuman yang membuat siapa saja terpana.

"Tidak saya tidak lapar. Terimakasih " sahut Zahra menghindari tatapan Rendy yang mampu membuat jantung nya berdetak lebih cepat.

"Kamu tidak bisa menolak ajakanku. Yah anggap saja ini permintaan calon suamimu " ucap Rendy mencoba mencairkan suasan diantara mereka.

"Gue, emang ngga pernah menyangka harus menikahi seorang wanita yang umurnya terbaut jauh dari gue, tapi entah kenapa Gue bahagia dengan pernikahan ini. Apa Gue jatuh cinta dengan dia!!" Batin Rendy yang masih terus menatap Zahra.

"Hai... apa anda melamun? " Ujar Zahra Sambil menggerakkan tanganya didepan wajah Rendy.

"Ouh tidak, ayo kamu mau pesan apa? dan satu lagi tolong jangan panggil saya dengan sebutan anda. Saya merasa tua sekali ".

"Baiklah. Boleh saya sebut anda dengan sebutan mas atau kakak?".

"Hmm.. sebutan mas boleh juga biar kita nambah akrab.."

"Baiklah mas Rendy.."

》》》》
Setelah makan siang bersama Rendy pun mengantar Zahra ke rumahnya..

"Terimakasih yah mas, ouh yah apa mas Rendy mau masuk dulu? " Ucap Zahra saat keluar dari mobil Rendy.

"Sama-sama dan terimakasih atas ajakannya, tapi maaf saya harus pergi masih ada urusan yang harus saya lakukan. Ouh yah jangan lupa telfon atau sms saya "sahut Rendy di dalam mobilnya.

"Iya mas, hati-hati dijalan,"

"Iya, pasti ".

Entah kenapa awal pertemuanya dengan Rendy membuat hati Zahra sangat bahagia. Zahra selalu terbanyang dengan wajahnya, sampai Zahra berfikir 'apa ini yang dinamakan cinta pandangan pertama'.

PERNIKAHAN DINI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang