merasa bersalah #30

1.5K 158 1
                                    

Jangan lupa vote and coment guys 😊

*

"Maafin gue li, maaf untuk kesekian kalinya gue nyakitin lo"

"Gue, gue cuma bingung dg perasaan gue sendiri. Gue takut, rasa yg mulai hilang itu tumbuh lagi. Gue ngak mau li, gue ngak mau punya perasaan itu lagi"

Tanpa prilly sadari ada seseorang yg mendengar semua yg barusan dia katakan. Orang itu menghembuskan nafasnya kasar lalu menormalkan ekspresi nya kemudian masuk kedalam kamar inap prilly.

"Kak"katanya mengalihkan perhatian prilly

"I..ya, kenapa re"remilo duduk disamping kakaknya. Ia tatap mata hazel sang kakak lembut dg senyum yg menghiasi bibirnya.

"Jangan lupakan apa yg tak seharusnya kakak lupakan. Dan jangan hindari apa yg tak selayaknya kakak hindari. Takdir itu terkadang mempermainkan kita dg hal2 yg tak pernah kita duga. Tapi nanti..."remilo menjeda ucapan nya dan mengusap kening kakaknya yg berkerut dg lembut.

"Akan ada kebenaran yg terungkap. Dan pada saat itu tiba, kakak hanya mendapatkan dua pilihan. Melanjutkan atau melepaskan"

"Maksud lo?"tanya prilly tak mengerti dg perkataan remilo yg terkesan ambigu.

Remilo hanya tersenyum "Sudah saatnya minum obat. Minum obat dulu ya, biar cepat sembuh"katanya mengalihkan pembicaraan.

"Jelasin dulu apa maksud ucapan lo tadi?"

"Kan gue udah bilang tadi. Suatu saat nanti lo akan tahu semua nya. Tapi bukan gue yg ngasih tahu"

"Terus?"

Remilo mengangkat bahunya tak tahu.

"Kata2 lo ambigu abis tahu ngak. Gaje.."

"Tapi lo penasaran kan"potong remilo dg kedua alisnya dinaik-turunkan.

"Tengil lo"

"Gue bukan bang ali"prilly diam ketika nama itu disebut. Ingatannya kembali berputar saat dimana dia tak sengaja mengucapkan kata yg mungkin menyakiti perasaannya. Namun sungguh bukan seperti itu maksud prilly. Dia hanya bingung bersikap seperti apa ke orang yg sudah hampir dua tahun tak dia temui. Apalagi ada sedikit masalah yg terjadi sebelum perpisahan itu.

"Kak..."panggil remilo menyadarkan prilly dari lamunannya

"Apa??"sambil melihat kearah remilo

"Gue tadi ngak sengaja denger semua yg lo omongin dan gue juga lihat semua yg terjadi antara lo sama bang ali setelah gue dan schan pergi"

Remilo menghela nafasnya "Lo tahu apa yg buat bang ali tiba2 muncul dihadapan lo"prilly diam membiarkan remilo menyelesaikan ucapannya

"Bang ali dateng kesini, karena desakan dari gue dan schan. Kita cuma mau kalian selesain masalah yg terjadi antara kalian. Tapi ternyata perkiraan kita salah. Lo buat lagi satu kesalahan yg buat bang ali semakin merasa bersalah sama lo. Lo bersikap seolah lo membenci dia, meski sebenarnya ngak gitu"

"Gue tahu semua hal yg terjadi sama lo dan bang ali. Gue juga tahu alasan lo menghindar dari bang ali. Tapi satu hal yg lo tahu, sikap lo selama dua tahun ini buat satu hati tersakiti"

Remilo bangkit dari duduknya lalu pergi begitu saja meninggalkan sang kakak yg mencoba mencerna setiap kata yg baru saja ia katakan.

Maaf

Satu kata yg prilly ucapkan dalam hati. Ia akuin sikapnya selama dua tahun ini salah. Tapi dia juga punya alasan untuk itu.

Waktu terasa semakin berlalu 
Tinggalkan cerita tentang kita 

Akan tiada lagi kini tawamu 
Tuk hapuskan semua sepi di hati 

Ada cerita tentang aku dan dia 
Dan kita bersama saat dulu kala 
Ada cerita tentang masa yang indah 
Saat kita berduka saat kita tertawa

Teringat di saat kita tertawa bersama 
Ceritakan semua tentang kita 

Ada cerita tentang aku dan dia 
Dan kita bersama saat dulu kala 
Ada cerita tentang masa yang indah 
Saat kita berduka saat kita tertawa

"Jangan pernah menyesali apa yg terjadi. Karena semua itu udah yg ngatur"

Ali menghentikan nyanyiannya saat mendengar suara itu. Suara dari seseorang yg cukup dia kenal. Schan sahabat masa kecilnya waktu dibandung sekaligus sepupu dari Prilly Leonardo.

"Gue mau minta maaf karena desakan gue dan remilo lo jadi makin merasa bersalah sama prilly"ali menganggukkan kepalanya dan mengisyaratkan schan untuk duduk.

"Kapan lo balik kebandung?"tanya ali mengalihkan pembicaraan

"Ntar sore"

"Gue ikut"kata ali membuat schan menatap nya tak percaya

"Lo ngak lagi mencoba lari dari kenyataan kan"tuduh schan. Ali terkekeh kecil sambil menggelengkan kepalanya tak habis fikir dg tuduhan schan.

"Gue emang punya niatan pergi kebandung. Mumpung ada lo sekalian gue ikut, mayan lah dapet tumpangan gratis"

"Kelakuan lo bor. Udah mau jadi ceo juga masih aja suka gratisan"

"Hahaha....kalau ada yg gratis ngapain harua bayar"canda ali yg membuat keduanya tertawa.

"Gue masih ngak nyangka ketemu sama o lagi bro. Dunia sempit banget ya"kata schan yg diangguki ali.

Dunia memang sempit, ali bahkan masih tak percaya bisa bertemu dg sahabat kecilnya waktu dibandung. Terlebih lagi dia sepupu dari orang yg cukup dia kenal, remilo dan prilly.

"Udah siang gue harus pergi masih ada urusan. Ntar sore gue kabarin lo kalau mau ke bandung"

"Thanks schan. Tiati dijalan"

"Sip.."

Setelah tubuh schan lenyap dibalik pintu kamar apartement nya. Ali merebahkan tubuhnya keranjang, dg wajah murung.

"Mungkin gue emang harus sejenak pergi dan nggak ketemu lo untuk beberapa saat. Saat nya nanti gue yakin lo pasti akan cari gue dan mutusin untuk melanjutkan semua yg sudah terlanjur terjadi atau menyudahi semua nya"

"Dan apapun keputusan lo nanti. Gue akan coba menerima nya"

Drtttt...

Keyla kak

Lo jadi kebandung kapan

Ntar sore

Balas ali

Tak berselang lama IPhone ali kembali bergetar. Setelah membalas pesan dari kakaknya itu, ali memutuskan untuk tidur.

Bidadari Senja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang