Elmi melebarkan matanya , matanya menatap mata hazel yang indah itu. Mata Aldo benar-benar kelewatan.
Entah mimpi atau kenyataan yang ada di depan Elmi sekarang. Setiap kata yang keluar dari mulut Aldo itu berasa surga dunia.
"Ehm.. Elmi ga mimpi kan? Astaga , demi apapun jangan ada yang bangunin Elmi!" pekik Elmi tertahan , dia masih belum percaya.
Aldo tersenyum , "Kamu ga mimpi , sayang"
Bahkan dia sendiri saja , gugup mengatakan hal ini ke Elmi. Entah sudah ke berapa dia berkata dalam hati , bahwa dia seorang lelaki yang berani.
Tidak ada lagi wajah kaku , dingin , lontaran pedas , kalimat menusuk. Yang saat ini ada adalah kalimat manis , ucapan sayang , dan pujian tersendiri.
Melihat Elmi yang gelagapan , Aldo tersenyum lebar kemudian bangun dan memeluk Elmi hangat.
"Tidak perlu.."
"Aku gak butuh jawaban mu"
"Aku udah tau jawaban nya"
Elmi tersenyum dalam dekapan Aldo , hal-hal yang dianggap mimpi oleh Ani sekarang menjadi sebuah kenyataan.
Dunia yang kejam seakan berubah menjadi dunia yang penuh fantasi , dan hangat. Untuk saat ini Elmi masih tak percaya.
Semua perjuangan , rasa sakit hati , ejekan dari fans fanatik , tawaan meledek. Terbayar dengan ucapan Aldo barusan.
"Rasanya Elmi masih ga percaya.." bisik Elmi pelan di dalam pelukan hangat Aldo.
Aldo tersenyum , dagu nya dia letakkan di pucuk kepala Elmi. Menghirup banyak-banyak bau vanilla dari shampo Elmi yang kini berubah jadi wangi kesukaan nya.
"Kakak.." panggil seseorang dari pintu dapur , sontak Aldo melepas pelukan nya perlahan.
Melihat gadis kecil itu datang dengan gaun tidur nya sambil mengucek matanya , "Kak , Lysia ga bisa bobo" manja Lysia sambil memeluk kaki Aldo.
Elmi berjongkok , "Kakak temenin yuk"
Lysia melompat riang , "Yey , ayo kak"
Lysia menarik tangan Elmi yang lebih besar dari tangan mungil nya , berjalan dan mulai mengarah ke kamar Lysia.
Aldo sempat menarik tangan Elmi , "Love you"
Singkat tapi sangat membahagiakan.
Bahkan Lysia sendiri tak sadar bahwa Elmi sempat berhenti karena cekalan tangan Aldo , karena hal itu benar-benar terjadi secara singkat.
Malam semakin larut , langit yang gelap terus menaburkan cahaya kecil yang dia miliki. Aldo berdiri di beranda kamarnya sambil memikirkan gadis pendek miliknya.
Bintang yang berkerlip menambah senyuman Aldo yang semakin menjadi-jadi , dia baru tahu bahwa ini rasanya menyayangi sebenarnya.
Aku benar , Tuhan telah mengijinkan aku mengambil satu dari ribuan bintang yang dia miliki. Bintang itu tak lagi kecil , tapi menjadi cahaya besar dihidupku.
----
"Pagi om" sapa Elmi saat dia turun dan melihat Darren yang sedang membaca koran.
"Pagi , sayang" balas Darren
Tatapan nya berhenti ketika melihat sosok Aldo yang serius menatap Macbook nya.
"Jadi presentasi pemasaran meningkat?" tanya Darren takjub.
Aldo mengangguk beberapa kali , menaikkan kacamatanya yang sempat turun ke batang hidung nya yang mancung.
Dia belum menyadari bahwa Elmi telah duduk si hadapan nya sambil mengambil pasta pedas keju kesukaanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [end]
Fiksi RemajaAldo Kennedy , seorang cowok yang dengan mudahnya tanpa dia sadari membuat para gadis terpukau. Irit bicara , cuek dan dingin tak mampu menutupi ketampanan nya yang khas. Banyak pepatah yang mengatakan , "Seorang wanita hanya menunggu pria mengungka...