Bagian 20 - Perjanjian (Menyakitkan)

8.5K 417 9
                                    

Bukan hanya ingin melupakan orangnya tapi juga dengan kenangannya.

-detiarifin-


••••

"Lo gak datang ke balapan Kak Danu?" tanya Rafael sambil membuka-buka buku paket Biologi kelas XI

"Loh kamu tau Raf?" tanya Senja.

"Ya iyalah gue tau, gue calon adiknya dia"

"Hah?" Senja setengah percaya gak percaya. Jadi Rafa adalah calon adik tiri Danu. Jadi Rafa adalah anak penjahat yang udah ngebunuh Ayah Danu itu. Sungguh dunia sangat sempit.

"Iya gue calon adik tirinya. Pasti Kak Danu udah cerita semua tentang Bapak gue sama lo"

Senja hanya menggangguk

"Ya memang itu benar Ja. Makannya gue gak suka sama Bapak gue" jelas Rafa.

"Kok?"
"Ya gue gak suka sama laki-laki pecundang sekalipun itu bapak gue sendiri Ja. Termasuk Kak Danu"

"Kak Danu?" tanya Senja tak mengerti dengan perkataan Rafa.

"Ya dia pecundang. Gua harap lo bisa sabar sama dia Ja"

"Pecundang?" tanya Senja heran.

"Udah lah jangan dibahas, kita lanjut belajar" Rafa mengalihkan pembicaraan.

Senja menurut saja dengan perkataan Rafa. Ya memang mereka niatnya untuk belajar, bukan untuk membicarakan orang lain.

Mereka sibuk dengan buku dan soal-soal yang telah mereka dapatkan dari guru Biologi di sekolahnya. Mereka bertekad untuk memenangkan Olimpiade ini. Agar nanti sekolahnya menjadi harum dan terkenal di kancah Nasional.

"Ja, lo udah ngerti belum yang Hukum Mendel II? Gue belum nih, ajarin dong" pinta Rafa.

"Oh yang itu, jadi gini. Kan perbandingannya 9:3:31 kalo misalkan tanamannya ada 2389 tinggal dibagi aja 16, dapet deh hasilnya" jelas Senja.

"Itu 16 dari mana?" tanya Rafa dengan mimik muka tak mengerti.

"Itu 16 dari sembilan ditambah tiga ditambah tiga ditambah satu Rafa" Senja menjelaskan dengan nada sedikit kesal.

"Ohhhh" Rafa menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menyengirkan giginya.

Mereka melanjutkan mengerjakan soal-soal yang lain.
Kali ini Senja tidak fokus untuk belajar. Hatinya terus gelisah. Pikirannya tertuju pada Danu.
Senja khawatir, apakah Danu akan baik-baik saja? Bagaimana kalau dia jatuh? Terus dia tidak sadarkan diri? Arrrrghhh Senja terus saja berpikiran negatif.

"Gue tau lo gak fokus Ja" tiba-tiba suara Bass Rafa membangunkan lamunan Senja.

"Aku? Fokus kok Raf"

"Lo mau gue anter ke tempat balapan Kak Danu?" tawar Rafa pada Senja.

Senja diam sejenak, dia masing menimang-nimang tawaran Rafa.

"Emm gimana ya? Aku takut Bang Bony marah Raf"

"Gue yang bakalan ijin sama Abang lo"

"Beneran?" tanya Senja dengan raut muka yang sumringah.

Rafa hanya menggangguk.

Senja berlalu pergi dan masuk ke dalam kamarnya. Dia mengganti pakaian tidurnya dengan dress berwarna Biru Dongker. Ahh sebenarnya gadis ini mau kemana sih? Mau nonton balapan atau mau ke Party? .
Dia menguncir rambutnya percis seperti ekor kuda. Tak lupa juga dia membawa tas kesayangannya.

Senja dan DanuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang