Pagi harinya, Kiara bangun dengan tubuh yang lumayan membaik setelah diberi Cintia obat flu. Setidaknya, panas Kiara sudah turun walaupun dia masih saja bersin-bersin. Kiara memilih turun sekolah, daripada ia harus ketinggalan pelajaran biologi kesukaannya.
Sayangnya, Kiara hari ini diantar mamanya, karena mang udin lagi ijin ngurus istrinya yang mau melahirkan. Sialnya, Kiara sepertinya harus naik gojek atau taxi sepulang sekolah, Cintia tidak bisa menjemput Kiara karena ada acara reuni teman SMA-nya.
Kiara melangkahkan kaki dengan lesu, dan bersamaan dengan itu Deno memanggilnya dari belakang.
"Kiara!!"panggilnya dengan nyaring membuat Kiara menoleh ke arah belakang dan Deno melambaikan tangannya, tersenyum menghampiri Kiara.
Kiara tersenyum tipis, Denopun langsung merangkul Kiara.
"Pulang sekolah jalan yuk?"ajak Deno sambil menyunggingkan senyumnya
Kiarapun mulai tertarik dengan ajakan Deno, "Kemana?"
Deno terlihat berpikir dan tersenyum misterius, "Rahasia dong."
Kiara mencebikkan bibirnya, dan berjalan cepat meninggalkan Deno. Laki-laki tersebut terkekeh geli melihat kelakuan Kiara yang seperti anak kecil yang ngambek.
Deno menarik tangan Kiara, "Mau es krim gak?"
Dan sudah pasti Kiara mengangguk dengan semangatnya, "Maulah!!"
Denopun tertawa kecil, "Yaudah, kalau mau, pulang bareng gue."
Kiara mengangguk dan tersenyum, "Kebetulan gue gak dijemput hari ini, akhirnya gak jadi ngeluarin uang buat gojek."
Deno mendengus, "sialan lo ki!"
Kiara cengengesan dan melanjutkan langkah kakinya, meninggalkan Deno yang berdecak kesal dengan gadis itu. Deno tersenyum dan mensejajarkan langkahnya dengan Kiara.
Kiara merasa hidungnya gatal dan..
HATCHII!!
"Lo sakit, ki?"tanya Deno sambil memberikan tisu kepada Kiara.
Kiara mengambil tisu yang diberikan Deno dan mengusap ke hidungnya, "Gak, ini cuma bersin-bersin biasa doang kok."
Deno menyentuh dahi Kiara, "Oh iya gak panas ternyata."ucap Deno sambil tersenyum, "Kita gak jadi ke kedai es krim deh."
Kiara menghentikan langkahnya, "Kenapa?"
Deno tersenyum, "Ntar lo makin parah flunya."
Kiara menghela nafasnya, "Yaudah."
Kiarapun melanjutkan langkah kakinya dan meninggalkan Deno. Deno berusaha mengejar Kiara. Kiara mengambil handphone yang ada disakunya dan memainkan handphonenya tersebut.
"Ki."panggil Deno.
Tapi, dihiraukan Kiara.
Deno terkekeh karena diabaikan Kiara, "Ki."
Kiara kembali mengabaikan Deno.
Denopun menyentuh pundak Kiara, "Kiara."
"Jangan pegang-pegang gue."ucap Kiara acuh.
Deno tertawa kecil melihat Kiara yang ngambek, iapun kembali menyentuh tangan Kiara.
"Dibilangin jangan pegang-pegang gue."seru Kiara cemberut.
Deno akhirnya mengalah dan tersenyum, "Yaudah-yaudah kita jadi kok beli es krimnya."ucap Deno sambil menarik tangan Kiara.
Kiara tersenyum dan matanya berbinar-binar senang, "Gitu dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Noisy and Quiet
Teen FictionKiara Putri Dinata mengira kehidupan anak SMA itu menyenangkan, seperti yang Kiara tonton di drama korea koleksinya dan juga di novel-novel teenlitnya. Tapi, ekspetasi sangat berbanding terbalik dengan realita yang ada. Ini semua gara-gara ada salah...