"Bang Laga!! Tungguin Manda!" Allamanda kecil terus berusaha berlari untuk mengejar sang kakak yang telah berlari meninggalkannnya.
Raga berhenti sekejap lalu menoleh ke belakang melihat sang adik yang tengah mengatur napasnya karena kelelahan berlari. Ia terkekeh geli lalu berkacak pinggang, "Ck! Dasar lambat, coba aja kejar Bang Raga kalo bisa." Setelahnya, ia kembali berlari meninggalkan Allamanda yang tengah mengejarnya sembari mengoceh dengan kesal.
"Bang Laga!! Awas ya, kalau Manda dapat, Manda pukulin sampe pingsan. Bang!!" Karena keasikan berlari, ia tak sadar terdapat bongkahan batu cukup besar di depannya yang mengakibatkannya jatuh terjerembab.
"Aww.." Rintih Allamanda kecil sambil menangis. Melihat hal itu, Raga langsung berlari menghampiri adiknya.
"Manda kenapa??" tanya Raga. Semburat kekhawatiran pun, tak luput dari wajah tampannya.
"Bang Laga, tangan Manda ... sakit.." Ia terus menangis melihat tangannya yang berdarah akibat, menahan badannya sendiri saat terjatuh.
"Maafin Bang Raga ya, Manda tunggu di sini. Bang Raga ambilin kotak p3k dulu oke?" ucap Raga yang dibalas anggukan dari Allamanda kecil. Saat Raga pergi, terdengar suara bariton memanggil Allamanda.
"Amanda, kemari," pinta lelaki itu sambil melambaikan tangannya. Allamanda kecil menoleh kearah sumber suara.
"Ayah!!" Pekik Allamanda kecil lalu berlari walau, agak sempoyongan ke arah sang Ayah dan memeluknya erat, melupakan nyeri ditangannya yang meminta untuk segera diobati.
"Ayah, Manda lindu Ayah, apa Ayah akan pelgi lagi?" tanya Allamanda kecil seraya menatap sang Ayah. Dengan kaku Robert-ayah Allamanda-menganggukkan kepalanya.
Allmanda kecil melepaskan pelukannya lalu mundur beberapa langkah menatap sang Ayah dengan mata berkaca-kaca, "Maksud Ayah?"
"Tangan kamu kenapa sayang?"
"Jatuh."
"Coba ayah lihat."
Allamanda menggeleng, "Luka Manda nggak sakit Yah, tapi Manda sakit saat liat Ayah sepelti ini. Maksud Ayah apa? Ayah akan pelgi lagi? Apa Ayah udah nggak sayang sama Manda, sama Bang Laga, sama Mama?"
Robert tersenyum simpul ia menurunkan badannya agar sejajar dengan Allamanda, "Ya, Ayah akan pergi. Tapi bukan berarti Ayah nggak sayang sama kalian. Ayah nggak tau kapan ayah kembali, tapi satu hal yang Ayah inginkan dari kamu."
"Apa?
"Berjanjilah akan menjadi anak yang membanggakan, sayang bang Raga dan mama, dan jadilah anak yang kuat. Kamu itu hebat, jadi jangan pernah perlihatkan kelemahanmu kalau memang kamu udah nggak kuat, menangislah jika memang itu bisa mengurangi rasa sakitmu. Kamu mengerti?"
Allamanda mengangguk, "Apa itu salam pelpisahan Yah? Apa ini telakhil kalinya Manda bisa liat Ayah? Peluk ayah?" Robert menatap sendu putrinya lalu, memeluknya untuk menyalurkan kekuatan. Allamanda kecil memeluk sang ayah dengan erat. Menangis dalam pelukan tersebut, seakan ini adalah hari terakhir ia bisa memeluk sang ayah, merasakan kehangatan sang Ayah untuk selamanya.
Tanpa disadari, ada seseorang yang memperhatikan interaksi keduanya dengan tatapan yang sulit untuk didefinisikan.
****
Hai guys!! I'm back!! Jadi ini bab pertama untuk new versionnya. Kalo kalian perhatiin keliatan banget ya perbedaannya. Semoga lebih seger dan kalian lebih suka aminn.
Oh ya, kalo misalnya belum terlihat perbedaannya, kalian bisa hapus BBLCG dari library atau RL kalian terus, add ulang. Oke?
Dan satu lagi, aku akan unpublish semua chapter dan akan aku publish ulang sampe endingnya (part 36)
See you all, Don't forget to VOTE and COMMENT manteman!!
Lop u...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Love Cold Girl
Teen Fiction[Completed] Teruntuk kamu yang selalu menjadi alasan atas apa yang terjadi dalam hidupku. Terimakasih atas tawa bahagia yang engkau ciptakan, dan juga luka mendalam yang kau sematkan di hidupku. -Allamanda Untuk kamu yang kini hanya bisa ku kenang. ...