Disinilah Kiara dengan Dinda berbincang-bincang mengenai perlakuan Karel yang sekarang ke Kiara. mereka berada disalah satu kafe yang ada di Jakarta, dan Karel lah yang mengantarkan Kiara kesini.
Dinda menyesap caramel macchiato-nya, kemudian tersenyum, "Kok bisa sih lo janjian sama kak Derly, pulangnya sama kak Karel?"
Kiara menghela nafasnya dan tersenyum tipis, "Jadi kak Derly tuh ngajakin gue nonton, tapi sama pacarnya juga. Gue kira juga bertiga doang, taunya gue ketemu kak Karel."Kiara meneguk cappuccino-nya, "Katanya dia gak mau gue jadi obat nyamuk, dan dia ngajak kak Karel."
Dinda manggut-manggut menanggapi cerita Kiara, "Terus pas nonton lo gimana?"
Kiara lalu tersenyum lebar, "Jadikan kak Derly tuh mesen tiket dua buat dia sama pacarnya di bagian A, gue sama kak Karel di bagian B. kitakan nonton film Danur, gila serem banget anjir din, tau gak kak Karel bilang apa ke gue?"
Dinda menaikkan alisnya, "Apa?"
"Dia bilang gini, 'Udah, jangan takut. Ada gue disini.' Rasanya tuh lo kayak diterbangin ke Korea terus ketemu Lee Min Ho."ucap Kiara dengan menggebu-gebu.
Dinda memutar bola matanya, "Lee Min Ho pala lo botak."Dinda yang masih penasaran dengan ceritanya Kiarapun bertanya, "Terus kak Karelnya masih cuek gitu gak ke lo?"
Kiara terlihat berpikir dan menghela nafasnya, "Ya masih sih."lalu ia tersenyum, "Tapi din, cowok cuek itu kalo udah perhatian itu lucu tauk, minta dibungkus."
Dinda tersenyum menanggapi Kiara.
Kiara menjentikkan jarinya, "Oh iya, gue lupa bilang gue dibeliin novel loh sama dia."pamer Kiara sambil tersenyum lucu.
Dinda mengerutkan keningnya, "Demi apa?"
Kiara tersenyum lebar, "Demi kuda laut yang bisa jalan di darat."
"Kuda laut mah dilaut kali."celetuk Dinda.
Kiara mengangkat bahunya acuh, "Bodo amat."kemudian ia kembali menyesap minumannya.
Dinda tersenyum, "Lo suka kan sama kak Karel?"
Kiara mendelik kesal, "Dih apaan sih ya enggaklah."Kiara menatap ke arah lain, "Kata kak Karel gini, 'Lagian cinta emang susah dimengerti. Lo bisa jatuh cinta dengan orang didetik pertama, tapi lo butuh waktu yang lama untuk melupakan orang tersebut.' "
Dinda mengernyit bingung, "Maksudnya apa ya?"
Kiara mengangkat bahunya, lalu tepat pada waktu itu handphone Kiara bordering menandakan ada panggilan masuk.
Kak Derly's calling...
Kiara mengernyit bertanya-tanya dalam hati, mengapa kak Derly menelponnya, kemudian ia mengangkatkan telepon tersebut.
"Halo kak, kenapa—"
"Ki, Karel balik dari nganterin lo kemana? Dia ada ngangkat telpon gitu gak?"tanya Derly dan langsung memotong pembicaraan Kiara.
Jantung Kiara langsung berdetak cepat, "Gue mikir sih dia balik ke rumah. Di perjalanan sih gak ada kak, emangnya kenapa kak?"
Terdengar helaan nafas disana, "Abangnya Karel ngehubungin gue, nanya Karel udah pulang atau belum, nyokapnya minta jagain lia, adiknya Karel. tapi, Karel gak pulang, handphone-nya mati lagi."jelas Derly.
Seketika Kiara langsung khawatir dengan keadaan Karel, "Gue nyoba nyari kak Karel deh kak, gue juga sama Dinda kok."
Derly langsung menaikkan nada bicaranya, "Jangan ki! Lo pulang aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Noisy and Quiet
Teen FictionKiara Putri Dinata mengira kehidupan anak SMA itu menyenangkan, seperti yang Kiara tonton di drama korea koleksinya dan juga di novel-novel teenlitnya. Tapi, ekspetasi sangat berbanding terbalik dengan realita yang ada. Ini semua gara-gara ada salah...