'If i'm not made for you then why does my heart tell me that i am? '
***
Kiara memijat kepalanya yang sedari tadi sakit. Ah tidak, kali ini bukan hanya kepalanya yang sakit tapi hatinya pun juga. Mengapa pertemuannya dengan Karel tidak sebahagia dulu?
"Kamu kenapa?"tanya seseorang yang duduk di hadapan Kiara.
Kiara memang sedang berada di cafe usai merawat salah satu pasien kecilnya, ini cafe yang tadi ia datangi bersama Karel, ah Kiara lagi-lagi teringat laki-laki itu.
Kiara tersenyum tipis dan menggeleng, "Kepalaku cuman lagi sakit."
Seseorang itu pun meletakkan telapak tangannya ke dahi Kiara, "Hangat."ucapnya lalu tersenyum, "Harusnya kamu juga merhatiin kesehatan kamu, bukan hanya kesehatan pasien. Kalau kamu lagi sakit, yang ngurus pasien kamu siapa? Masa aku sih?"
Kiara menunjukkan tawanya seolah-olah ia baik-baik, "Aku gak sakit. Paling ini cuman mau PMS aja sih."
Laki-laki itu menyesap kopi yang ia pesan tadi, "Oh iya, aku denger-denger kamu lagi dikejar-kejar sama salah satu wali pasien ya?"
Kiara mengerutkan keningnya lalu tersenyum tipis, "Suster Dira pasti yang bilang ke kamu?"
"Iya, mantan kamu ya?"tanya laki-laki itu.
Kiara menghela nafasnya berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya, "Bisa dibilang mantan, tapi kita gak putus."
"Dia ninggalin kamu?"
Kiara menggeleng, "Aku yang melepas dia, Ji."
Laki-laki yang bernama Aji itu pun mengangguk-angguk, "Kadang aku suka bingung, kalau sama-sama sayang kenapa harus saling melepas? Kenapa saling menyakiti kalau sama-sama masih peduli?"
Aji adalah salah satu dokter di rumah sakit yang sama dengan Kiara, Aji adalah dokter bedah anak, makanya mereka berdua akrab, selain bidang mereka sama, merekapun nyambung satu sama lain. Sayangnya, Aji sudah mempunyai tunangan. Kalau tidak, Kiarapun mau jadi kekasih Aji, laki-laki itu punya otak yang cerdas, humoris, dan romantis, paket lengkap untuk para penggila cogan.
Kiara tersenyum, "Justru karena aku sayang sama dia, aku bebasin dia pergi, untuk menggapai impiannya."
Aji kembali menyesap kopi hitamnya, "Terus kalian gak komunikasi? Kan sekarang udah ada sosial media yang bisa menyambungkan dua orang dengan jarak yang jauh."
"Aku memilih untuk lost contact sama dia, karena aku yakin kalau kita memang jodoh, tuhan pasti punya seribu cara untuk mempertemukan, sebaliknya kalau kita tidak ditakdirkan bersama, sekalipun dengan satu cara tuhan bisa memisahkan kita."ucap Kiara sambil menghapus air matanya.
Aji tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa kamu ketawa?"tanya Kiara.
"Kamu kalau lagi galau, jadi bijak gitu ya."celetuk Aji.
Kiara mencebikkan bibirnya lalu ia tertawa, "Kamu nyebelin."
***
Di tempat lain, di sebuah bangunan tingkat tiga, Karel sedang menandatangani dokumen-dokumen yang akan dikirim oleh karyawan-karyawannya. Karel memijat kepalanya yang terasa sakit.
Karel berhasil menjadi notaris yang cukup terkenal di jakarta, bagi Karel itu tidak terkenal, karena bahkan Kiara tidak mengetahui kantor notarisnya tersebut.
"Bapak sakit?"tanya Rita, tangan kanan perusahaannya. Rita adalah seorang wanita yang sudah mempunyai suami, ia baru menikah sebulan yang lalu.
Karel menggeleng, dan tersenyum, "Saya tidak apa-apa, oh iya hari ini saya balik duluan ya. Kantor nanti dikunci ya."
"Baik pak, yasudah kalau tidak ada apa-apa lagi, saya mau mengerjakan Akta jual beli dulu."ucap Rita sambil beranjak dari tempatnya.
Karel menahan Rita dengan memanggilnya, "sebentar saya butuh teman cerita."
Rita kembali duduk di depan atasannya, "Tentang perempuan yang selama ini bapak cari?"
Karel memang seringkali menceritakan tentang Kiara kepada Rita, dan seringkali Ritapun memberikan nasihat-nasihatnya.
Karel mengangguk, "Saya menemukannya. Tapi, sepertinya dia tidak menginginkan saya lagi."
"Bapak tahu dari mana?"tanya Rita, "Dari dia sendiri?"
Karel tersenyum tipis sambil menerawang waktu ia bersama Kiara, "Dia jauh lebih sibuk dari yang saya ekspetasikan. Dia mengira saya sudah mempunyai calon untuk menikah."
"Lalu bapak bilang iya?"
"Belum sempat saya menjelaskan, dia mendapat panggilan dari rumah sakit tempat ia bekerja. Sepertinya takdir memang ingin memisahkan kami."ucap Karel.
Rita tersenyum menanggapinya, "Bapak tahu film Letters to Juliet?"
Karel menaikkan alisnya, "Pernah dengar, tapi gak pernah nonton, kenapa memangnya?"
"Film itu berkisah tentang perjuangan seorang wanita tua bersama cucu dan sahabatnya mencari romeonya, setelah tidak bertemu dengan pria itu selama 50 tahun, nama pria itu Lorenzo Bartolini, banyak sekali nama yang sama di belahan dunia ini. Tapi apa? Wanita tua itu akhirnya menemukan pria itu. Mereka menikah dengan umur yang sudah tidak muda lagi."ucap Rita menceritakan film kesukaannya dari dahulu.
Karel menatap Rita dengan bertanya-tanya, "Lalu apa hubungannya dengan saya?"
Rita tersenyum, "Bapak belum berjuang, tapi sudah menyerah. Bapak mau menjadi seperti wanita tua itu? Menunggu 50 tahun lagi untuk menemukan cinta sejati bapak. Betapa banyaknya nama Kiara di dunia ini. Besar kemungkinan bapak tidak akan menemukan dia lagi."
Karel terdiam cukup lama.
"Perjuangkan dia pak. Jangan sampai bapak menyesal, saya yakin pasti ada banyak sekali pria yang ingin menikahi Kiara, perempuan yang bapak sayang."ucap Rita lagi.
***
Karel berlari di dalam rumah sakit, ia terus berlari menuju suster yang ia temui siang tadi, berharap Kiara belum pulang ke rumahnya. Karel ingin memperjuangkan kembali wanita itu.
"Sus, Kiara sudah pulang?"tanya Karel dengan nafas yang terengah-rengah.
Suster itu mengangguk mengiyakan, "Iya, sudah dua jam yang lalu, bu dokter sepertinya ingin menemui sahabat perempuannya."
Karel mengangguk, lalu tersenyum tipis.
Pria itu kemudian melangkahkan kakinya dengan gontai keluar rumah sakit.
Di parkiran mobil, Karel bertemu dengan seseorang yang tidak terduga. Karel berharap bertemu dengan seseorang ini bisa membuat ia dan Kiara kembali.
"Apa kabar den?"sapa Karel ramah kepada Deno yang sedang menutup pintu mobilnya.
Deno tersenyum menanggapi, "Baik, jauh lebih baik."Deno kemudian menjentikkan jarinya, "Lo habis ketemu Kiara?"
"Tadi siang. Tapi, kayaknya dia gak menginginkan gue lagi."ucap Karel sambil tersenyum pasrah.
Deno menggeleng tidak setuju, "Selama sepuluh tahun, Kiara nunggu lo. Lo pikir semudah itu Kiara ngelupain lo? Dia masih cinta sama lo."
"Lo serius den?"
"Gue yang ngapusin air matanya saat dia rindu sama lo. Gue yang setia dengerin dia mengenang lo. Gue juga yang setiap saat gantiin lo buat lindungin dia. Untung gue udah punya cewek."ucap Deno.
Karel tersenyum, "Dia masih tinggal sama nyokap bokapnya?"
Deno mengangguk.
"Gue duluan ya. Ada sesuatu besar yang harus gue urus buat Kiara."ucap Karel sambil menepuk bahu Deno.
Deno tersenyum, "Ki, lo berhak bahagia."batinnya
***
A/n: maafin karena pendek, maafin karena ngilang berbulan-bulan:(
22 Oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Noisy and Quiet
Teen FictionKiara Putri Dinata mengira kehidupan anak SMA itu menyenangkan, seperti yang Kiara tonton di drama korea koleksinya dan juga di novel-novel teenlitnya. Tapi, ekspetasi sangat berbanding terbalik dengan realita yang ada. Ini semua gara-gara ada salah...