32 :: Tinkerbell

8.2K 419 8
                                        


 

Elmi melebarkan matanya , matanya menatap mata hazel yang indah itu. Mata Aldo benar-benar kelewatan.

Entah mimpi atau kenyataan yang ada di depan Elmi sekarang. Setiap kata yang keluar dari mulut Aldo itu berasa surga dunia.

"Ehm.. Elmi ga mimpi kan? Astaga , demi apapun jangan ada yang bangunin Elmi!" pekik Elmi tertahan , dia masih belum percaya.

Aldo tersenyum , "Kamu ga mimpi , sayang"

Bahkan dia sendiri saja , gugup mengatakan hal ini ke Elmi. Entah sudah ke berapa dia berkata dalam hati , bahwa dia seorang lelaki yang berani.

Tidak ada lagi wajah kaku , dingin , lontaran pedas , kalimat menusuk. Yang saat ini ada adalah kalimat manis , ucapan sayang , dan pujian tersendiri.

Melihat Elmi yang gelagapan , Aldo tersenyum lebar kemudian bangun dan memeluk Elmi hangat.

"Tidak perlu.."

"Aku gak butuh jawaban mu"

"Aku udah tau jawaban nya"

Elmi tersenyum dalam dekapan Aldo , hal-hal yang dianggap mimpi oleh Ani sekarang menjadi sebuah kenyataan.

Dunia yang kejam seakan berubah menjadi dunia yang penuh fantasi , dan hangat. Untuk saat ini Elmi masih tak percaya.

Semua perjuangan , rasa sakit hati , ejekan dari fans fanatik , tawaan meledek. Terbayar dengan ucapan Aldo barusan.

"Rasanya Elmi masih ga percaya.." bisik Elmi pelan di dalam pelukan hangat Aldo.

Aldo tersenyum , dagu nya dia letakkan di pucuk kepala Elmi. Menghirup banyak-banyak bau vanilla dari shampo Elmi yang kini berubah jadi wangi kesukaan nya.

"Kakak.." panggil seseorang dari pintu dapur , sontak Aldo melepas pelukan nya perlahan.

Melihat gadis kecil itu datang dengan gaun tidur nya sambil mengucek matanya , "Kak , Lysia ga bisa bobo" manja Lysia sambil memeluk kaki Aldo.

Elmi berjongkok , "Kakak temenin yuk"

Lysia melompat riang , "Yey , ayo kak"

Lysia menarik tangan Elmi yang lebih besar dari tangan mungil nya , berjalan dan mulai mengarah ke kamar Lysia.

Aldo sempat menarik tangan Elmi , "Love you"

Singkat tapi sangat membahagiakan.

Bahkan Lysia sendiri tak sadar bahwa Elmi sempat berhenti karena cekalan tangan Aldo , karena hal itu benar-benar terjadi secara singkat.

Malam semakin larut , langit yang gelap terus menaburkan cahaya kecil yang dia miliki. Aldo berdiri di beranda kamarnya sambil memikirkan gadis pendek miliknya.

Bintang yang berkerlip menambah senyuman Aldo yang semakin menjadi-jadi , dia baru tahu bahwa ini rasanya menyayangi sebenarnya.

Aku benar , Tuhan telah mengijinkan aku mengambil satu dari ribuan bintang yang dia miliki. Bintang itu tak lagi kecil , tapi menjadi cahaya besar dihidupku.

----

      "Pagi om" sapa Elmi saat dia turun dan melihat Darren yang sedang membaca koran.

"Pagi , sayang" balas Darren

Tatapan nya berhenti ketika melihat sosok Aldo yang serius menatap Macbook nya.

"Jadi presentasi pemasaran meningkat?" tanya Darren takjub.

Aldo mengangguk beberapa kali , menaikkan kacamatanya yang sempat turun ke batang hidung nya yang mancung.

Dia belum menyadari bahwa Elmi telah duduk si hadapan nya sambil mengambil pasta pedas keju kesukaanya.

Just You [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang