Bagian 21 - Terlalu banyak kata mengapa

8.2K 400 29
                                    

Kenapa Cinta sejahat ini?
-Senja-
Kenapa Cinta sesakit ini?
-Danu-

-detiarifin-

••••

"Gak bakalan, Abang jam segini udah tidur kok"

"Yaudah, gue pulang ya Ja. Ingat jangan terlalu dipikirkan, selamat malam" ucap Rafa sebelum menutup pintu mobilnya dan melajukan mobilnya.

"Arrghhh aku kira kisah cintaku akan seindah kisah Arjuna dan istrinya, yang aku tidak tau nama istrinya itu" ucap Senja sambil berjalan dan membuka pintu rumahnya.

Rumah sudah sepi, itu berarti Bony sudah tidur.

Senja merebahkan badannya di tempat tidur tercintanya. Dia memejamkan mata, pikirannya mulai menerawang kejadian sejam yang lalu. Ahhh itu benar-benar sangat sakit. Baru pertama kali jatuh cinta sudah sesakit ini eh eh ralat maksudnya hampir jatuh cinta.

"Kenapa cinta sejahat ini Tuhan?" tanya batin Senja.
Saat otak Senja sudah lelah untuk memikirkan masalah yang baru saja menimpannya hipotalamus menyuruh matanya untuk segera tertidur dan beristirahat, seakan-akan hipotalamus berbisik padanya " jangan terlalu dipikirkan, nikmati saja alunan melodinya".

Gadis cantik dan juga polos itu mulai tertidur, dia tidak mengganti pakaiannya, dia tidur mengenakan pakaian yang tadi dipakai untuk menonton balapan.

••••

Malam ini Danu pulang ke rumah Ibunya. Dia merasa saat hatinya sedang gundah dia harus melihat Ibunya. Pasti hatinya akan tenang kembali walaupun Danu menaruh rasa benci pada Ibunya tapi tetap saja Danu menyanyanginya.

"Mamah mana Bik?" tanya Danu dengan lesu pada Pembantu di rumah Danu.

"Nyonya ada di kamar Den" ucap Bik Min

Danu hanya menggangguk tanda dia mengerti.

"Den itu pipinya kenapa, kok biru?" tanya Bik Min kepo.

"Engga Bik, ini cuman jatuh tadi dari motor pas di jalan" ucap Danu berbohong.

"Bibik tahu den, Aden sedang ada masalah"

Ya memang Bik Min sudah lamabekerja bersama keluarganya, jadi pantas saja Bik Min tahu bagaimana kalau Danu sedang ada masalah dan berbohong padanya.

"Nanti aja Veno cerita sama Bibik, Veno capek Bik" ucap Danu sambil berlalu pergi dan masuk ke dalam kamarnya.

Danu menatap langit-langit kamarnya, disana dia melihat wajah Senja saat menangis, saat Senja mengatakan bahwa dia tidak akan lagi memanggil Danu dengan sebutan Kakak, dan yang paling menyakiti hati Danu adalah pada saat Senja mengatakan bahwa dia merasa jijik terhadapnya.

"Kenapa semesta memperlakukan gue seperti ini?" ucap Danu sambil mengacak rambutnya asal.
"Ja, gue sayang sama lo" suara Danu lirih.

Mungkin sekarang Danu sudah menyadari perasaannya pada Senja. Mungkinkah Danu sudah mencintai Senja seutuhnya? Tapi mengapa dia melakukan hal ini?. Entahlah, hanya semesta yang akan menjawabnya.

Danu merogoh ponsel yang ada di saku jaketnya. Dia membuka Aplikasi WhatsApp dan mengetikan sesuatu pada keyboard. Tenyata dia mencari kontak Senja mutmut.

Degh!
Hati sangat merasa bersalah melihat nama yang tertera dalam ponselnya. Apakah dia harus menghubungi nya? Tapi bagaimana kalau Senja tidak menanggapinya? .

"Gue coba"

Danu mengklik tombol yang berwarna hijau, tanda bahwa dia memulai panggilan pada kontak yang bernama Senja mutmut.

Senja dan DanuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang