Bagian 35 - Awal Dari Sebuah Kisah

4.5K 245 12
                                    

Jika kau rindu, datanglah.
Kapanpun

••••

Acara liburan Rafa, Senja dan teman-teman yang lainnya sudah berakhir. Kalian pasti tidak akan menyangka dengan akhir libur mereka.
Jimmy datang kembali dikehidupan Senja. Laki-laki itu ternyata menaruh harapan yang tak jelas itu apa kepada Senja. Senja sih bersikap biasa saja.

Jimmy
Ja, hari minggu nanti kamu gak ada jadwal apapun kan?

Emm, gak ada kayaknya. Mau apa Kak?

Aku mau ngajak kamu jalan, mau?

Boleh sih. Tapi minta ijin dulu sama Kak Bony ya.

Pasti. Aku tidak akan membawa anak orang tanpa seijin keluarganya.

Empat hari setelah acara liburan itu, Senja menjadi dekat dengan Jimmy.
Gadis itu tidak mempermasalahkan nya, toh Jimmy aslinya merupakan orang baik.

"Pesan dari siapa Ja? " suara Bass seorang laki-laki dan langsung duduk di samping Senja.

"Kak Jimmy. Hari minggu nanti dia ngajakin aku pergi gitu" dengan santainya Senja menjawab dan memasukan keripik pada mulutnya.

"Terus lo ngeiyain? " dengan nada tak suka laki-laki itu bertanya.

"Enggak sih. Aku bilang harus dapet ijin dulu dari Abang"

Tadinya gue besok mau ngajak lo pergi Ja. Ada sesuatu yang harus gue omongin. Tapi, yaudahlah.

"Pasti Abang lo ngijinin lah. Secara Jimmy kan mahasiswanya" dengan malas Rafa membanting remote Tv yang ada di tangannya.

Aneh deh ni orang. Ambekan gitu.
Batin Senja menganehkan sikap Rafa.

"Gak usah dibanting juga kali remote Tv nya" kesal Senja pada Rafa.
"Mau kemana? " tanya Senja saat melihat Rafa keluar dari kamarnya.

"Pulang" dengan wajah tadarnya Rafa menjawab.
Rafa sudah mencelos keluar dari kamar Senja. Senja mengekor dari belakang.

"Bete ya sama aku? " masih mengekor di belakang Rafa.
Rafa tidak menjawab, dia mulai memakai sniker putihnya dan mengambil helmnya.
Rafa berdiri dan menyamakan badannya dengan Senja.
"Kalo mau jalan sama Jimmy. Jangan lupa sama gue ya" Rafa mengelus pelan kepala Senja dan berlalu begitu saja tanpa berkata apa-apa lagi.

Kenapa sih kok aneh?
Ya, memang Senja anak polos. Jadi, dia belum sepenuhnya mengerti dengan tingkah laku Rafa terhadapnya.

....

Pertukaran pelajar kelas XII tahun ini akan diwakilkan oleh Rafael Razka.
Terima kasih.

Isi pengumuman di mading sekolah itu membuat semua siswa yang melihat tercengang. Memang Rafa merupakan siswa pintar di sekolah itu. Namun, siswa yang lain tidak menyangka. Pasalnya, mereka kira Senja yang akan dijadikan sebagai perwakilan sekolah mereka.

"Belum lihat ke mading? " tanya Senja pada Rafa.

Rafa tidak menghiraukan pertanyaan Senja dan malah fokus pada layar ponselnya.

"Raf, aku lagi ngomong sama kamu. Lihat aku dong" rengek Senja pada Rafa dengan mencubit-cubit pipi Rafa gemas.

"Apaan sih? Ganggu gue aja deh. Tuh tuhkan jadi gue kalah ahhh" kesal Rafa pada Senja. Lahh ternyata dia sedang main game COC kesukaannya.

Senja dan DanuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang