"Jadi si Fero yang buang baju lu?" Tanya elmi sambil tertawa."Iya lah , anjir tuh orang! Emang yak!" Sungut andi
Tawa elmi mulai membesar , "buset ngakak!"
"Elmii cewe!" Pekik andi pelan
"Oh iya maap hahaha" ucap elmi sambil memelankan tawanya
Jauh dari mereka ada seseorang yang memerhatikan dari balik buku menu dengan wajah yang tak tergambar.
Rasa cemburu yang membara membuat dia terlihat bodoh ,
Tunggu? Dia bilang cemburu?
Heleh! Gamungkin!
Ya.. dia aldo.
Elmi buru-buru menghabiskan es krim nya , hujan akan turun sebentar lagi langit pun juga sudah mulai menggelap.
"Pelan-pelan elmi" suruh andi sambil mengusap ujung mulut elmi dengan tisu.
Elmi hanya menyengir dan menlanjutkan makan nya.
Aldo yang melihat itu hanya terdiam , rahang nya mengeras , sejak kapan dia menjadi penguntit seperti ini?
Dia langsung bangun dari duduknya dan berjalan ke pintu keluar sambil menutup wajahnya agar tidak terlihat mereka.
"Aldo?"
Deg!
Aduh andi! Kenapa lu teliti amat!! Batin aldo kesal
"Eh? Andi , ngapain bro?" Tanya aldo seraya melangkahkan kakinya mendekat
"Nih kak biasa nraktir gajah dulu" canda andi sambil tertawa yang dibalas tawa juga oleh aldo.
"Yauda , gue ganggu nih keknya , balik ya" pamit aldo
Baru selangkah dia berjalan , elmi memanggilnya
"Kak?"
Pertama kali! Baru pertama kali elmi memanggil nya kakak , rasanya hangat dia hati yah.
Aldo membalikkan badan nya dan menaikkan satu alisnya , "ya?"
"Hm..kak aldo ga ganggu" ucap elmi
Aldo tersenyum miring , "iya gue ga ganggu , tapi gue gamau jadi nyamuk bagi sepasang kekasih"
Elmi langsung mendongkakkan kepala nya dan menatap aldo bingung , "kekasih?"
"Gue duluan bro" pamit aldo ke andi tanpa membalas perkataan elmi , andi hanya tersenyum tipis sambil mengangguk.
Elmi mematung , kakinya terasa lemas. Dia ingin mengejar aldo , apa mungkin aldo membenci dia? Gaboleh!
Elmi mengejar aldo keluar , pasti belum jauh!
Hujan yang mulai mengguyur elmi mengingat kan nya atas kejadian yang pernah dia alami ke aldo beberapa hari yang lalu.
Kakinya melangkah di atas becekan tanah , rok nya yang mulai agak basah , dia mendengar andi memanggil nya dari belakang , masa bodo!
"Aldoo" panggil elmi
Aldo yang merasa di panggil pun berbalik ke belakang , sama seperti elmi aldo pun sudah terguyur hujan karena tadi saat membuntuti elmi dia tidak membawa kendaraan apapun.
Sesaat kemudian elmi telah sampai dia hadapan aldo , "as..astaga ce..cepet amat sih" dia ngos-ngosan.
"Ngapain? Temenin noh pacar lu di belakang" sambil menunjuk andi yang berjalan ke arah mereka dengan dagu nya
"Gue ga pacaran sama dia!" Tegas elmi
Aldo menatap elmi datar , "serah , ujan! Nanti sakit!" Keras aldo
"Bodo! Lo juga sakit nanti!" Sahut elmi sambil menaikkan dagunya
Yatuhan nih anak pala batu , nyolot! Batin aldo kesal
Aldo menatap elmi tajam , "lo bisa ga sih denger gue sekali aja?"
"Lah lo sendiri , pernah ga nurutin gue?" Tanya elmi nantang , mencoba berani menjawab semua perkataan aldo. Sebenarnya bicara begini saja dia bisa loncat-loncat saking geer nya.
Aldo mendesis pelan , tanpa memperdulikan elmi dia lanjut berjalan.
Elmi mencekal tangannya.
Lagi-lagi , pertama kali! Elmi mencekal tangannya , menyentuh nya saja Aldo meragukan elmi berani.
Aldo berbalik ke belakang dengan wajah datar , "apa lagiii?"
"Please , percaya sama gue kalo gue bukan oacar andi" mohon elmi sebenarnya dia sudah menangis beberapa menit yang lalu , dia tak bisa terlalu lelah apalagi hingga ngos-ngosan dia pernah masuk rumah sakit hanya karena masalah sepele itu.
Tapi dia terlalu suka hujan , karena suara nya begitu menenangkan , bau hujan yang amat disukai elmi. Hingga akhirnya muncul lah elmi yang keras kepala.
Aldo berdecak , "iya gue percaya"
Elmi mengusap mukanya yang basah , tanpa pikir panjang aldo menarik elmi ke tempat yang tidak terkena hujan.
Andi baru saja sampai saat dia melihat aldo menarik elmi , rasanya dia tak dibutuhkan lagi.
Dia tersenyum miris lalu pergi tanpa sepengetahuan elmi , lagi pula , apa guna dia? Dia hanya sahabat yang menghibur.
Elmi menahan tangan aldo , "engga , elmi suka hujan"
Elmi mulai melangkah ke hujan , dan aldo mengikutinya sambil mengusap mukanya beberapa kali
"Nanti sakit bego!" Kesal aldo
Elmi menatap aldo dalam , "aldo? Elmi boleh nanya?"
Aldo menatap elmi bingung , "apa?"
"Aldo udah sayang sama elmi?" Tanya elmi polos
Astaga ini anak! Kenapa polos banget!
"Belum" spontan aldo
"Belum? Berarti nanti iya dong?" Seru elmi senang
"Ga akan" jawab aldo , sukses membuat elmi lesu kembali
"Ga akan pernah" ucap aldo lagi
Elmi melesu , "udah ayok berteduh" ajak aldo sambil menarik elmi
Elmi melepas tangan aldo kasar , lalu tersenyum miris untung sekarang hujan hingga tak terlihat jika dia menangis
"Iya lah , mana mungkin sih seorang Aldo Kennedy menyukai Nelmita Carralyn? Gamungkin kan?" Sambil tersenyum miris elmi menunduk mengucapkan sederet kalimat yang membuat tenggorokan nya kering.
Elmi mengangkat kepalanya , "lagipula , kak aldo udah jadi tunangan kak sandra kan? Iyakali tunangan suka sama orang lain? Selingkuh dong?"
Pemilik mata hazel itu terdiam membeku , mendengarkan elmi seksama.
"Sandra? Tunangan?" Gumam aldo bingung
"Udah deh kak , gausa sok bodoh. Karena benar , diam adalah cara terbaik supaya ga nyakitin walau nanti juga sama aja kan ujungnya" lanjut elmi sambil menaikkan pundaknya
Elmi tersenyum tipis dan mengusap wajah nya , "Karena apapun itu alasan nya , mengakui duluan itu ga enak kak"
"Yauda , elmi pulang yah , kakak hati-hati , pulang langsung istirahat dan hangatin diri supaya ga sakit" ucap elmi
Kemudian , elmi melangkah pelan menjauh tanpa menatap ke belakang
"Tunggu! Gue ga tunangan!" Bentak aldo
Langkah elmi terhenti , kepala nya pening seketika. Bagai dunia berputar cepat pada porosnya , lalu selama ini? Aldo tidak tunangan? Lalu apa kata sandra?
"Karena sepintar nya otak kita , tak sebanding dengan bodohnya kita menyembunyikan perasaan"
---------
Jangan lupa vomment💞
Ajak temen nya yuk buat baca Just You juga :))Nat:D
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [end]
Novela JuvenilAldo Kennedy , seorang cowok yang dengan mudahnya tanpa dia sadari membuat para gadis terpukau. Irit bicara , cuek dan dingin tak mampu menutupi ketampanan nya yang khas. Banyak pepatah yang mengatakan , "Seorang wanita hanya menunggu pria mengungka...