Mulmed: Derly Adrian
.
.
.
Kalau kalian berpikiran Karel itu benar-benar peduli pada gadis itu, itu salah. Karena yang terjadi saat ini, adalah dimana Kiara berjalan tertatih-tatih mengejar Karel yang sudah berjalan sangat jauh, bahkan Karel acuh dengan Kiara, Karel sibuk membuka handphonenya yang berwarna silver itu, satu pesan yang membuat Karel menghela nafasnya.Bunda : Karel jangan lupa nganter adek les. Bunda harus ke kantor Ayah sekarang. Jadi jangan lupa rel. abang belum pulang kuLiah, adek cuman sama mbok tuti.
Dan Karel hampir melupakan kewajibannya sebagai kakak dari adiknya, Karelia Salsa Mahendra, atau yang sering dipanggil Lia. Nama adiknya itu adalah gabungan dari namanya, karena dulu Karel sangat ingin mempunyai adik perempuan maka dari itu Karel menamainya Karelia dan ayah juga bundanyapun setuju dengan nama itu. Karel sudah lelah menghadapi tingkah menyebalkan abangnya yang sering jahil kepadanya, tapi semenjak ada Lia, Karel lah yang kerap kali menjahili adik bungsunya itu.
Kiara yang menyadari Karel berhenti, tersenyum senang. "Kayaknya singa es nungguin gue berjalan."
Karel berbalik menghadap Kiara yang tersenyum kepadanya, "Gue gak bisa nganter lo pulang."
Kiara sungguh terkejut dengan lontaran kata yang disebutkan Karel kepadanya, "Ke-kenapa?"
Karel menggeleng, Karel memilih untuk tidak menceritakan tentang keluarganya kepada gadis yang baru dikenalnya beberapa jam yang lalu, "Gue telpon Derly ya, buat nganter lo."
Kiara mengangguk pasrah sambil menghentak-hentakkan kakinya, karena dia kesal kepada laki-laki ini, tingkah Kiara yang seperti kekanakan ini membuat Karel melirik bingung Kiara. Kiara yang sadar Karel memperhatikannya pun memilih diam, dan memilih untuk membuka handphonenya.
Kiara asyik men-scroll isi timeline linenya yang berisi tentang video resep makanan, Kiara suka melihat video-video itu, tapi Kiara tidak suka memasak, hanya dua yang bisa Kiara masak, mie instant sama rebus air. Kiara terlalu sibuk dengan drama koreanya, sehingga terlalu malas untuk belajar memasak, padahal maminya sendiri seringkali meminta bantuan untuk membuat kue, tapi Kiara lebih memilih menonton drama korea.
"Yuk ki?"suara Derly membuat Kiara terlonjak terkejut, kalau saja Kiara tidak erat memegang handphone, sudah pasti handphonenya terlepas dari genggamannya.
Kiara menoleh kanan kiri untuk mencari dimana singa es-Karel berada.
Derly yang memperhatikan Kiara mencari-mencari Karelpun berucap, "Karel udah pulang duluan."
Kiara mendengus kesal kedua kalinya.
Derly terkekeh geli, "Yaudah yuk ki, sini gue bantu jalan."
Kiara mengangguk, sungguh sangat berbeda sifat dari ketua osisnya itu dengan wakil ketua osis. Berbeda jauh. Karena Derly tahu cara memperlakukan perempuan dengan baik.
***
Sampailah Kiara di depan rumahnya sendiri, ketika dia ingin membuka pintu mobil Derly menahan Kiara. Derly tersenyum sambil memberikan handphonenya ke Kiara.
"Tulis id line lo ki."ucapnya, tapi kedengarannya seperti memerintah sih.
Kiara terkekeh geli, lalu dia menuliskan id linenya di handphone Derly dan mengembalikan handphonenya ke Derly,"Nih udah, hehe."
Derly mengangguk dan membuka pintu mobilnya, mengelilingi mobilnya dan membukakan pintu untuk Kiara, perlakuan Derly ke perempuan sungguh manis.
Kiara keluar dari mobil Derly dengan tertatih-tatih sambil dibantu Derly berjalan ke depan pintu rumahnya, karena rumah Kiara memiliki tangga untuk naik ke pintunya itu. Derly memang sungguh baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Noisy and Quiet
Teen FictionKiara Putri Dinata mengira kehidupan anak SMA itu menyenangkan, seperti yang Kiara tonton di drama korea koleksinya dan juga di novel-novel teenlitnya. Tapi, ekspetasi sangat berbanding terbalik dengan realita yang ada. Ini semua gara-gara ada salah...