Rintik hujan turun membasahi tanah , bau khas dari hujan terus menerus keluar seiring tetes demi tetes turun.Elmi yang sedang menunggu kakaknya di halte , rambutnya yang cokelat berterbangan kembali , namun dia tidak lagi benci mengingat Aldo tadi.
Rasanya kupu-kupu ingin berterbangan di perutnya , semburat pipi keluar hingga menghangat , jantung yang berdegub begitu keras seperti bisa terdengar seluruh dunia.
"Astaga kak , lama banget sih" gumam Elmi sambil melihat kanan kiri.
Cipratan hujan hang mendarat di sepatu Elmi semakin banyak , membuktikan bahwa hujan semakin deras.
Semakin banyak pula murid-murid yang ada di halte menunggu jemputan , ada yang sudah di jemput , ada yang membawa payung atau diantar pacarnya.
Elmi masih menunggu sambil memegang ponselnya erat , makin lama maka semakin gelap juga.
"Belum pulang?" tanya seseorang
Elmi menengok dengan pelan , dia takut kalau itu seorang yang tak dikenal dan ingin membawanya.
"Aldo? kok belum pulang?" tanya Elmi balik.
Aldo duduk di samping Elmi , "Lu sendiri?"
Ponsel Elmi bergetar , dan menunjukkan bahwa kakaknya menelfon.
"Halo kak?"
"Lah? Terus gimana? Gapapa kan? Ga parah kan?" tanya Elmi bertubi-tubi , air matanya langsung keluar deras seperti hujan.
Aldo menoleh dan tetap terdiam , mengamati perubahan eskpresi wajah seorang gadis yang duduk di sebelahnya.
"Yaudah , Elmi ke sana. Gapapa sendiri" ucap Elmi lalu menyeka air matanya.
"Ada apa?"
Elmi menoleh ke Aldo , "Papa.. dia pingsan tadi"
Aldo bangun , "Yaudah gue anter"
"E-eh , gausah. Ini udah malem , nanti Aldo telat sampai ke rumah lagi"
Aldo menatap Elmi serius , rahangnya sedikit mengeras. "Ayo"
"Tapi masih hujan?"
"Gue bawa mobil"
Elmi bingung , "Lah kita ke mobil nya gimana?"
Aldo menarik tangan Elmi lalu memeluk Elmi seraya berjalan beberapa meter dari halte , dimana mobil nya dia parkir tadi.
Karena badan Elmi yang mungil , dengan gampang nya Aldo memeluk Elmi dan menutup kepala Elmi hingga sebagian dari tubuh nya basah.
"Aaaldooo , kamu basah nantiiiii" pekik Elmi panik.
Beberapa menit kemudian , mereka sudah di dalam mobil , "Ish! Bilang-bilang kek kalo mau narik tadi! Kak Aldo basah kan! Nanti sakit aja" omel Elmi seraya meniup-niup tangan Aldo.
Aldo menarik tangan nya , perasaan canggung langsung hinggap di dirinya. Tapi tidak dengan Elmi yang malah menatap Aldo tajam.
"Itu tangan udah putih pucet , sini!" Elmi menarik tangan Aldo lagi dan kembali meniup nya agar sedikit hangat.
Aldo hanya tersenyum tipis , sangat tipis hingga rasanya hampir tak terlihat. Sedikit ada rasa tenang saat melihat Elmi yang panik karena dirinya.
"Hei , udah sih" ujar Aldo kembali menarik tangan nya.
Elmi mengangguk , lalu terdiam dan menatap manik mata Aldo. Mata yang selalu dia rindukan setiap malam , mata yang dimiliki oleh seorang cowok yang Elmi perjuangkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [end]
Teen FictionAldo Kennedy , seorang cowok yang dengan mudahnya tanpa dia sadari membuat para gadis terpukau. Irit bicara , cuek dan dingin tak mampu menutupi ketampanan nya yang khas. Banyak pepatah yang mengatakan , "Seorang wanita hanya menunggu pria mengungka...