26. Kekesalan berujung Kesedihan

1.4K 68 0
                                    

"Don't promise that you'll call,
Just promise that you won't forget we had it all." 1D - Summer Love

***

Selesai Karel makan bakso, iapun beranjak dari tempat duduknya, tetapi Derly memanggilnya.

“Mau kemana rel? cepet banget dah.”ucap Derly.

Karel tersenyum, “Ke Kiara.”

Derly memutar bola matanya, “Elah, orang baru pacaran mah gitu, dikit-dikit nyamperin.”

Karel menatap Derly dengan kasihan, “Tau deh, yang pacarnya beda sekolah.”

“Kampret!”umpat Derly.

Karelpun mendatangi Kiara, dan langsung duduk disamping Dinda tepat didepan Kiara. Dinda menoleh ke arah Karel, dan menjauh sedikit dari Karel.

“Kenapa lo?”tanya Karel sambil mengernyit aneh.

Dinda menggeleng dan tersenyum miring, “Gue gak mau aja kena tabok Kiara. tadi aja dia cem—“

Kiara langsung membekap mulut Dinda dengan daging ayam yang berada dinasi gorengnya, membuat Dinda melotot tajam ke arah Kiara.

“Ada apa sih?”tanya Karel bingung.

Kiara membuang wajahnya ke arah lain, “Tanya aja ke cewel-cewek yang nge-chat kamu.”

Karel memutar bola matanya, “Yaelah paling mereka nanyain tentang osis.”

“Nanyain osis tapi kelihatannya kayak genit.”seru Kiara sambil berdecak.

Karel menghela nafasnya, “Kamu gak tahu apa-apa.”

Kiara menatap tajam Karel, “Aku tahu. Aku cewek, jadi aku bisa tahu yang mana gak genit dan yang genit.”

Karel mengangguk mengerti, “Oh ya? berarti kamu termasuk genit?”

Kiara menggeleng dengan cepat, “Ya enggaklah!”

“Oh, aku harusnya tahu kamu genit apa gak ya sama Saufi kampret itu.”sindir Karel sambil mengeluarkan handphonenya.

Kiara kemudian berdecak kesal mendengar perkataan Karel, “Ini gak ada hubungannya sama Saufi!”

Karel memutar bola matanya, “Oh jadi kamu belain dia?”

Kiara kemudian berdiri dan membuat semua siswa yang berada dikantin bingung, “Terserah. Tapi, yang  pasti aku gak belain siapapun.”ucapnya dengan lantang.

Kiarapun beranjak dan melangkahkan kakinya menjauh dari mejanya juga mengambil handphonenya yang berada dihadapan Karel.

“Kiara!”panggil Karel.

Kiara melupakan sesuatu, kemudian ia kembali ke meja tersebut.

“Jangan geer ya.”ucapnya sambil menatap malas Karel, “Nih din, bayarin punya gue, gue duluan ya.”ujar Kiara sambil meletakkan uang dua puluh ribuan.

Kemudian ia berjalan ke arah luar kantin. Berdebat dengan Karel membuat mood-nya semakin hancur.

Dinda yang sedari tadi hanya mendengarkan perdebatan antar sepasang kekasih yang baru saja jadianpun hanya mengangguk-angguk sambil menghabiskan makananya.

Noisy and QuietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang