terjebak dalam kecanggungan #29

1.8K 166 3
                                    

Jangan lupa vote and coment guys..

*

Pagi ini Prilly sedang duduk diam diranjang rumah sakit dimana ia masih dirawat. Dg mata yg menatap tajam layar datar telivisi yg menggantung ditembok. Benda elektronik itu tengah menyiarkan berita tentang kedekatannya dg  Arshanio Pratama artis pendatang baru yg juga merupakan lawan mainnya di sinetron.

Bukan hal yg mengejutkan untuk nya karena dia sudah beberapa kali digosipkan memiliki hubungan dg beberapa nama aktor muda tampan dan berbakat. Yg pernah satu project dgnya. Dan sudah sering pula ia bantah. Bukan apa2, dia hanya tak ingin menjadi sasaran netizen yg membully nya di social media. Dan dia juga ingin menjaga perasaan seseorang. Entah perasaan siapa yg dia jaga.

Memang tak ada yg tahu jika kini prilly sudah memiliki tunangan. Lebih tepatnya dijodohkan dg anak sahabat kedua orangtua nya. Maka dari itu banyak sekali pihak yg selalu mengkait-kaitkan nya dg sahabat2 prianya. Bahkan diawal2 dia juga sempat digosipkan dg marvel. Sepupu rasa sahabat yg sudah dia anggap seperti kakak kandung nya sendiri.

Prilly sebenarnya sudah teramat sangat lelah dg anggapan orang yg mengatakan nya sering gonta-ganti pacar, kecetilan, suka memberi harapan ke semua orang. Hey apa pernah dia mengatakan jika salah satu dari beberapa artis berwajah tampan yg pernah digosipkan dg nya itu kekasihnya. Prilly rasa tidak...

Huh sudahlah dia juga sih salah, suka sekali mengumbar kebersamaannya dg para sahabat2 prianya itu di social media. Meski sebenarnya dia menganggap itu biasa saja. Susah memang jika jadi orang yg selalu menjadi lagunya Raisa. Serba Salah. Begini salah... Begitu salah. Maunya apa coba...

Tokk..tokk..Tokk

Prilly menoleh kearah pintu. Menatap remilo yg juga sedang menatapnya dg tatapan bertanya. Remilo mengangkat bahunya tak tahu. Bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu.

Sekitar lima menit kemudian remilo masuk dg seseorang yg mungkin tak mau dia temui. Dia...

"Hei prill"suara itu membuat prilly mengedipkan matanya beberapa kali. Setelah sadar dari keterkejutan nya dia menyapa orang itu balik dg senyum kikuk.

Dia Sean Chan Leonardo atau biasa dipanggil schan sepupu nya yg tinggal dibandung. Namun bukan itu yg membuat prilly terkejut, tepat disamping kiri schan ada satu sosok yg tengah menatap nya dg tatapan yg sulit dia artikan. Di tangan kirinya ada sebuah bunga mawar kesukaan nya. Mamar biru...

"Ekemmmm...."orang disamping schan itu langsung mengalihkan pandangan nya begitu juga dg prilly saat mendengar suara itu.

"Tatapan aja terus sampai sukses. Kalian kira gue sama remilo cuma cicak didinding yg cuma bisa diem aja. Nglihatin kalian ckck"schan menggelengkan kepalanya sambil berdecak. Remilo menganggukan kepalanya setuju. Prilly berpura2 melihat televisi. Sementara orang itu mengaruk tengkuknya.

Lagi2 schan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan dua orang yg mungkin saling merindukan. Namun sama2 bingung harus berbuat apa. Dg sengaja schan menyikut perut orang disamping nya. Membuat nya refleks menoleh kearah nya.

"Kenapa?"tanyanya polos

Bukannya menjawab pertanyaan orang itu. Schan justru menarik tangan remilo untuk keluar dari kamar inap prilly. Meninggalkan dua orang yg dilanda kecanggungan.

Tik

Tak

Tik

Takk

Waktu bergulir sudah hampir sepuluh menit namun keduanya masih sama2 bungkam. Saling menatap dalam diam. Seolah mengatakan sesuatu tanpa suara.

"Lo ngapain sih chan, ngajak gue keluar. Kalau ujung2 kita ngintipin dua orang yg mendadak bisu. kek orang ngak ada kerjaan tau ngak"dumel remilo dg sedikit berbisik. Takut orang yg mereka intip mendengar. Kan ngak lucu

Schan menatap remilo sebentar "Hust diem aja deh re, jangan berisik ntar kita ketahuan lagi"

Yg remilo heran. Sejak kapan sepupu nya yg terkenal pendiam dan pemalu itu bisa mengajaknya melakukan hal yg ngak banget. Mengintip... Oh Tuhan

"Kalian ngapain sih"tanya seseorang yg ada dibelakang mereka

"Hust...jangan berisik. Nanti ketahuan"

Orang yg tak lain mama vira itu menggelengkan kepalanya. Sedetik kemudian dia menjewer telinga remilo dan schan bersamaan dan membawanya menjauh dari kamar prilly dirawat.

"Emmm....prill"orang itu mengawali pembicaraan setelah sekian lama mereka bergelung dalam diam

"I...ya"

"Buat lo"menyerahkan sebuket bunga mawar biru yg tadi dia bawa ke prilly.
"Semoga cepat sembuh"prilly menganggukkan kepalanya dg senyum tipis yg menghiasi bibir ranum nya yg kini agak pucat.

"Thanks"

"Sama-sama"balasnya tersenyum manis

Kemudian keduanya terjebak dalam kecanggungan. Benarkan mereka canggung. Bukan kah... Ah itu kan dulu. Dulu sebelum mereka berpisah selama hampir dua tahun.

"Emm..."

Prilly menggigit bibir bawahnya. Berharap orang yg berdiri dihadapannya itu tak mendengar suara rintihan nya. Namun harapan nya salah, orang itu dg refleks menoleh kearah nya. Saat mendengar suara rintihan nya.

"Are you okey?"tanyanya cemas. Benarkah dia cemas

"Apa yg kau ingin kan"suaranya berubah dingin dan ekspresi wajah nya menjadi serius.

"Gu...gu..u...e"

"Katakanlah"potong orang itu dg cepat

"Gue mau ke toilet"orang itu menghembus kan nafasnya lega

"Biar ku bantu"masih sama. Dingin dan menatap nya serius. Namun dia membantu nya bangun dg lembut.

Aneh sih, prilly kan cuma kecapean. Bukan sakit yg serius. Kalau pun tak dibantu dia pasti bisa sendiri. Jangan salahkan prilly dan menganggap prilly cari perhatian. Salahkan saja tangannya yg diinfus yg tak sengaja tersenggol pembatas ranjang.

Ceklek

"Loh pasien nya kemana?"kata suster yg baru saja masuk kedalam kamar prilly

"Lagi ditoilet"suster itu refleks menoleh keasal suara. Setelah tahu siapa orang yg berbicara dia langsung menundukan kepala nya hormat.

"Maaf tuan muda saya tak tahu jika anda ada diruangan ini"

"Hmmm..."obrolan keduanya terputus sampai disitu saat prilly keluar dari dari toilet.

"Biar ku bantu"

Prilly menggelengkan kepalanya "Gue cuma kecapean aja bukan sakit yg gimana2 jadi jangan perlakuin gue kek orang yg sedang sakit keras"

Entah sadar atau tidak ucapan nya barusan membuat satu hati terluka. Prilly yg menyadari itu langsung menatap orang itu dg tatapan bersalah.

"Maaf..."

Laki2 itu menatap prilly sekilas kemudian beralih ke suster yg masih terdiam ditempat nya.

"Suster, lakukanlah apa yg seharusnya anda lakukan"katanya dingin dg ekspresi wajah datar

"Eh, i..ya tuan muda"

Orang itu pergi begitu saja tanpa sedikit pun menoleh kearah prilly yg menatap nya  sendu

"Sus, kenapa anda memanggil dia tuan muda"

"Dia pemilik rumah sakit ini. Dia juga yg membuat tidak ada satupun media tahu perihal apa yg terjadi dg anda kemarin"

"Pantesan ngak ada satupun foto yg tersebar ke media"gumam prilly lalu dia tersadar akan sesuatu.

"Jadi, ali yg bawa saya kesini sus"tanya nya penasaran. Suster itu menautkan alisnya kemudian menganggukan kepalanya bertanda iya.

Jadi kemarin beneran dia orangnya...

"Kenapa mbk"

Prilly menggelengkan kepalanya setelah sadar dari lamunannya.

"Kalau begitu saya permisi dulu"

"Terimakasih sus"suster itu menganggukan kepalanya lalu pergi.

Gue cuma kecapean aja bukan sakit yg  gimana2 jadi jangan perlakuin gue kek orang yg sedang sakit keras.

"Maafin gue li,

Bidadari Senja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang