13 :: Believe?

10.8K 455 7
                                    


Elmi berjalan dengan tenang , koridor sekolah nya begitu sepi. Apa mungkin dia datang terlalu pagi?

Hanya beberapa murid yang lewat , itupun murid yang berkacamata dan rajin menekuri buku rumus. Apa ani memang belum datang?

Elmi duduk di kursi nya dan menatap awan pagi yang mendung. Perasaan nya dari semalam tak menentu karena kejadian semalam yang membuat nya susah tidur.

Bahkan tadi saja dia malas bangun , saking mengantuknya apalagi hari ini hari jumat , hari terakhir sekolah minggu ini.

"Elmi?" Panggil seseorang

Elmi menengok cepat , "aldo?" Gumam nya pelan

"Kenapa?" Tanya elmi saat sudah di hadapan aldo

Aldo tersenyum manis , sukses membuat elmi mencelos dan membeku. Wajah nya pasti tak jauh beda dengan tomat.

"Kita habisin seharian ini yuk , minggu depan gue udah ujian" ajak aldo masih tersenyum

"Lah? Terus kita ga ikut pelajaran?" Tanya elmi

Aldo tertawa kecil , "sehari aja , gue mohon" mohon aldo

Elmi mengangguk senang , lalu aldo menggandeng tangan elmi dan berjalan lebih dulu , hal tersebut berhasil membuat elmi tersipu dan siswa genit yang bertebaran mencelos cemburu.

"Ih apaan sih , pegangan tangan!"

"Najis sumpah cabe banget!"

"Ya lord! Emang dia siapa?"

"Najong astaga!"

Berbagai sumpah serapah , hujatan dan ledekan ditujukan ke elmi. Tergantung bebas di udara , namun elmi hanya membiarkan nya dan melenyap bersama senyum aldo yang membuat nya semakin rindu dengan aldo.

Langkah aldo terhenti tepat di depan pintu rooftop , membuat elmi hampir menabrak aldo.

"Yaampun do! Kalo nge-rem bilang-bilang kek!" Sinis elmi yang membuat aldo tersenyum tipis.

"Tutup mata" ucap aldo

Elmi mengerutkan alis nya sambil memiringkan kepalanya , "tutup mata?"

"Iya tutup mata , apa perlu gue tutup?" Tanya aldo

Elmi hanya tersenyum tipis , belum sempat dia menjawab aldo langsung berjalan ke belakang nya dan menutup mata elmi dengan satu tangan , lalu dengan tangan lain dia membuka pintu rooftop

Elmi melangkahkan kakinya dengan perlahan takut tersandung sesuatu , aldo hanya memberi petunjuk agar elmi berjalan pelan-pelan.

Wangi sabun aldo yang masih melekat sempurna di tangan nya membuat elmi tersenyum tipis kembali , parfum yang begitu diingat nya di luar kepala kembali membaur ke indra penciuman nya.

"Oke , berhenti!" Sontak aldo yang sukses membuat elmi mendengus

"Aldo mah serba tiba-tiba!" Kesal elmi setelah menghentikkan langkahnya

Aldo hanya tersenyum , lalu dia membuka dengan perlahan tangan nya dari wajah elmi.

Pemandangan langit pagi mendung yang indah , ditambah dengan sofa yang tersusun sempurna di tengah rooftop. Hanya sofa yang terdapat setangkai bunga mawar.

Elmi membalikkan badan nya dan menatap mata aldo ,

"Aldo? Maksud nya apa?"

Aldo menatap elmi , "gue mau jujur sama lo tentang semua nya"

Punggung elmi bergetar , detakan jantung nya sepuluh kali lebih cepat dari biasanya. Dia mengepalkan tangan nya menahan air mata yang sebentar lagi menyusuri pipi nya.

"Tapi elmi gamau aldo jujur , elmi gamau semua nya terungkap. Biarin aja semuanya tetap seperti ini , diam adalah cara yang terbaik supaya hati ga terluka" isak elmi

Aldo hanya tersenyum miring , "gue ga suka sama lo , jadi gue mohon. Jangan ngejar gue , gue tau lo pasti udah tau dari sandra kan?"

"Gue gamau karena gue lo tersakiti terus menerus"

"Tinggalin gue dan carilah yang terbaik"

"Jangan ngejar gue terus , gue bukan yang terbaik"

Aldo mengangkat kepala elmi , dan mengusap pipi elmi yang basah

"Jangan nangis , elmi ga cengeng!"

"Elmi kuat!"

"Jangan nyakitin diri lo sendiri!"

Elmi menggeleng keras , "ENGGAA!"

Elmi langsung mengangkat kepalanya , ternyata cuma mimpi. Kelas nya sudah lumayan ramai , ani pun sudah duduk di samping nya sambil membuka wattpad.

"Lo udah bangun?" Tanya ani sambil tersenyum

Elmi menggosok kedua matanya , "udah ni , gue ngantuk bet"

Tiba-tiba guru mereka masuk , elmi dan ani langsung menyiapkan diri dan berdiri tegak untuk memulai pelajaran.

--------------------

"Yaampun do! Galau mulu! Jujur aja sih sama elmi kalo lu suka dia!" Ujar Joan

Daniel mengangguk , "betul tuh , dari pada galau mulu!"

Aldo menatap kedua teman nya tajam , lalu membanting sendok dan garpunya yang menyebabkan dentingan keras.

Ya..mereka sedang di kantin , dan kedua teman nya ini malah membully nya. Mereka tidak waras! Kenapa orang di sekitar nya tidak ada yang waras?

"Gue cuma bantuin dia ga lebih! Jadi lo berdua gausah provokator!" Jelas aldo tajam

Joan meringis , "selow aja kali elah!"

Aldo pergi dari kantin saat itu juga, mood nya untuk makan hilang sudah.

Lalu di pertengahan dia berjalan sepanjang lorong sekolah , dia menemukan elmi sedang berjalan dengan teman nya , seingat dia sih itu namanya andi!.

"Jadi nanti mau ke mana?" Tanya andi

Elmi melemas , "gatau di , gue ga mood. Makan aja ga mood"

Andi tampak tersenyum tipis lalu dia mengusap kepala elmi lembut , "yauda nanti kita ke cafe aja ya! Gue traktir" seru andi

Elmi tersenyum lebar , "boleh!"

Aldo yang melihat itu langsung mengepalkan tangan nya , mencoba tenang dan menatap mereka nanar.

"Astaga do! Lu ga mungkin suka dia!"

"Tarik nafas , keluar! Jangan pernah kebayang wajah dia"

"Argh!!"

"Percayalah , suatu hari nanti lo bakal sadar kalau gue bukan sekedar sampah"

-----------------------

Jangan lupa vomment ya💕
ajak teman kalian buat baca Just You👀

Nat:)

Just You [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang