"Selamat pagi!”
“Pagi Pak!!”
Pak Bowo mengangguk, matanya menyapu seluruh kelas hingga pandangannya terhenti pada Allamanda. “Allamanda udah, masuk?”
“Sudah Pak!”
Pak Bowo tersenyum tipis. “Selamat datang kembali, Allamanda. Sebelumnya, bapak dan seluruh rekan-rekan lainnya sekali lagi turut berbela sungkawa atas meninggalnya kedua orang tua kamu. Semoga, amal ibadah mereka diterima di sisi Tuhan. Dan kamu, kamu harus tabah ya. Kamu itu anak berprestasi jadi jangan membuat kehilangan sebagai alasan untuk jatuh. Sebaliknya, kamu harus bisa lebih maju dan membuktikan jika kamu adalah wanita yang kuat ya,” kata pak Bowo menyemangati.
Allamanda tersenyum sopan. “Terimakasih, Pak. Saya akan ingat kata-kata Bapak.”
“Oke, kembali ke topik. Kali ini, kita akan belajar tentang ....”
***
“Luna!”
Luna mendelik. “Ada apa, sih Ngel?”
“Lo mau ngapain, setan?” tanya Siska dengan kesal.
“Gue mau bongkar semuanya, sumpah gue excited banget,” ujar Luna dengan wajah yang berbinar.
Angel dan Siska saling berpandangan, takjub melihat adek kelas di depan mereka yang tak memiliki rasa empati sama sekali bahkan, dengan orang yang dulu sedekat itu dengannya.
“Lo gila!”
“Maksud lo?”
“Orang tua Allamanda itu baru meninggal, dan lo mau bongkar semuanya? Lo punya hati nggak, sih? Benci boleh Lun, goblok jangan. Bagaimanapun juga, lo pernah makan dan minum di rumah dia, lo pernah dianggap keluarga sama dia setidaknya lo punya sedikit empati sama dia!”
Luna menatap Angel sinis. “Sweet banget ya, lo. Tapi ya Ngel, lo tuh antagonis di sini nggak usah sok baik. Gue yakin, lo juga menunggu-nunggu waktu ini. Seharusnya lo seneng dong, kalau gue mau bongkar semuanya. Jahat, jahat aja nggak perlu sok baik.”
“Gue emang benci sama dia, tapi gue masih punya rasa empati sebagai manusia.”
“Alah, bacot. Kalau nggak mau ikutan mah, bilang aja. Dari tadi lo ngomong, seolah lo ini malaikat tanpa cela, kalau iblis ya iblis aja.”
Siska meraih tangan Angel. “Abaikan aja Ngel, ngapain sih lo ngurusin manusia kayak dia. Iblis gitu kok, mau lo ngomong sampai bodoh pun, dianya nggak bakal paham. Otak udang ya gitu, terlalu mendewakan cinta yang malah jatuhnya jadi obsesi. Goblok. Ujung-ujungnya, pasti nggak dianggap.”
“Lo bener, Ka. Sekarang, lo mau ngelakuin apapun terserah lo. Bahkan lo mau jungkir balik pun, gue nggak perduli dan lo bukan bagian dari gue.” Lantas, Angel dan Siska melesat pergi, meninggalkan Luna begitu saja.
“Ck. Sok suci.”
***
"Eh, sebentar jalan yuk,” usul Rizky disela makan mereka.
“Kemana?” tanya Sam.
“Kemana aja deh, itung-itung hang out. Bentar lagi kan, udah mau ujian sekalian refreshing buat lo Al. Gimana?” Mereka mengangguk mengiakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Love Cold Girl
Teen Fiction[Completed] Teruntuk kamu yang selalu menjadi alasan atas apa yang terjadi dalam hidupku. Terimakasih atas tawa bahagia yang engkau ciptakan, dan juga luka mendalam yang kau sematkan di hidupku. -Allamanda Untuk kamu yang kini hanya bisa ku kenang. ...