3. Karel yang Dingin

2.4K 149 12
                                    

Mulmed: Karel Azhar Mahendra
.
.
.
Pagi ini Kiara hampir terlambat jika saja maminya tidak membangunkannya tadi, bahkan dia lupa sarapan di rumah. "Kalau begini pasrah saja, paling juga ntar bunyi nih perut."gumam Kiara.

Kiara menuju barisan dimana murid-murid IPA berbaris, yaiyalah ki. Untungnya Kiara bertemu dengan Dinda, teman pertamanya di sekolah ini.

"Ki, gue denger-denger hari ini kita disuruh ngumpulin tanda tangan anak osis minimal 20 gila gak?"cecar Dinda dengan hebohnya.

Kiara mengangguk, "Iya gue denger juga gitu. Semoga ae gak 20 orang."

Tiba-tiba ada seorang anak osis berdiri di panggung dan memegang mic, "Halo adek-adek!"

Dengan serempak murid kelas 10 termasuk Kiara dan Dinda menyahut, "Hai kak!"

"Nama gue Derly jabatan gue di osis adalah sebagai ketua osis. Gue disini mau memberitahu kalau hari ini kalian harus ngumpulin tanda tangan anak osis sebanyak 15 orang aja. Kalau kurang daripada itu kalian harus dihukum membersihkan halaman sekolah sampai pulang sekolah. Dan yang berhasil dapet tanda tangan gue dan wakil gue boleh bebas dari 15 orang tadi. Paham kalian?"jelas ketua osis yang bernama Derly itu.

Dan kembali dengan serempak, "Paham kak!"

Kiara dan Dindapun memilih untuk cepat-cepat mencari tanda tangan anak osis, target mereka cuman anak osis yang baik hati dan tidak menyuruh mereka yang aneh-aneh.

Untungnya Kiara ketemu Sesil yang kemarin sama-sama menunggu jemputan, "Kak minta tanda tangannya ya."

Sesil tersenyum dan langsung mengambil kertas yang penuh nama anak osis itu, "Iya dek, sama gue mah selow aja."

Kiara tersenyum ketika melihat kertasnya berisi satu tanda tangan, baginya itu merupakan suatu awal cerah untuk mendapatkan tanda tangan osis lainnya. Sampai akhirnya Kiara meminta tanda tangan ke ketua osis yang bernama Derly tadi, agar dia bebas dari 15 tanda tangan tadi.

"Kak Derly minta tanda tangannya ya."ucap Kiara memohon.

Derly tersenyum misterius, "Ada syaratnya tapi. Lo harus meminta tanda tangan wakil gue dulu baru lo bisa dapet tanda tangan gue."

Kiara mengangguk, "Wakil lo yang mana kak?"

Derly menunjuk seorang laki-laki yang sedang bersandar di tiang basket yang sedang menatap datar lapangan, "Namanya Karel."

"Ganteng juga tuh wakil ketos. Eh tapikan dia yang kemaren nyipratin genangan air ke seragam gue!"

Kiara bertekad untuk menghampiri sang wakil ketua osis. Kiara tersenyum kepada wakil ketua osis itu padahal Kiara masih kesal sama insiden dimana Karel menyipratkan genangan air ke Kiara, sedangkan Karel hanya melirik Kiara sebentar dan kembali menatap datar kea rah lapangan.

"Kak boleh minta tanda tangannya?"tanya Kiara hati-hati.

Karel menghela nafas, "Gak."Karel memilih pergi meninggalkan Kiara.

Kiara memutar bola matanya, "Songong banget dasar."

"Gak, ki lo harus bisa dapetin tanda tangan tuh anak. Bodo amat gimana caranya."

Kiara berlari kecil dan mensejajarkan langkahnya dengan Karel, Kiara tersenyum walau hatinya kesal dengan laki-laki ini.

"Kak, gue cuman minta tanda tangan lo doang."mohon Kiara.

Karel cuman diam dan memperlebar langkahnya, Kiara pun harus berlari kecil.

"Kak, please."

"Kak, gue janji deh kalau lo mau ngasih tanda tangan lo, gue janji bakal ngabulin satu permintaan lo."tawar Kiara tanpa kenal lelah.

Noisy and QuietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang