Malamnya, di suatu kamar bernuansa biru malam. Karel duduk sambil tersenyum mengingat bagaimana Kiara menerima cintanya. Sepertinya Karel harus memberitahukan ini ke Derly.
Karel pun menelpon Derly, dan setelah nada dering kedua, barulah diangkat Derly.
"What's up rel?"
Karel tersenyum, "Gue abis nembak Kiara."
Terdengar suara ribut, "HAH? LO NEMBAK? DEMI? KOK LO GAK BILANG SIH?"
Karel terkekeh kecil, "Iya. Dan, Kiara nerima gue."
"YAAMPUN CONGRATS YEE. TRAKTIR GUE BESOK!"seru Derly.
Karel tersenyum dan tertawa, "Atur aja. Btw, ini pertama kalinya gue pacaran. Gue bingung."
"Bingung kenapa? Tanya sini sama abang Derly."
"Jijik der. Gue pengen deh jadi pacar yang romantis daripada pacar yang cuek."
Kemudian terdengar suara tawa diseberang sana, "Akhirnya seorang Karel masih bisa tertolong. Makanya, gak usah sok jadi singa es."
"Tai."
"Kalau hal-hal gituan tanya ke Retha aja. Masalah cewek, nanya ke cewek juga."ucap Derly.
Karel mengangguk-angguk, "gapapa nih gue nelpon Retha?"
"Kita ketemuan aja gimana, gue ajak Retha deh, jadi lo bisa nanya sepuasnya."saran Derly.
"Dimana? Kapan?"
"Café biasa. Sekarang aja deh."
"gue siap-siap dulu."
***
Setibanya Karel di tempat ia janjian dengan Derly, iapun mencari keberadaan Derly dan Retha. Mereka duduk di dekat jendela café. Karelpun menghampiri Derly dan Retha, dan duduk berseberangan dengan Derly.
"Aura orang yang baru jadian tuh emang beda ya."ucap Retha sambil terkekeh geli melihat Karel yang senyum-senyum.
Derlypun mengangguk setuju, "Iyalah, apalagi Karel yang baru aja pacaran."
Karel mendengus geli, "Apaan sih ya kagalah."
Derly tertawa melihat kelakuan sahabatnya, "Jadi reth, Karel mau nanya ke kamu. Dimata cewek seperti Kiara itu, gimana tipe cowok idamannya menurut kamu?"
Retha terlihat berpikir lalu akhirnya tersenyum, "Kalau dilihat-lihat Kiara itu baru kali ini ya jatuh cinta?"
Karel maupun Derly mengangguk.
"Kayaknya Kiara suka cowok yang perhatian deh. Lo jangan cuek lagi lah rel sama dia, kasihan dianya punya pacar kayak singa es, udah galak dingin lagi."ucap Retha dengan sejujurnya.
Derly terkekeh geli mendengar kalimat terakhir Retha, pacarnya itu.
Karel menghela nafasnya, "Gue kayaknya gak bisa deh kalau yang itu."
Retha menyesap minumannya lalu tersenyum, "Why not? Coba aja dulu, oh iya lo sama dia, pakai aksen gue-lo?"
Karel mengangguk, "Iya. Kayak biasanya."
Retha berdecak sebal, "Cewek manapun pasti menginginkan cowoknya pakai aksen aku-kamu."
Karel mengernyitkan dahinya, "Sekalipun dia gak ngomong?"
"Sekalipun dia gak ngomong."ulang Retha lalu ia menatap Karel dengan tajam, "Selain galak sama dingin, lo itu gak pekaan juga ya rel?"
Karel mendengus mendengar pernyataan Retha, "Cowok mana bisa peka setiap saat."
![](https://img.wattpad.com/cover/89309749-288-k854883.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Noisy and Quiet
Fiksi RemajaKiara Putri Dinata mengira kehidupan anak SMA itu menyenangkan, seperti yang Kiara tonton di drama korea koleksinya dan juga di novel-novel teenlitnya. Tapi, ekspetasi sangat berbanding terbalik dengan realita yang ada. Ini semua gara-gara ada salah...