BAB 30

7.5K 346 2
                                    

Sehari setelah Raga dinyatakan sembuh total, dan dapat kembali pulang, kehidupan Allamanda perlahan-lahan mulai kembali seperti sedia kala walau gadis itu belum memutuskan untuk kembali bersekolah. Hari ini, setelah semua yang sudah terjadi pada dirinya, Allamanda berniat untuk memperbaiki hidupnya.

“Allamanda! Cepetan turun!” teriak Raga dari arah dapur.

“Iya!!” Tak lama setelahnya, Allamanda turun dengan seragam rapi dan wajah yang tak seperti biasanya. Wajahnya nampak lebih cerah.

“Tante Sam, mana?” tanya Allamanda ketika berada di depan Raga.

“Lagi mandi. Yaudah, makan dulu abis itu abang anterin ke sekolah,” kata Raga lalu menarik kursi yang tersedia dan duduk di sana.

Allamanda melakukan hal yang sama. “Bang Raga nggak usah anterin aku, aku bisa pergi sendiri. Lagian, abang juga baru keluar dari rumah sakit, jadi abang harus banyak-banyak istirahat,” ujar Allamanda sembari meraih sebuah apel.

“Kamu ngomong seolah-olah, abang ini sakit keras aja. Kemarin dokter kan udah bilang, kalau abang udah sehat total.”

“Bukan berarti, pokoknya Abang harus istirahat.”

“Oke. Tapi, kamu perginya sama tante Sam. Harus.”

“Bang Raga, kakakku yang paling tampan dan baik hati, walau bagaimana pun, tante Sam itu tetap guru aku. Aku nggak mau ditanya ini itu karena ketahuan dekat dengan tante Sam.”

“Tapi—“

"Aku pergi ya, Bang,” potong Allamanda seraya beranjak dengan tangan yang masih memegangi apel yang tadi ia makan.

Raga hanya menggelengkan kepalanya, pasrah. “Yaudah, hati-hati.”

Allamanda tersenyum senang. “Oke Bang. Assalamualaikum.”

Wa’alaikumsalam.” Raga menatap punggung Allamanda yang perlahan-lahan mulai menghilang. Laki-laki itu tersenyum tipis, akhirnya hidupnya kini bisa kembali damai seperti sebelumnya.

***

Entah berapa lama, sejak insiden tidak menyenangkan yang terjadi antara dirinya dan juga Allamanda, gadis itu tak pernah lagi terlihat olehnya. Rasanya hampa, seolah bagian dari dirinya telah dicuri dan ikut menghilang bersama diri gadis bunga itu. Sam rasanya ingin menyerah, namun di sisi lain rasanya berat untuk melakukannya. Kali ini jam kosong tengah melanda kelas Sam. Sam yang selalu menjadi biang keributan ketika jam kosong tiba, mendadak tak mengacuhkannya dan memilih untuk menatap keluar jendela. Membayangkan setiap moment yang dilewatinya bersama gadis itu. Ketika asik merenung, Sam dikagetkan dengan suara teriakan dari pintu kelasnya. Ia menoleh, melihat Vika dengan wajah panik yang tergambar jelas di wajahnya.

“Bryan!! Al kecelakaan!”

Hening. Kelas yang tadinya ribut, mendadak hening mendengar penuturan Vika. Bryan yang awalnya asik dengan headseat-nya mendadak bangkit dan berlari menuju ambang pintu.

“Serius??”

“Iya! Allamanda ternyata ada di sini, dia kecelakaan ketika mau berangkat sekolah. Sekarang dia di rumah sakit,” terang Vika dengan suara yang bergetar.

Bad Boy Love Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang