••••
Semakin gelap semakin deras air yang turun dan menggenang tanah pekuburan.
Dua anak manusia yang sedang kasmaran itu sedang menunggu hujan reda sambil berbincang-bincang saling menghangatkan satu sama lain."Gini pacaran sama yang gak punya mobil ya Ja. Mau pulang pas hujan aja susah" kekeh Rafa pelan namun masih terdengar di telinga gadis itu.
Senja menoleh, dia menatap lekat wajah Rafa dari sisi kanannya. Yaa sekarang dia menyadari, hatinya sudah jatuh di laki-laki yang sekarang ada di sampingnya.
"Aku tidak perduli. Aku lebih suka naik Vespa dari pada naik mobil Raf. Kamu tahu kenapa? karena aku akan selalu bisa melihat wajahmu dari Spion dan aku akan sepuasnya memeluk punggungmu. Apakah kamu juga tahu kenapa? percayalah Raf, itu menghangatkan"
"Seriously? Apakah kamu sekarang kedinginan? " Rafa membuka jaket bomber berwarna merah maroon dan meletakkannya di pundak Senja.
"Ah tidak-tidak.. punggungmu lebih membutuhkan ini Raf." Senja mengembalikan kembali jaket yang tadi Rafa berikan padanya.
"Tidak Baby.. Aku tidak mau melihat gadisku menggigil kedinginan. Aku? nahan rindu sama kamu aja kuat apalagi nahan dingin kayak gini. Bagus gak gombalan aku? " Rafa menaik turunkan alisnya menggoda gadisnya itu.
Senja bersemu merah. Dia tidak tahan untuk menyembunyikan senyum malunya.
"Aku harap senyum kamu itu hanya buat aku aja Ja" Cup Rafa mencium puncak kepala Senja dan membawanya dalam pelukan.
Jam sudah menunjukan pukul 16.30 . Namun hujan belum juga reda malah semakin deras saja. Mungkin langit mengerti dengan situasi hati dua anak adam itu. Yaa hati yang sebenarnya tidak ingin berjauhan. Ada satu titik yang hilang disana, entah titik itu akan kembali ataupun hilang selamanya, mereka tidak tahu.
"Apakah kamu akan membawa Vespamu Raf? "
"Aku akan menjualnya" suara getir Rafa menandakan dia tidak rela.
"Really? Itu kan barang kesayangan kamu "
"Mau bagaimana lagi. Aku harus punya biaya untuk hidup disana"
"Aku punya tabungan. Kalo kamu mau, pinjem aja gak papa"
"Tidak Ja, untuk saat ini aku tidak ingin merepotkan siapapun. Termasuk gadisku ini"
Pipi gadisnya itu bersemu merah.
Tuhan, senyaman inikah jatuh cinta? Aku kira cinta akan sakit selamanya."Ja?" Rafa menatap mata binar Senja dengan lekat.
"Hmm?"
"Jika aku pergi, Apa kamu akan setia menungguku untuk kembali? " Dari sorot mata laki-laki itu terlihat keseriusan yang mendalam.
"Tentu, Aku wanitamu. Memang seperti itu seharusnya"
"Kamu akan menerimaku bagaimanapun aku nanti kembali? "
"Dengan senang hati. Apapun itu aku akan menerima. Kenapa bertanya seperti itu? "
"Tidak. Aku hanya ingin bertanya saja"
Selang beberapa menit air Tuhan sudah reda. Sudah sedikit tidak membasahi bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Danu
Romance"Jangan senyum terus,nanti gue cinta" -Danu Saveno Putra- "Peracayalah,Senja tak akan indah bila tidak ada matahari sore yang menemaninya" -Senja Putri Anjani- ••••• Update hari senin dan kamis sesuai puasa sunat yah ;)