Kiara yang sedang menulis catatan biologinya mendongak ketika namanya dipanggil, Kiara bingung kenapa Bu Endang memanggilnya.
"Iya bu?"tanya Kiara yang masih memegangi pulpennya.
Bu Endang yang terkenal dengan keramahannyapun tersenyum, "Tuh ada Karel, nungguin kamu, di depan kelas."
Mata Kiara sukses melotot, sebegitu tidak sadarkah ia? Kiara melirik ke sekelilingnya, yang memandanginya dengan tatapan bertanya-tanya.
'Iya sih ngambil ke kelas gue, tapi gak lagi belajar gini juga kali. Huh."batin Kiara sambil memutar bola matanya.
Kiara mengambil paper bag berwarna navy yang berisikan jasnya Karel, Kiarapun ijin dengan bu Endang untuk keluar kelas sebentar.
"Bu, saya ijin keluar dulu ya."ucap Kiara sambil menenteng paper bagnya.
Bu Endang tersenyum dan mengangguk, "Silahkan Kiara, tapi jangan lama-lama ya. Nanti kamu tidak paham dengan penjelasan saya."
Kiara mengangguk dan keluar kelas menemui Karel, Kiara menatap tajam laki-laki tersebut.
"Kenapa pas belajar sih lo kesini, kak? Kenapa gak istirahat aja? Kenapa gak pas pulang sekolah aja?"cetus Kiara dengan tatapan tajam ke arah Karel.
Karel memutar bola matanya, "Gue sibuk."
Kiarapun mengikuti karel dengan memutar bola matanya, "Sok sibuk, mentang anak osis. Yaudah nih kak, makasih ya."sambil menyerahkan paper bagnya.
Karel mengangguk, dan mengambil paper bag tersebut dari tangan mungil Kiara.
Kiarapun hendak berbalik menuju kelasnya, tapi Karel menarik tangannya. Kiara menaikkan alisnya bingung.
"Kita disuruh duet pas acara pensi. Jadi lo yang nyiapin lagunya."ucap Karel.
Kiara tersenyum. Kiara suka dengan penggunaan kata 'kita' dikalimat yang Karel ucapkan.
Kiara mengangguk, "Ntar kalau gue udah ketemu lagu yang pas, gue chat lo ya kak!"
Karel mengangguk, "Kalau gue gak bales, artinya gue sibuk. Jangan spam."
Kiara tersenyum senang dan mengangguk, dan Kiarapun memasuki kelasnya dengan hati yang senang.
Dinda yang menyadari raut wajah bahagia dari Kiarapun menyenggol tangan Kiara, "Lo kenapa?"bisik Dinda.
Kiara tersenyum lebar, "Gapapa, din."bisik Kiara.
Dinda mengerucutkan keningnya dan melanjutkan menulis.
Kiara melirik catatan Dinda, "Din lihat dong."
Sepertinya Kiara tadi terlalu lama berbicara dengan Karel ya, karena catatan Dinda sudah hampir dua lembar.
***
Kiara yang sedang duduk termangu di halte bus sekolah, menoleh ke arah Dinda yang mengajaknya bicara.
"Lo kenapa sih ki? Daritadi senyam-senyum."cetus Dinda penasaran.
Kiara tersenyum, "Gak tau juga. Gara-gara kata 'kita' gue jadi senyum-senyum sendiri gini."
Dinda tersenyum meledek, "Ah lo lagi jatuh cinta ya?"
Kiara menggeleng cepat, "Apaan sih? gak lah. Yakali."
"Lo jatuh cinta sama kak Derly ya?"tanya Dinda sambil tersenyum miring.
Kiara memutar bola matanya, "Gak lah! Gila lo din. Deket juga kagak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Noisy and Quiet
Novela JuvenilKiara Putri Dinata mengira kehidupan anak SMA itu menyenangkan, seperti yang Kiara tonton di drama korea koleksinya dan juga di novel-novel teenlitnya. Tapi, ekspetasi sangat berbanding terbalik dengan realita yang ada. Ini semua gara-gara ada salah...