Mulmed: Karel dan Kiara.
***
Sesampainya di hotel tempat acara tersebut diadakan, Kiara berbisik kepada Cintia, "Mi, Kiara boleh makan banyak gak?"
Cintia terbelalak mendengar penuturan anaknya, "Kiara ih! Jangan malu-maluin papi dong disini."
Kiara mengerucutkan bibirnya, "Ya abisnya kan Kiara laper, Kiara gak sempet makan tadi."
Cintia tersenyum, "Boleh makan banyak-banyak asal gak ketahuan orang."
"Kalau itu mah Kiara ahlinya."ucap Kiara sambil terkekeh geli.
Kiara beserta kedua orang tuanya pun memasuki hotel tersebut dan langsung menuju lift, untuk mencapai lantai paling atas. Karena lift di hotel tersebut ada kacanya, langsung aja Kiara berfoto di depan kaca alias mirror selfie, dengan background mami papinya. Kiara mengirim fotonya tersebut ke Deno.
[LINE]
Deno: ki, pap dong
Kiara: *send a picture*
Kiara: gue tau lo terpesona, hhe.
Deno: anjir
Deno: sumpah ki, lo kayak bidadari
Kiara: halah gombalan basi
Deno: gue serius loh
Kiara: udah ah gue mau cari makan dlu hhe
Deno: buset
Kiarapun terkekeh geli melihat percakapannya yang singkat dengan Deno. Pintu liftpun terbuka, Kiara dan orang tuanyapun keluar menuju tamu-tamu berada.
Kiara memperhatikan orang-orang, dan ada satu objek yang menarik perhatian Kiara. Kiara menyipitkan matanya. Benar dugaan Kiara, itu dia. Kiara melebarkan pandangannya ketika melihat penampilannya yang berbeda.
"Ganteng."gumam Kiara.
Kiara menghampiri laki-laki tersebut dan tersenyum lebar, "Hai kak!"
Karel melebarkan pupil matanya setelah melihat kehadiran Kiara, "Hm." Ya seperti biasanya.
Kiara tak kenal menyerah, "Ngapain lo disini kak?"
Karel memutar bola matanya, "Harusnya gue yang nanya gitu."
Kiara terkekeh geli, "Iya sih bener juga. Lo sendiri aja kak?"
"Menurut lo?"tutur Karel dengan ketus.
Kiara semakin senang ketika Karel ketus dengannya, entah kenapa, "Gue juga sendirian disini. Ortu gue ada sih. Tapi gue males gabung sama yang tua-tua."
Karel menatap Kiara datar, "Lo lupa? Gue kan juga tua."
Kiara tersenyum manis, "Seenggaknya lo gak tua-tua amat."
Karel memutar bola matanya, lagi. Mereka berduapun terdiam cukup lama, tapi karena Kiara yang tidak suka keheninganpun mulai berceloteh lagi.
"Btw, yang punya acara siapa sih kak?"tanya Kiara sambil memakan kue.
Karel menatap ke arah depan dengan datar, "Bokap gue."
Kiara tersedak mendengar kalimat Karel, "Seriusan lo kak? Berarti bokap gue temenan dong sama bokap lo?"
"Maybe."
Kiara tersenyum, "Oh iya si Lia mana kak?"
Karel menghela nafasnya, "Sama nyokap gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Noisy and Quiet
Fiksi RemajaKiara Putri Dinata mengira kehidupan anak SMA itu menyenangkan, seperti yang Kiara tonton di drama korea koleksinya dan juga di novel-novel teenlitnya. Tapi, ekspetasi sangat berbanding terbalik dengan realita yang ada. Ini semua gara-gara ada salah...