Ketika mentari baru menyembulkan teriknya, Karel baru bangun dari tidurnya. Waktu sudah menunjukkan jam 5 lewat 10 menit. Karel bergegas mengambil handuknya dan menuju kamar mandi yang berada didalam kamarnya sendiri. Karel bukanlah anak remaja yang seperti sekarang, anak yang susah dibangunkan. Dia akan bangun sendiri, kecuali hari libur. Sudah pasti Karel malas bangun pagi.
Begitu Karel sudah mandi, Karel mengambil seragamnya dan memasangnya tak lupa ia memakai dasi, dia adalah wakil ketua osis, sudah pasti dia harus memberii contoh yang baik kepada siswa lain apalagi siswa kelas 10 yang baru masuk sekolahnya.
Selesai berpakaian, Karel mengambil tasnya dan menuju ruang makan. Karel pun duduk tepat dihadapan ayahnya dan di samping kakaknya. Karel mengambil sepotong roti dan mengolesinya dengan nutella.
"Rel, kamu kemaren kemana sama Kiara?"tanya Darrel.
Farel yang merasa terpanggil mengernyit bingung, "Ayah manggil Farel atau Karel?"
Darrel tersenyum, "Karel lah. Emangnya kamu jalan sama Kiara?"
Farel cengengesan dan melanjutkan memakan rotinya.
Karel meneguk susu coklatnya, "Ke kedai es krim, yah. Kenapa?"
Farel yang mendengar hal tersebutpun terkejut, "Seriusan lo jalan sama Kiara tadi malam?"
Karel mengangguk acuh.
Farel bertepuk tangan kagum, "Yah, aku kira Karel itu suka sesama jenis. Tapi ketika aku tau dia abis jalan sama Kiara, aku yakin dia masih normal yah."
Darrel mengangguk setuju, "Ayah juga khawatir kalo Karel itu gak normal."
Karel memutar bola matanya, "Ya enggaklah. Tapi, bukan berarti Karel suka sama Kiara. tadi malem Karel hanya ingin memakan es krim, dan Karel bingung mau ngajak siapa."
Farel terkekeh pelan, "Masa sih? biasanya lo ngajak Lia kalo mau beli es krim."
Karel berdecak kesal, "Terserah gue lah bang. Lagian Lia ntar sakit kebanyakan makan es krim dan coklat."
Darrel yang mendengar perseteruan anak-anaknya pun berdeham kecil, "Sudah-sudah. Jangan berantem didepan makanan."
"Abang duluan yang mancing, yah."elak Karel sambil memakan rotinya.
Della yang baru saja selesai mengurus Liapun bergabung di meja makan bersama dengan Lia.
"Ada apa sih kalian kok ribut?"tanya Della sambil memberi nutella dirotinya Lia.
Karel menatap Farel dengan datar, "Abang tuh, bun."
Farel yang merasa disalahkanpun mengelak, "Apaan sih, abang bercanda doang. Lagian juga ntar lama-lama lo suka juga sama Kiara."
Karel menatap tajam Farel, "Sekali lagi lo bilang gitu, gue bakalan lempar nih sendok bang."
Della melerai keduanya, "Udah deh, jangan kayak anak kecil gitu. Kalau Karel gak suka Kiara, yaudah gak usah marah-marah." Farel yang merasa dibela menjulurkan lidahnya ke Karel, Della menatap anak pertamanya, "abang juga, jangan bercandain adeknya mulu dong kasihan."
Karel menjulurkan lidahnya, "Dengerin tuh bang."
Lia yang sedari tadi memakan rotipun ikut berbicara juga, "Bang Kayel sama bang Fayel jangan lebutan kak Kiala. Kak Kiala itu cocoknya sama bang Kayel."
Farel terkekeh geli mendengar celotehan adik bungsunya itu, "Abang tau kok dek. Lagian abang gak bakalan ngalangin Karel buat pacaran."
Karel mendengus kesal, "Gak boleh bicara tentang pacaran depan anak kecil."
![](https://img.wattpad.com/cover/89309749-288-k854883.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Noisy and Quiet
Fiksi RemajaKiara Putri Dinata mengira kehidupan anak SMA itu menyenangkan, seperti yang Kiara tonton di drama korea koleksinya dan juga di novel-novel teenlitnya. Tapi, ekspetasi sangat berbanding terbalik dengan realita yang ada. Ini semua gara-gara ada salah...