Bagian 27 - Penguntit

7.2K 365 19
                                    

Tak ada manusia yang ingin dibohongi oleh cinta, maka dari itu, jangan pernah bermain-main dengan cinta. Karena cinta bisa membalasmu dengan sesuatu yang tidak pernah terduga.
Mematahkan hati misalnya.

-Senja dan Danu-
detiaripin


••••

"Dan, gue mau ngomong penting sama lo. Lo lagi sama si Senja enggak?" suara bariton dari sebrang sana terdengar jelas oleh Danu.

"gue lagi di kamar, Senja ada di luar. Sekarang gue lagi di rumah neneknya" Danu berkata sambil membuka pintu kamar sebentar, dan setelah itu dia menutupnya kembali. Sekedar mengecek saja, apakah Senja ada di luar atau tidak.

"gue mau ngomong sama lo, tapi lo janji lo gak bakalan kaget Dan" Fahri mengingatkan Danu agar Danu tidak kaget saat Fahri memberitahu Informasi ini kepada Danu.

"lebay lo Ri, cepetan mau ngomong apaan? lama banget lo?" Danu penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Fahri padanya.

"emm, gue kemarin lihat si Rayya di Cafe sama cowok Dan" Fahri berkata sambil ada getar-getar gugup dalam nada bicaranya.

DEG.

Untuk sementara waktu, jantung Danu berhenti berdetak, entah kenapa sampai saat ini jantungnya selalu seperti itu saat mendengar nama Rayya disebut di depan dirinya.

"halo Dan, lo masih di situ kan?" suara Fahri di sebrang masih terdengar, namun Danu masih sibuk dengan jantung dan pikirannya.

"Dan? lo gak jantungan kan? Lo masih hidup kan Dan?" Fahri bertanya bertubi-tubi, tapi tetap Danu tidak menanggapinya.

"Rayya ada di Bandung? tapi kenapa dia gak ngasih tahu gue? dia sama cowok? " Batin meringis, ada sedikit rasa sakit dalam hatinya.

"helloooooo, gue jadi kacang dua kelinci nih, dianggurin anjirrr!" suara Fahri terdengar sangat kesal.

"iya iya gue disini, lo gak kenal sama cowoknya Ri?"

"gue udah coba selidikin sihh, tapi tetep aja gue gak kenal sama tu cowok Dan" jelas Fahri dalam telfon.

"Satya tahu tentang ini?"

"kok lo malah nanyain si Satya sihh?"

"enggak, gue cuman nanya aja sihh"

"terus sekarang lo gimana? lo gak mau pulang kesini? terus nyariin si Rayya itu? lo kan masih sayang sama si Rayya Dan!" suara Fahri terdengar menggema di ruangan yang sedang Danu tempati itu.

"jangan keras keras ngomongnya bego, nanti kalo Senja denger suara lo gimana?" Danu menggerutu kesal pada Fahri.

"uppps, sori, gue keceplosan. Terus lo gimana?"

"gue bingung, nanti gue pikirin lagi. Udah dulu, gue dipanggil sama neneknya Senja"

Flasback On Bandung.

"Kak Fahri, nanti sore abis pulang sekolah, mau gak anterin Sila ke toko buku? " Silla berharap Fahri mau mengantar nya ke toko buku langannannya.

"Kok gue? Kenapa gak minta anterin pacar lo aja Si Satya? " tanya Fahri ogah-ogahan. Tapi sebenarnya sih dia mau-mau aja nganterin Silla, tapi dia takut nanti Satya salah paham padanya, kan jadi berabe tuhh.

"Kak Satya mau ada urusan katanya, mau ya Kak? Nanti aku traktir ice cream dehh, terserah Kak Fahri mau beli yang mana juga, ya ya ya" mohon Silla yang dibalas anggukan malas oleh Fahri.

"Kebetulan nih, gue lagi pengen minum susu sama ice cream" di wajah Fahri tersirat sesuatu yang tidak Silla mengerti.

"Kok susu? Kan gue nawarinnya cuman ice cream doang Kak, kalo sama susu mah duit gue nya gak bakalan cukup" rengek Silla memohon agar Fahri mengubah kemauannya itu.

Senja dan DanuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang