part 3

3.6K 239 0
                                    

* * *

Pagi kembali menyapa. Suara dari orang yg berlalu lalang didepan diruangan tempatnya dirawat. Membuat gadis cantik  berpipi chuby itu terusik dari mimpi indahnya. Gadis cantik itu mengerjapkan matanya berkali2 dan saat matanya terbuka dg sempurna, pandangan nya terhenti pada sebuket bunga mawar biru yg mulai layu di atas nakas samping ranjang nya. Dg susah payah dia meraih bunga itu. Menghirup aroma khas dari bunga kesukaan nya itu dalam2 dg mata yg terpejam

"Pagi sayang, bagaimana keadaan kamu" prilly tersenyum kearah sang mama yg tengah berjalan kearah nya dan meletakkan bunga itu di samping nya

"Udah lebih baik ma. Oh ya ma, yg ngasih aku bunga mawar biru ini siapa?" Mama vira menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu. Duduk disamping ranjang sang anak dan mengusap puncak kepalanya dg lembut penuh dg kasih sayang.

"Dari salah satu prillvers kali sayang" prilly.. gadis mungil berpipi chuby itu menganggukan kepalanya. Dia memejamkan matanya meraskan kepalanya yg sedikit pening. Banyak nya pekerjaan yg tengah dia kerjakan membuatnya drop yg mengharuskan dia istirahat di rumah sakit untuk beberapa saat.

"Pagi kakak gue yg cantik tapi bawel" sapa seorang remaja tampan sambil membawa boneka doraemon berukuran tidak terlalu besar.

"Emon gue.."pekik prilly dg mata berbinar

"Yaelah kak, adiknya nyapa bukan nya dijawab. Nyesel gue bawain si emon kesini"

"Hehehe siapa suruh lo ngatain gue bawel. Wleeee.." prilly menjulurkan lidahnya yg membuat adik tampan nya memutar bola matanya malas.

"Udah2 kalian ini. Remilo mending kamu ke berangkat sekarang biar ngak telat"

"Hehehe iya mam. Udah ya kak gue berangkat dulu"

Cupp

Remilo mencium kening sang kakak sekilas lalu beralih ke sang mama. Setelah berpamintan remilo pun pergi meninggalkan kamar inap sang kakak untuk pergi ke sekolah.

*

"Lo itu kenapa sih dek sebenarnya"

"Lagi kepikiran soal perjodohan itu aja kak. Emang nya kenapa sih" keyla menghembuskan nafasnya kasar. Rasa nya lelah untuk sekedar membujuk sang adik agar berterus terang dg nya kakaknya sendiri. Dia terlalu keras kepala dan selalu memilih untuk menyimpan semuanya seorang diri dari pada berbagi beban dg orang lain.

Tring

Setelah membaca isi line dari erlan ali segera pamit ke mama dan kakaknya untuk berangkat ke kampus. Dan untuk kesekian kalinya, dimana pun dia berada. keberadaan nya selalu menjadi pusat perhatian. Seperti saat ini, saat baru sampai di area kampus sudah ada beberapa mahasiswi yg bergerombol sambil berbisik2 tentang nya.
Ali hanya diam sambil terus berjalan saat orang2 itu menatapnya dg berbagai pandangan.

Pukk

Ali menghentikan langkah kaki nya. Dia tersenyum saat tahu erlan sahabatnya lah yg tadi menepuk bahunya.

"Kita langsung ke lapangan aja ya. Putra sama abram udah nungguin disana" ali menganggukan kepalanya. Mereka berjalan diiringi obrolan2 kecil. Tak jarang mereka tertawa dan sama sekali tidak memperdulikan semua orang yg tengah memperhatikan mereka.

" Ekhem..."

"Eh ada bang ali sama erlan. Duduk bang, mau minum apa"

Pletak

Abram menjitak kepala putra cukup keras yg membuat laki2 yg suka sekali bercanda itu meringis kesakitan. Dg tanpa dosa nya abram kembali menyibukkan dirinya dg beramain games di iphone nya tanpa memperdulikan putra yg sedang menggerutu tak jelas.

Bidadari Senja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang