Waktu pulang sekolah telah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu, namun Allamanda memilih untuk mendekam sedikit lebih lama di kelas. Tepat lima menit kemudian, Allamanda keluar dari kelas. Terlihat, sekolah sudah cukup sepi hanya tersisa satu dua orang yang berlalu lalang. Allamanda tak peduli dan berjalan dengan santai menyusuri koridor sembari mengenakan headset kesayangannya. Seperti inilah rutinitas yang dilakukan Allamanda ketika pulang sekolah. Biasanya, ia bersama ketiga kawannya namun, mereka memilih pulang lebih awal.
Di sepanjang koridor, Allamanda merasa dunia hanya milik dia seorang. Begitu lengang, ditambah lantunan musik yang bermain dengan indahnya. Namun, kenikmatan itu tak bertahan lama. Allamanda terdiam. Rasanya, ada yang mengikutinya dari belakang. Allamanda berbalik. Nihil. Tidak ada seorang pun di belakangnya.
Siapa sih?
Allamanda mempercepat langkahnya. Hingga tiba di parkiran, ia baru teringat jika tadi ia diantar oleh Vika. Lalu bagaimana caranya ia pulang?
"Kampret!" makian itu refleks keluar begitu saja dari mulutnya. Ia hendak berjalan menuju halte, saat tangan besar seseorang menahan lengannya dari belakang. Allamanda menoleh, lelaki itu tersenyum manis.
"Hai Allamanda."
Allamanda menarik tangannya. "Siapa lo?"
"Lo nggak kenal gue?"
"Jangan ngelawak, bahkan satu sekolah ini tahu siapa gue."
"Nggak usah sok terkenal. Gue aja nggak tahu lo siapa."
"Gue emang terkenal.” Lelaki itu tersenyum jemawa, mengulurkan tangannya bermaksud untuk berkenalan. "Kenalin, gue Samuel. Cowok terganteng di sekolah dan orang yang tadi lo tampar dengan seenaknya."
"Oh, lo cowok kegatelan tadi?" Allamanda menatap Sam heran. "Lo udah tahu nama gue, ngapain ajak salaman? Ini bukan lebaran."
Sam bergeming. Dalam sejarah hidupnya, baru pertama kali ia mendapat perlakuan seperti ini dari seorang perempuan. Mungkin, ia harus mulai memperingati hari Selasa setelah ini. Tanpa berbicara lebih lanjut, Allamanda berjalan meninggalkan Sam yang secara refleks langsung mencekal tangannya.
"Apaan sih?!" Allamanda menghempaskan tangan Sam dengan kasar.
"Lo mau ke mana?"
"Mau pulang lah! Kepo banget jadi cowok. Gabung sama tante girang sana, lama-lama lo cocok jadi bagian mereka."
Allamanda baru hendak melangkah saat lagi-lagi Sam mengjadangnya. Ia berjalan ke kiri, namun Sam mengikutinya. Ia ke kanan, tapi Sam tetap mengikutinya.
"Lo mau apa sih?!"
Sam cengengesan. "Mau anterin lo pulang. Anggap aja, ini bayaran karena lo udah nampar gue di muka umum."
"Kenapa nggak ngomong dari awal?"
"Lo mau??"
"Nggak!"
Sam mendelik. "Harus mau."
"Dih, emang lo siapa? Nggak."
"Harus."
"Nggak."
"Harus!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Love Cold Girl
Teenfikce[Completed] Teruntuk kamu yang selalu menjadi alasan atas apa yang terjadi dalam hidupku. Terimakasih atas tawa bahagia yang engkau ciptakan, dan juga luka mendalam yang kau sematkan di hidupku. -Allamanda Untuk kamu yang kini hanya bisa ku kenang. ...