BAB 21

7.8K 381 2
                                    

Detik berganti menit, hingga tak terasa jam berlalu dan hari pun terlewati hingga, tibalah seminggu setelah kejadian malam itu. Kejadian yang mencipta status tak kasat mata yang tersemat pada Sam dan juga Allamanda. Berita keduanya yang telah jadian, menyebar dengan cepat bahkan, masih menjadi trending topic di sekolah mereka. Seperti halnya perangko, mereka selalu terlihat bersama entah itu di kantin, taman, atau bahkan saat upacara sekalipun—walau untuk hal yang ini, tidak begitu disetujui oleh Allamanda namun Sam tetap keukeh untuk berdiri di belakang Allamanda.

Allamanda mengerang pelan, samar-samar ia mendenegar suara ketukan di jendelanya. Karena kantuk yang masih menguasai, Allamanda memilih untuk kembali tidur. Namun, bunyi misterius itu terus berbunyi dan mengusik indra pendengarannya.

“Siapa, sih?!” Allamanda menggeram. Dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul ia berjalan gontai menuju jendelanya, mencoba melihat orang bodoh siapa yang melempar kacanya dengan batu. Allamanda melongo antara kesal, bingung, jengah ketika mengetahui siapa pelaku dibalik pelemparan jendelanya.

“Pagi, Pacar!”

Allamanda mendengkus. “Lo ngapain lempar jendela gue ogeb?” kata Allamanda menatap Sam yang kini tengah tersenyum di bawah sana.

“Jemput lo. Gue nggak bisa masuk rumah, jadi ya, lempar batu aja.”

“Tapi, nggak lempar batu juga Sam. Lo kan bisa nelpon.”

“Nggak papa, sekali-kali. Biar antimaenstrim aja.”

"Yaudah, tunggu di situ. Gue bukain pintu.” Allamanda hendak melangkahkan kakinya ketika, seruan Sam memaksanya untuk berhenti.

“Nggak usah!”

Allamanda berbalik. “Terus? Lo mau lumutan di situ? Kalo mau ya, silakan.”

“Udah mandi sana! Habis itu, gue tunjukkin sesuatu.”

“Apa?”

“Mandi dulu.”

“Yaudah, tunggu bentar.”

Sam terkekeh sendiri melihat wajah Allamanda yang terlihat sedikit kesal. Ia menggeleng, lalu mengambil sebuah tali yang berukuran cukup besar, yang sejak tadi ia perhatikan di samping rumah Allamanda. Sam mengikat tali tersebut, ketika sedang asik seruan Allamanda terdengar dari atas sana.

“Lo ngapain?!”

Sam tersenyum. “Tangkap ya!” Sam mulai mengambil ancang-ancang untuk melemparkan tali tersebut yang langsung ditangkap Allamanda dengan mudah.

“Lo mau naik ke sini pakai ini??”

“Yup!” Sam mengangguk semangat. “Loh, kok dibuang lagi Al?” tanya Sam bingung ketika melihat Allamanda yang melempar tali tersebut ke bawah.

“Buang-buang waktu! Lo lihat ini!” Allamanda tersenyum licik. Sudah lama, ia tak melakukan hal gila dan hari ini, jiwa liarnya muncul kembali. Ia menaiki pagar pembatas balkon tersebut, kemudian duduk di atasnya. Sam yang melihat tingkah Allamanda mendadak panik.

“Turun Al! Nanti lo jatuh!"

Allamanda tertawa. “Lo yang mancing jiwa liar gue. Siap-siap ya, gue akan lompat.”

Bad Boy Love Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang